Chapt 27

13 2 2
                                    

Selamat membaca :)
Jangan lupa vote buat bikin semangat. Trimakasihh

***

Setelah mata terbuka Aisya menyesuaikan pandangannya dan menatap kaget orang yang ada di depannya.

Tanpa aba-aba Aisya langsung memeluk orang yang ada didepannya yang sudah tak ia jumpai beberapa bulan ini karena sibuk dengan pekerjaannya.

"Kak, adekmu ini kangen tau" ucapnya manja sambil melepas pelukannya.

Sang kakak tersenyum simpul. Kemudian merubah ekspresinya lagi untuk menjahili sang adik balik.

"Mana ada yang kangen sambutannya gigit tangan kaya gitu" cibir sang kakak dengan muka datar andalannya

"Abisnya ngapain ngagetin" ucapnya memelas memajukan bibirnya

Akhirnya Febri pun mengalah dan diam beberapa detik tawa meledak seketika.

"Kan suprise dek" ucapnya sambil mengacak rambut sang adik.

Febri adalah kakak terbaik yang Aisya punya. Warna kulit sawo matang exotic khas orang indonesia, senyum dan lesung pipi yang menjadi pemanis, tinggi, dingin, seorang dokter muda pula.

Bahkan dulu, saat Aisya masih Smp banyak teman-temannya yang datang ke rumahnya hanya untuk bertemu dengan sang kakak beralasan untuk bekerja kelompok dan hal sepele lainnya.

"Udah ah makan dulu yu. Kakak lapar udah ditunggu sama mama papa" ucapnya mengajak sang adik diangguki.

Keduanya berjalan menuju meja makan dan benar kedua orangtuanya sudah berkumpul disana.

***

Makan malam selesai. Setelahnya mereka semua berkumpul di ruang tv dengan tv yang menampakkan warna hitam saja.

Manusia berbeda generasi tersebut sedang berbicara mengenai banyak hal. Salah satunya mengenai pekerjaan yang dikerjakan oleh kakaknya.

Pembicaraan mengalir kesana kemari.

"Dek tadi laki-laki siapa yang kesini?" tanya sang ayah

Sedangkan yamng ditanya malah asik dengan game yang ada di hpnya.

"Ade bawa laki-laki ke rumah pah?" tanya sang kakak pada Ayahnya dan diangguki oleh sang Ayah

"Cie adek gue udah gede bawa cowo ke rumah" Febri meledek sang adik. Menarik hidungnya hingga s mpunya marah

"Kenalin ke kakak dong. Mau kakak sleksi dulu" ucapnya

"Apaan sih cuma temen adek doang ko yah"

"Yakin temen ga demen?" Yang menjawab bukannya sang ayah malah kak Febri sambil menaik turunkan alisnya

Namun dihiraukan oleh Aisya.

"Bunda kayaknya akrab sama temennya Aisya tadi?" kini sang ayah bertanya pada istrinya

Aisya yang juga penasaran mematikan game di hpnya dan fokus pada jawaban sang mama.

"Ko berenti maennya de?" tanya kak Febri

Sekali lagi Aisya mengabaikan kakaknya dan kembali mendengar penuturan kedua orangtuanya

Namun setelah itu kemudian hidung Aisya ditarik oleh kakaknya hingga Aisya mengaduh kesakitan.

"Kak jangan gangguin adeknya"

"Nyebelin dia ma makin gede"

Mama hanya menatap dengan mata jengah untuk tingkah kedua anaknya itu. Jika jauh saja pasti tidak jauh dari rindu tapi ketika dekat ya seperti layaknya tom and jerry.

Kemudian mama menjawab
"Dia itu Abyan loh pah. Masa papa ga ngenalin?" Jawabnya dengan memberikan pertanyaan juga.

Selanjutnya keheningan terjadi. Papa memikirkannya namun tak mendapatkan jawaban itu hingga mengangkat kedua bahunya pertanda tidak tahu.

"Ih papa masa lupa. Itu dia anaknya Ina sahabat mama waktu mama Smp itu loh, terus suaminya itu rekan bisnis papa pa Rizky"

"Oh itu Abyan ya alloh udah besar dia yah"

"Yaudah kalo gitu de besok kamu ajak dia makan malam disini yah sekalian sama orang tuanya juga hitung-hitung kita reuni orang tua. Hha" lanjut papa


Part ini pendek ya temen-temenn
Jangan lupa vote💙

Perjalanan Takdir✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang