Yeji terus menangis di depan ruangan Yeonjun. Saat ini Yeonjun sedang di tangani oleh dokter di dalam sana. Rasa takut dalam dirinya itu semakin membesar, pasalnya tadi pemuda itu banyak sekali mengeluarkan darah dari perutnya. Ia tidak pernah melihat cairan berwarna merah sebanyak itu selama hidupnya, tapi sekarang kedua tangannya bahkan sudah merasakan di lumuri oleh darah yang kental dan pekat.
Ia menundukan kepalanya. Kedua kaki dan tangannya terus bergerak. Ia gelisah dan ketakutan menunggu Yeonjun yang ada di dalam sana. Sudah hampir tiga puluh menit tapi belum ada satu orang pun yang keluar dari ruangan tersebut untuk memberitahukan bagaimana kondisi Yeonjun padanya.
Yeonjun, tolong tahan... Gue mohon...
"Yeji?"
Yeji menolehkan kepalanya kearah sumber suara. Dan di detik itu juga Yeji langsung bangkit dari tempatnya dan berlari menghampiri kakak ipar Yeonjun, yang datang bersama kedua kakak kandung Yeonjun. Karena memang orang pertama yang Yeji hubungi adalah Rose.
"Kak Rose!" Yeji langsung berhambur memeluk Rose. Tangisannya semakin pecah sehingga membuat Rose, Taehyung dan Jin menjadi lebih panik.
"Yeji, gimana keadaan Yeonjun?" Rose menepuk punggung Yeji. Menenangkan gadis itu meskipun dirinya sendiri tengah panik.
Yeji menggelengkan kepala, "Yeonjun masih di dalem, kak. Ini semua salah aku, kak. Maaf, hikssss——
Tapi sejurus kemudian, pintu ruangan Yeonjun terbuka. Menampilkan sang dokter dan beberapa perawat lainnya keluar dari ruangan tersebut.
Bergegas Jin dan Taehyung mengambil langkah besar menghampiri.
"Dokter gimana keadaan adik saya?" tanya Jin cemas.
Yeji yang semula memeluk Rose perlahan melepaskan diri dan mengalihkan seluruh antensinya pada dokter tersebut sembari mengusap kasar kedua pipi basahnya yang masih saja di aliri oleh cairan bening miliknya itu.
"Pasien mengalami pendarahan hebat, tapi syukurlah sekarang keadaannya sudah semakin stabil, kita tunggu aja sampai pasien siuman, dan kami akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut."
Semua yang ada di sana menganggukan kepala mereka mengerti dengan apa yang di jelaskan oleh dokter itu.
"Kami boleh liat ke dalem, dokter?" tanya Taehyung penuh harap.
Dokter pun menganguk sekali. "Silahkan, tapi kalau pasien tiba-tiba sadar segera kabari kami."
"Baik. Makasih, dokter."
Dokter pun beringsut pergi dari hadapan mereka. Selanjutnya seperti apa yang di sampaikan dokter, mereka semua masuk ke dalam ruangan Yeonjun.
Rose menoleh ke belakang karena menyadari kalau Yeji masih bertahan dan tidak kunjung melangkahkan kakinya untuk ikut ke dalam, sementara Jin dan Taehyung sudah masuk terlebih dahulu.
"Kenapa, Yeji?"
Yeji menatap Rose ragu, "a— aku boleh ikut ke dalem, kak?"
Rose langsung terkekeh mendengar pertanyaan itu, "kamu ngomong apa sih? Ya boleh lah... Emang siapa yang ngelarang kamu?"
Yeji tersenyum tipis lalu melangkahkan kakinya menyusul Rose yang menunggunya di depan pintu.
Di dalam ruangan itu, mereka melihat Yeonjun tengah berbaring tenang dan sudah mengenakan pakaian rumah sakit lengkap. Di lihatnya oleh mereka perban yang melilit bagian perutnya karena bajunya sengaja di lipat keatas.
"Sekali lagi aku minta maaf, kak," Yeji tiba-tiba membungkukan badannya 90 derajat kepada ketiga orang yang ada di sana. Ia merasa menyesal karena dirinya, Yeonjun menjadi seperti ini.