-01-

9.6K 584 21
                                    

3 bulan yang lalu....

Seorang gadis bermata sipit dan tajam itu tengah berjalan di koridor kampus dengan tempo yang teratur. Tidak terkesan lambat juga tidak terlampau cepat. Rambutnya yang ia kuncir tinggi itu membuatnya ikut bergerak kesana-kemari menyesuaikan langkahnya.

Kedua tangannya ia lipat di dada, membuat dirinya terlihat semakin dingin dan angkuh. Tatapannya datar dan lurus ke depan. Bahkan jika ia berpapasan dengan orang lain di depannya, ia tidak mau menyingkir atau menghindar. Biarlah orang-orang itu saja yang bergeser dan memberi jalan untuknya, pikirnya dalam hati.

Karena gue Yeji, dan gue ngga mau kalah dari siapapun!

Sampai tiba di sebuah belokan, gadis yang bernama Yeji itu terpaksa harus menghentikan langkahnya karena berpapasan dengan seorang pemuda yang juga berhenti di hadapannya. Rupanya pemuda yang sedang fokus memandangai ponselnya itu juga terkejut sampai menghentikan langkahnya karena ia merasa ada orang lain yang berdiri di depannya.

Pemuda itu mengangkat kepala, menatap gadis itu bingung. Ia mengerutkan dahi.

Kenapa ni cewek?

Sementara Yeji semakin melayangkan tatapan tajam kepada pemuda itu. Ia kesal, kenapa pemuda itu malah berdiri di depannya.

Keduanya memikirkan hal yang sama.

"Oh, lo mau jalan duluan? Silahkan," ucap pemuda itu akhirnya.

Namun Yeji tidak kunjung melangkah pergi. Malah semakin melemparkan tatapan tajam kepada pemuda itu. Ya, tentu saja karena si pemuda tidak kunjung memberi jalan untuknya dan tetap berdiri di hadapannya. Itu saja.

"Kalau gitu, minggir! Lo ngehalangin jalan gue."

Pemuda itu mengernyit, "hah, ngehalangin?"

Lantas pemuda yang mengenakan topi terbalik itu langsung memperhatikan sekitar, "gue rasa jalanan masih luas,"

"Emang, makanya lo bisa minggir kan?!" kekeh Yeji.

"Kenapa harus gue yang minggir?" balas pemuda itu setengah heran.

Yeji menghembuskan napasnya kasar, "lo bilang jalanan masih luas 'kan? Terus kenapa ngga minggir aja?"

Pemuda itu semakin mengernyit. Tidak mengerti tentang apa yang sebenarnya di pikirkan gadis itu. Namun di detik berikutnya, ia akhirnya memilih untuk bergeser ke samping. Memberi jalan untuk gadis itu. Mengalah lebih baik, pikirnya.

"Oke, fine. Silahkan...,"

Yeji memandang sinis sekilas, sebelum akhirnya ia kembali melanjutkan langkahnya setelah pemuda itu menepi.

"Astaga, kenapa sih tuh cewek? Aneh banget," gumam pemuda itu begitu sang gadis sudah melewatinya. Untuk beberapa lama ia hanya memandang bingung kearah punggung gadis yang semakin menjauh itu.

Yeonjun, pemuda itu menggelengkan kepala lalu menggendikan bahu. Ia berpikir, mungkin gadis itu sedang dalam masa sensitifnya sampai melakukan hal yang tidak jelas seperti tadi. Kemudian ia akhirnya memilih untuk tidak memikirkannya lagi dan kembali melanjutkan langkah.

°

°

°

°

"Iya, iya, sebentar lagi gue kesana..."

"..."

"Tunggu aja, gue lagi ada di minimarket!"

"..."

"Hm, nanti  gue beliin. Bawel!..."

"..."

𝐿𝑜𝓋𝑒 𝐼𝓈 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang