Selamat membaca:)
Jangan lupa vote yaa biar makin semangat hehee***
Setelah kepergian Alif satu bulan lamanya semua berjalan seperti biasanya. Aisya disibukkan dengan kegiatannya di sekolah. Mengikuti organisasi Rohis yang sekarang langsung dipimpin oleh Abyan dan Aisya sendiri terpilih sebagai sekertaris Rohis.
Abyan semakin gencar mendekati Aisya. Dia selalu saja ada alasan untuk bisa berdekatan dengan Aisya. Tapi Aisya tak risih sama sekali karena sudah menganggap Abyan sahabatnya sama dengan Fatimah juga Naya.
Seperti saat ini mereka berempat sedang berada di kantin karena waktu telah menunjukkan waktu istirahat. Kebetulan hari ini Abyan ikut bergabung dengan Aisya dan teman-temannya.
Ketika mereka menyantap makanan seseorang datang menepuk pundak Abyan dengan kasar.
"Woy"
Suara itu membuat semua org terkaget-kaget apalagi Abyan.
Uhuk uhuk
Aisya dengan refleks menyodorkan minum di depan Abyan. Abyan sempat diam beberapa detik hingga tak lama minuman itu mengalir ke tenggorokannya.
"Dateng-dateng bukannya salam malah ngagetin anak orang. Ck" cibir Naya
"Sorry byan gue ga sengaja" lirihnya sambil mendudukan bokongnya dan berhenti tertawa
"Yaudah gapapa. Kenapa?" tanyanya
"Andre gaada. Gue ikut makan dimeja ini yah. Soalnya yang lain tempatnya penuh lagian lo duduk ga ajak-ajak" alibinya
"Yaudah duduk aja. tuh samping Naya kosong"
Merasa ada yang menyebut namanya Naya mendongakkan kepalanya.
"Enak aja. Fat aku pindah kesana. Kamu geser kesini cepet" perintah Naya pada Fatimah namun ditolak oleh Fatimah
"Engga, enak aja pw aku" dan Nayapun hanya bisa memaksa hingga Fatimah kalah
"Yaudah deh iya iya aku ngalah. Duduk aja Suf" ucapnya sambil menggeserkan badannya.
***
Pelajaran telah selesai semua kembali ke rumah masing-masing. Seperti saat ini Aisya ia hendak untuk pulang namun langkahnya terhenti oleh Abyan.
"Pulang bareng aku aja Sya. Aku bawa mobil" ajak Abyan
"Engak, aku naek ojol aja" sambil berjalan santai dia menjawab
"Ayolah Sya kita ga berdua ko. Aku juga ajak Fatimah tadi" "tuh anaknya"
Saat kepergian Alif kini Abyan sering memakai mobilnya untuk pulang pergi ke sekolah.
"Yuk Sya lumayan hemat uang jajan" ucap Fatimah sambil pergi menuju parkiran.
***
"Kita anterin Fatimah dulu ya baru abis itu kamu" ucap Abyan sambil menancapkan gasnya
"Abyan itu sebenernya bodoh apa gimana sih. Ngajak aku pulang bareng abis itu ngajak Fatimah lagi. Kan aku gaenak sama dia kalo gini. Takutnya Fatimah mikir yang engga-engga lagi" batin Aisya
Memang cinta bisa melupakan segalanya. Masa lalu yang membuat dia sakitpun kini ia terima dengan senang hati dan kini dia memilih untuk diam dan memandam rasa itu sendiri. Demi sahabat. Demi orang yang dia sayang. Semua bisa dilakukan.
Benar kata orang. Cinta itu buta, cinta itu tuli, cinta tak memandang dari sudut mana kita merasakan sakit hati. Suka duka dilewati.
Tapi ingat. Jangan sampai kita memiliki cinta yang berlebihan terhadap makhluk ciptaan-Nya. Karena apa? Karena Alloh maha pencemburu. Bisa saja orang yang dulu kita puja-puja berbalik malah menyakiti kita baik itu secara langsung mapun tidak. Semua kembali pada takdir sang Illahi maha pembolak-balik hati.
***
Setelah mengantarkan Fatimah ke rumahnya kini Abyan berangkat mengantarkan Aisya ke rumahnya.
Sesampainya dirumah.
Pintu pagar terbuka. Nampak seorang wanita paru baya baru saja akan keluar.
"Assalamualaikum ma" ucap Aisya sambil mencium punggung tangan wanita itu yang tak lain adalah ibunya diikuti Abyan dibelakangnya.
"Waalaikumsalam. Loh ini Abyan bukan" tanya mamanya memastikan. Aisya menyatukan alisnya pertanda bingung
"Iya tante aku Abyan" jawabnya
"Loh kamu satu sekolah sama anak tante toh? Tante kira kalian beda sekolah"
"Emangnya Aisya ini anak tante ya tan?" tanya abyan balik
"Iya ini Aisya anak tante Byan"
"Byan baru tau tante" jawabnya dengan nyengir kuda
"Mama sama Byan ko saling kenal?" tanya Aisya
"Iya dong, udah nanti mama jelasin sekarang kalian masuk dulu yuk. Byan kamu mampir dulu yuk" ajaknya
"Iya tante makasih"
Ketiganyapun melenggang pergi masuk ke dalam rumah. Sederhana namun didalamnya nampak kehangatan dan sejuk ketika memandang banyak tanaman. Terdapat banyak foto keluarga yang menempel disana. Hangat. Fikir Abyan.
Sesampainya di dalam Aisya pamit berganti pakaian sedangkan Abyan duduk di kursi ruang tengah dengan ibunya Aisya sambil menikmati secangkir minuman yang sudah tadi siapkan.
***
Waktu menunjukkan pukul setengah 5 sore. Setelah banyak melewati pembicaraan Abyan akhirnya pamit pulang.
"Hm tante kayanya udah sore aku pamit pulang dulu ya tan" pamitnya
"Loh mau pamit aja ga sekalian makan malam di rumah tante?" tanyanya
"Ah tidak usah tante takut merepotkan lain kali saja"
"Tante tidak merasa direpotkan ko. Hayu tunggu aja" tawarnya
"Lain kali saja tante" elaknya dengan memberikan senyuman terbaiknya
"Baiklah kalo gitu. Ayo tante anterin ke depan"
Sesampainya di depan rumah tak lama ada laki-laki paru baya juga yang memakai setelan kantor sepertinya baru pulang bekerja. Abyan tersenyum kepadanya dan kemudian pamit kembali.
"Mari om, tante, Sya duluan. Assalamualaikum"
"Iya waalaikumsalam" ucap kedua orangtua diikuti Aisya "makasih" ucapnya singkat
***
Tok tok tok
Suara pintu digedor keras dari luar tetapi tidak ada sahutan dari dalam kamar. Laki-laki itu masuk ke dalam kamar adiknya dan mendapatkan sebuah ide menjahili adik satu-satunya itu.
Laki-laki itu persisi di belakang sang adik. Menutup mata sang adik dengan kedua tangannya.
"Aaaahhh papa tolonggg" teriaknya dari dalam kamar
Disudut lain. Orang yang disebut papa itu terlonjak kaget pasalnya ia mendengar anak perempuannya berteriak dan hendak mencari sumber suara itu namun dihentikan oleh istrinya.
"Gausah pa, biarin aja. Itu paling kerjaan si kakak ngerjain adeknya" akhirnya sang papa duduk kembali dengan tersenyum
"Anak papa jail" ucapnya dalam hati dan menarik kedua sudut bibirnya tersenyum bangga.
*Back ke kamar
"Ini siapa sih? Woy lepasin astagfirulloh" ucapnya bermonolog
Ide muncul difikiran si adik.
Dia gigit tangan yang menempel dimatanya. Sehingga orang itupun meringis kesakitan.Setelah mata terbuka Aisya menyesuaikan pandangannya dan menatap kaget orang yang ada di depannya.
Terimakasih sudah membaca:)
Janga lupa vote ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Perjalanan Takdir✔
Teen FictionLantunan ayat suci, suara adzan yang menggema begitu menggetarkan hati dan jiwa. Untuk pertamakalinya itu yang dirasakan Aisya. #Abyan Kakak tingkat yang ramah dan sangat dekat dengan Aisya. Sehingga pertemanan antara keduanya mustahil kalau salah s...