Chapt 21

25 3 0
                                    

Selamat membaca
Tidak lupa untuk mengingatkan tinggalkan jejaknya ya😆❤

***

Keesokan harinya

"Hoey Sya ngelamun aja"

"Innalillahi kamu ngagetin aja Fat"

Fatimah hanya nyengir kuda menunjukkan deretan gigi putihnya sambil berkata
"abisnya diliatin dari jauh udah ngelamun aja. Ada apa hm?" tanya Fatimah

"Ah tidak perasaanmu saja kali" ucapnya mengabaikan pertanyaan Fatimah dan Fatimah hanya mengedikan bahunya tanda acuh

"Naya mana tumben dia ga ada. Biasanya kalo urusan perut dia paling cepet" tanya Fatimah celingukan mencari kehadiran Naya

Tiba-tiba datang suara dari belakang dengan senyum bangganya

"Kenapa kamu rindu ya sama aku" ucapnya merajuk sambil menoel dagu Fatimah dan sikap Aisya hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Naya yang berubah-ubah.

Kemudia

"Udah pesen belum?" tanya Naya tak ada yang menjawab karena sibuk dengan pemikirannya masing-masih hingga keadaan hening

"Udah pesen?" tanyanya lagi masih tak ada yang mengubris

Sttt "udah pesen?" Masih tak ada pergerakan dari mereka. Hingga akhirnya

BRAK
Seisi kantin memfokuskan matanya ke arah gebrakan begitupun pemilik bangku yaitu Fatimah dan Aisya.

Kalian taukan siapa yang menggebrak? Ya Naya. Dia menggebrak meja karena merasa kesal tak ada yang mengubris saat dirinya sibuk bertanya. Fatimah meminta maaf kepada semua penghuni kantin dan Aisya menyuruh Naya meminta maaf juga.

"Kamu kenapa sih Nayy?" tanya Aisya lembut

"Iya kamu kenapa sih?" tanya Fatimah juga

"Kamu kenapa sih?" Ucap Naya menirukan gaya bicara Aisya dan Fatimah dengan agak alay dengan memainkan bibirnya "harusnya aku yang tanya sama kalian. Aku tanya gaada yang jawab. Itu ga sekali loh. Jadi jangan nyalahin aku kalo bangku ini rusak. Itu semua karena kalian berdua" lanjutnya tersulut emosi

Hening
Tak ada yang merespon
Bwahahahahhaaaa

Tawa menggema dimeja pojok kanan. Sedangkan Naya celingukan mendengar keduanya tertawa sambil memegang dahi Fatimah juga Aisya. Setelah memastikan dia berguman tidak panas

"kalian ga sakit kan?" tanya Naya memastikan keadaan mereka yang aneh

Hahahaaa
Tawa masih terdengar agak meringis sih sebenernya takut terjadi apa-apa dengan mereka

"Ish kalian kenapa sih?" tanya Naya jengkel dengan tingkah sahabatnya itu

"Adududu Sya udah Sya aku capek. Hahahhaha"
Jeda sepeekian detik "abisnya kamu kalo lagi ngomel mirip mak ijah tau ga lucu banget" ujar Fatimah masih diiringi tawanya

"tau tuh. Ngomel gapake titik ketabrak bebek baru tau rasa kamu. Hahahahaa" lanjut Aisya

"Au ah gue kesel sama kalian mending aku pesen aja sendiri daripada ngeladenin kalian berdua. Gajelas" ucapnya melenggang pergi meninggalkan dua orang yang masih mempertahankan tawanya

"Nay nay titip dongg" ucap Aisya dan Fatimah

Tak digubris oleh Naya namun Naya kembali diam dan membalikan arah tepat pada kedua manik mata temannya sambil berkata "BODO AMAT!"

hahahahaa

***

Disisi lain ada seorang pria yang memperhatikan mereka setelah insiden gebrakan meja. Iris matanya tak henti-henti menatap lekat wajah itu. Tawa bahagia wanita itu menjadi kebahagiaan tersendiri pula untuknya saat ini.

Sampai dia tersadar dan mengucap istigfar sambil mengelus wajahnya kasar "Astagfirulloh"

Kemudian ia berniat kembali ke kelas dan melewati meja itu. Tapi sialnya sang mpunya meja menyadari adanya sosok yang dia kenal

"Byan" ucap seseorang menghentikan pergerakannya dan memutuskan untuk berhenti

"Ya?" sambil menaikan satu dudut alisnya keatas

"Ini" ucapnya sambil memberikan beberapa lembar uang

Dia nampak berfikir dan sang mpunya mengerti kebingungannya

"Ini uang buat ganti uang yang kepake sama aku kemaren di gramed" ucapnya sambil memberikan uang itu

"Ohh gausah Sya gapapa aku ikhlas ko" Byan menolaknya

"Byan, seperti yang udah aku katakan juga kemaren aku ga nerima penolakan. Udah inii ambil" Ucapnya tegas dan mau tidak mau Byan menerima uang itu dan mengucapkan terimakasih dan melenggang pergi dari hadapan wanitaambi sambil tersenyum simpul.

"Manis"

***

Aisya duduk kembali.

"Maaf Fat" ucapnya

"Loh" Fatimah kebingungan "kenapa emang?" Lanjutnya

Fatimah kembali tersadar dan tau maksud yamg disampaikan sahabatnya itu

"Ah kamu itu Sya gapapa kali lagiankan aku sama dia udah damai. Dan Alhmdulillah aku sudah bisa melupakannya dan aku sudah menganggapnya seperti sahabatku kembali. Jadi kamu gausah khawatir kamu bebas kalo mau berteman sama siapa aja, jangan sungkan kayak gitu ah. Kalo kamu sama dia juga aku setuju" jawab panjang Fatimah dan menampilkan puppy eyyesnya diakhir kalimat yang dia lontarkan

Aisya mencerna ucapan terakhir Fatimah kemudian tersadar dengan ucapan terakhirnya.
"Ah Fatimahhh. Kamu berlebihan. Mana ada" Aisya mengelak tapi di dalam hatinya ia merasa beban yang selama ini difikirkannya terjawab sudah.

Terimakasih sudah membaca cerita saya💙
Vote dan komen dari kalian sangat dinantii😙

Perjalanan Takdir✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang