Chapt 3

45 10 2
                                    

Selamat membaca semoga suka:)

***

Mentari tersenyum menampakan sinarnya yang sangat indah berbeda dengan satu gadis ini yang masih bergelut dengan selimutnya.

Tak lain dan tak bukan siapa lagi kalau bukan Aisya.

Hari ini hari MOPD terakhirnya, setelah melewat berbagai macam peristiwa untuk bisa masuk ke sekolah favorit itu. meski dengan paksaan dari sang ayah dia tetap melaksanakan kewajibannya sebagai anak yang patuh juga sebagai siswa yang rajin.

Jam menunjukkan pukul 6.00 bukannya Aisya tidak melaksanakan sholat subuh melainkan ia melanjutkan tidurnya setelah itu. Semalam ia tak bisa tidur.  Dia tertidur setelah pukul 2pagi.

Kebiasaan Aisya sejak baru-baru ini adalah selalu membaca novel di malam hari sampai-sampai dia sanggup begadang hanya untuk membaca novel di aplikasi handphone canggihnya, dan beginilah jadinya kalau anak itu begadang.

"Nak bangun yuk udah mau jam 6 tuh nanti kamu telat lagi sekolahnya" Mama wati mencoba membangunkan anaknya.

Namun nihil tak ada respon sedikitpun dari orang yang dibangunkannya. Malah dia semakin mencari posisi yang enak dalam tidurnya.

"Nak" suara itu menginstrupsi lagi
Ada pergerakan namun hanya dibalas deheman kemudian mengangkan kelima jarinya. Mungkin maksudnya 5 menit lagi kali ya (ucap author 😂)

Tap tap tap
Derap langkah terdengar mendekati ibunya. Sambil mengangkat kedua alisnya seakan-akan bertanya dan di balas gelengan oleh ibunya.

"Yaudah mah biar febri aja" sang kakak mulai menintrupsi sang mama
"Kalo gitu mama tunggu dibawah. Kalian berdua cepetan yah bangunin itu adik kamunya yang bener kak" instrupsi sang mama dijawab acungan jempol sang kakak.

Setelah mamanya melenggang keluar. Fikiran jail mulai berkeliaran di kepala sang kakak.

Ditariknya hidung sang adik hingga dia terbangun dan menjerit sejadi-jadinya.

"Arggggh kak sakit tau apaan sih ga lucu" kesal sang adik

Pletak
"Abisnya kamu sih dek dibangunin sama mama susah banget yaudah deh kakak yang turun tangan" jeda beberapa detik "cepetan mandi abis itu sarapan udah ditungguin tuh sama mama dibawah" ujar sang kakak

Dijawabnya anggukan oleh sang adik
"Makanya kalo malem itu tidur bukan malah baca novel gitu kakak rusakin hpnya baru tau rasa" dilanjutkannya berbicara sambil melenggang keluar kamar.

Aisya jalan gontai menuju kamar mandi dan bersip untuk melaksanakan MOPD terakhirnya.
.
.

Disebuah lapangan luas terdapat beratus-ratus siswa tengah berkumpul. Karena hari ini adalah hari terakhir jadi mereka semua dikumpulkan menjadi satu.

Berbeda dengan hari biasanya yang hanya dikumpulkan dalam satu kelompok. Dan benar hari ini hari penutupan MOPD.

Suara riuh terdengar dimana-mana. Saat seseorang yang tak lain adalah ketua Osis SMAN 33 Bandung naik ke atas podium mengintrupsi semuanya untuk diam.

"Assalamualaikum wr.wb" ucap sang ketua osis dijawab serempak oleh semua yang hadir disana
"Waalaikumsalam wr.wb"

"Oke jadi langsung saja, hari ini hari terakhir kita pengenalan sekolah dan besok kalian semua sudah resmi menjadi murid di SMA ini. Saya harap kalian bisa menjaga sikapnya baik di dalam maupun diluar. Dan satu lagi untuk besok kalian sudah dibolehkan untuk memakai seragam sekolah kita. Mengerti?" Tanya Alif Afrian Janendra sang ketua osis.

Semua yang hadir apalagi siswi putri melongo mendengar penuturan Alif dan kebisingan terjadi

"Nikmat Tuhan manakah yang engkau dustakan?" Seru siswi yang berada di sebelah Aisya

"Nabi Yusuf turun kebumi kah?" Sahut siswi yang lain

Alay banget mereka, batin Aisya
Berbeda dengan Aisya dia hanya dia menunduk mendengarkan penuturan itu karena orang yang memergokinya di toilet dalah sang ketua osis itu sendiri.

"Nay kenapa kita depan banget?" tanya Aisya pada temannya dengan berbisik

"Emangnya kenapa sih Sya?" Naya menanyainya balik

"Lo ga inget apa itukan dia yang mergokin kita!" Geram Aisya

"Yailah sya dulu aja aku yang takut kamu so tegar sekarang kamu yang takut berhadapan sama dia" kekehan kecil terdengar ditelinga Aisya

"Lagian yang lain juga alay banget biasa aja kali harusnya" hening Naya tak mengubris perkataan Aisya lagi karena dia tahu kalau dilanjutkan tidak akan pernah selesai.

Terimakasih telah membaca, votenya jangan lupa ya💙

Perjalanan Takdir✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang