-09-

3K 376 10
                                    

Kai memarkirkan mobilnya di depan sebuah cafe. Hari libur ini, entah ada acara apa tiba-tiba saja Yuna mengajaknya makan siang bersama di cafe ini.

Dengan semangat ia masuk ke dalam cafe dan mencari dimana keberadaan Yuna berada. Terakhir kali gadis itu memberinya pesan bahwa dirinya telah sampai di cafe ini.

Hingga akhirnya kedua matanya menangkap sosok gadis yang ia cari tengah duduk di salah satu meja. Namun senyum Kai yang sejak tadi mengembang, peralahan luntur lantaran Yuna tidak sedang sendirian disana, melainkan dengan seorang pemuda yang ia yakini bahwa itu adalah kekasihnya yang bernama, Jeongin. Meski belum pernah bertemu secara langsung, ia pernah di tunjukan oleh Yuna foto kekasihnya itu.

Entah mengapa semangatnya tiba-tiba hilang begitu saja. Jujur, sebenarnya ia tidak pernah berharap akan bertemu dengan kekasihnya Yuna. Karena ia pasti akan cemburu melihatnya.

Jadi kita ngga cuman berdua ya?

"Kai!!"

Suara panggilan itu berhasil membangunkan Kai dari lamunannya. Ia melihat Yuna melambaikan tangan ke arahnya. Menyuruhnya agar cepat-cepat menghampiri.

Kai pun mengangguk lalu berjalan kearah meja dimana disana Yuna dan Jeongin sudah berdiri untuk menyambutnya.

"Eh, maafin gue udah buat kalian nunggu. Jalanan macet banget tadi." ucap Kai sambil memegangi tengkuknya.

"Iya, ngga apa-apa. Kita berdua juga baru sampe kok." jawab Yuna. Kemudian gadis itu memperkenalkan Kai pada kekasihnya.

"Jeongin, kenalin dia sahabat kecil aku, Hueningkai. Dan Kai, dia pacar gue, Jeongin."

Jeongin tersenyum lalu mengulurkan tangannya. "Hallo, Kai. Yuna sering ceritain lo ke gue. Salam kenal."

Kai pun menerima uluran tangan itu hangat. "Yuna juga sering ceritain tentang lo sama gue. Salam kenal juga, Jeongin."

Akhirnya ketiganya kembali duduk. Yuna memesankan makanan untuk mereka.

"Kalian tau ngga, sebenernya udah lama gue pengen ketemuin kalian. Cuman kalian berdua suka sibuk dan ngga pernah ada kesempatan buat gue." ucap Yuna sembari menyantap makanannya.

Kai hanya tersenyum sementara Jeongin langsung mengelus pipi kekasihnya itu lembut. "Maafin aku. Tapi akhirnya sekarang kita bisa ketemu juga kan?" lalu menoleh Kai, "bener kan Kai?"

Kai tersenyum kembali, "iya. Mungkin hari ini emang saat yang tepat buat kita ketemu."

Walau sebenarnya gue ngga pengen.

"Yaa bener. Makanya, begitu ada kesempatan gue langsung rencanain ini semua. Makan siang bareng bukan ide yang buruk kan? Kapan lagi ada kesempatan kaya ini coba." ucap Yuna antusias.

Saat mereka tengah asik mengobrol, tiba-tiba ponsel Jeongin berbunyi. Ia pun bergegas menerimanya.

"Sebentar ya?" pamitnya pada Yuna dan Kai. Lalu segera menaruh ponselnya di depan telinga.

Yuna yang melihat itu sedikit was-was. Ia takut jika Kai harus mengakhiri acara makan siang ini karena mendapat telepon itu.

Dasar telepon sialan, ganggu!

"Hallo? ----- iya. ----- euh, gimana ya? ----- okedeh kalau gitu ------"

Jeongin pun menutup panggilan itu. Lalu menoleh kepada kekasihnya dengan tatapan yang sudah sering Yuna lihat. Yaitu tatapan menyesal dan merasa bersalah.

"Kenapa?!" belum juga Jeongin berbicara, Yuna sudah terlebih dahulu mengumpat.

"Euh, maafin aku Yuna. Sepertinya aku harus ketemu sama temenku. Dia---"

𝐿𝑜𝓋𝑒 𝐼𝓈 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang