Dug
"Aduh!"
Ryujin meringis saat punggungnya tertabrak oleh beberapa orang gadis yang kini berlari kearah Beomgyu yang kini tengah berdiri beberapa meter di depannya. Ternyata para gadis tersebut berlarian menghampiri Beomgyu disana sampai tidak memperhatikan jalan sehingga menabrak dirinya.
Ryujin menghembuskan napasnya kasar saat mengetahui hal itu dan memandang pasrah kearah Beomgyu yang kini sudah di kerumuni oleh para gadis disana.
"Banyak banget fansnya," gumam Ryujin pelan.
Ryujin pun akhirnya melanjutkan langkahnya. Meskipun ragu, karena ia harus melewati kerumunan itu, tapi Ryujin tetap melakukannya. Pasalnya keempat sahabatnya sudah menunggu di aula kampus.
Saat Ryujin berpapasan dengan kerumunan fans Beomgyu itu, kedua mata Beomgyu tidak sengaja menangkap Ryujin yang tengah berjalan kearahnya.
"Ryujin!" Panggil Beomgyu yang membuat Ryujin seketika menoleh.
"Eh, Beomgyu?" Sahut Ryujin pura-pura kaget.
"Permisi ya,"
Beomgyu pun tersenyum pada gadis-gadis itu dan mencoba keluar dari kerumunan. Setelahnya ia bergegas menghampiri Ryujin yang termagu di tempatnya. Ryujin sempat melihat lirikan aneh dari para gadis tersebut. Seolah mereka semua bertanya-tanya mengapa Beomgyu menghampiri dirinya.
"Lo mau kemana?"
"K-ke a-aula." Jawab Ryujin gelagapan.
Sial kenapa gue jadi gugup?
"Gue ikut ya?" Tanya Beomgyu.
Ryujin melongo sesaat, "hah? Euh, bo-boleh."
Beomgyu dan Ryujin pun pergi tempat itu, meninggalkan para gadis yang masih bergerombol disana. Meski sebelumnya Beomgyu tersenyum lalu melambaikan tangannya untuk berpamitan pada mereka.
Keduanya berjalan beriringan. Selama dalam perjalanan menuju ke aula kampus, tidak ada pembicaraan di antara mereka. Meskipun begitu Ryujin sesekali mencuri pandang kearah Beomgyu yang berjalan tepat di sampingnya. Ya, sedekat itu dan Ryujin masih tidak menyangka.
Namun beberapa kali Ryujin mendengar helaan napas ringan dari Beomgyu. Wajah pemuda itu pun tampak tak semangat.
Karena penasaran akhirnya Ryujin memutuskan untuk bertanya pada Beomgyu. Sekaligus menghilangkan keheningan di antara mereka. "Ada masalah?"
Beomgyu yang sedari tadi hanya fokus melihat ke depan pun menoleh, "Hah, ngga."
Ryujin mengangguk kecil. "Eung, fans lo ternyata banyak juga ya?"
Beomgyu terkekeh, lalu menggaruk kepalanya frustasi. "Yah, begitulah."
"Terus kenapa lo masih jomblo? Bukannya cewek-cewek tadi ngantri berharap jadi pacar lo?" Tanya Ryujin dengan sangat hati-hati. Ia memang tidak terlalu dekat dengan Beomgyu seperti dekatnya Yuna dan Hueningkai, Lia dan Soobin. Tapi karena mereka sering duduk bersama di kantin, sedikitnya ia tau tentang bagaimana perannya Beomgyu di kampus ini.
Beomgyu mengendikkan bahu. "Gue juga ngga ngerti. Cuman belum ada yang bisa menarik hati gue aja."
"Oh, padahal mereka semua cantik-cantik loh."
Beomgyu tersenyum, "emang."
Ryujin menggigit bibir bawahnya, "euh, emang tipe cewek kaya apa yang lo suka?"
Beomgyu memiringkan kepalanya, seolah berpikir keras. "Eum, ngga ada kriteria khusus sih. Yang penting dia itu bisa buat hati gue bergetar aja kalau ketemu."