Part 24

1.1K 116 28
                                    

Fajar membuka matanya. Ia melihat ke arah ibu dan ayahnya yang tidur di sofa. Ia lalu melihat jam di dinding yang menunjukan pukul 11 malam. Tidak biasanya ia bangun jam segini.

Tadi ia tidur lebih cepat dari biasa. Setelah menjalani terapi, ia merasa sangat lelah dan mengantuk. Maka selepas sholat isya, ia langsung tidur. Sekarang matanya jadi segar. Dan ia bingung harus melakukan apa. Tapi...memangnya apa yang bisa ia lakukan? Biasanya, ia hanya mengisi waktu dengan membaca buku, menonton tv, mengaji, berdzikir, atau mengobrol dengan orang tuanya. Kadang ia minta di antar ke ruangan temannya yang merupakan pasien kanker juga. Tapi ini sudah malam. Ia tidak punya banyak pilihan selain diam dan lanjut membaca novel yang kemarin baru beberapa lembar ia buka.

Matanya tak sengaja ke arah meja. Bertemu dengan handphonenya yang sudah sangat lama tidak ia buka. Ia memang sengaja mengabaikannya. Ia ingin fokus. Dan juga ia merasa tidak yakin berbagi keadaannya selama disini di sosial media. Ia tidak mau orang-orang melihatnya dalam kondisi seperti sekarang. Rambutnya sudah akan habis. Tubuhnya kurus kering. Orang-orang hanya akan semakin mengasihaninya.

Tapi khusus malam ini, sepertinya ia akan melupakan itu. Ia ambil handphonenya lalu menyalakannya. Dan begitu menyala, puluhan pesan whatsapp berdatangan. Ratusan notifikasi dari instagtamnya juga langsung muncul. Ia membukanya satu persatu dan rupanya teman-temannya yang mengiriminya pesan. Mereka bertanya kabarnya, bagaimana pengobatannya, bagaimana kabar orang tuanya, apakah semua berjalan baik dan masih banyak lagi. Hanya pesan dari Kevin yang terdengar tidak begitu penting. Ada lima pesan.

Jar, sepi gak ada lu.

Jombang nyebelin banget sumpah!

Woy

Jar

Jombang udah gila nih Jar gara-gara cewek

Fajar tersenyum kecil meski setelahnya ia harus meringis pelan. Dua hari lalu ia baru menjalani operasi kecil dibagian lambung. Penyakitnya memang sudah makin kurang ajar dan menyebar kemana-mana. Jadi selama dua hari ini, ia tidak bisa tertawa sepuasnya karena setelahnya perutnya akan terasa nyeri.

Kemudian ia lanjutkan dengan membuka instagram. Dan inilah yang sepertinya akan menghabiskan banyak waktu. Banyak sekali pesan dan komentar yang masuk. Setelah dicek, rupanya ada beberapa postingan teman-temannya yang menandainya. Fajar membukanya. Ia tertarik dengan postingan Rian.

Semangat, Fajar.

Begitu bunyi captionnya. Rian memposting fotonya bersama Ginting dan Rani bulan lalu saat mereka menjenguknya di Singapura. Fajar melihat komentar-komentar dibawahnya. Banyak sekali yang mendoakannya dan terkejut melihat penampilannya. Fajar jadi penasaran, bagaimana kalau ia meninggalkan komentar juga? Setidaknya itu bisa menenangkan kekhawatiran orang-orang.

Dengan pelan ia pun mengetikkan sesuatu di kolom komentar.

Gini aja gue tetep ganteng,hehe

1 menit...

2 menit...

3 menit...

Dan...Boom! Balasan dikomentarnya langsung masuk. Awalnya hanya beberapa, tapi kemudian terus bertambah hingga mencapai ratusan.

Ini beneran aa'??

Demi apa?

Fajar?

Fajar beneran, kan?

Ya ampun. Aa' apa kabar?

Kangen Fajarrrr

Kangennnnnn

Fajar pengobatannya gimana?

Kok udah gak pernah update lagi?

TIMETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang