-24-

2.7K 331 28
                                    

"Yeonjun, maaf ya, tante sama om baru sempet jengukin kamu sekarang." ucap nyonya Hwang pada Yeonjun yang saat ini masih dalam proses penyembuhan. Meski lukanya sudah membaik, tapi bagian dalam perutnya masih terasa nyeri jika tergerakan.

Kedua kakak Yeonjun beserta istri dan anak-anak mereka segera pergi ke rumah ini begitu mendapat kabar bahwa keluarga Hwang akan datang menjenguk kemari.

"Iya, om juga minta maaf ya? Dan om udah denger ceritanya dari Yeji. Om sungguh mau berterima kasih banget sama kamu, karena kalau ngga ada kamu, om ngga tau apa yang bakal terjadi sama Yeji." tuan Hwang tampak menyesal dan lega dalam waktu yang bersamaan.

Yeonjun tersenyum tulus, "iya om, aku juga yakin kok kalau om akan ngelakuin hal yang sama kaya aku. Yeji adalah salah satu orang yang sangat aku sayangin begitu juga dengan om, pasti kita akan ngelakuin hal apapun supaya Yeji selamat sentosa sejahtera merdeka."

Semua terkekeh mendengar ucapan yang bisa-bisanya Yeonjun katakan di saat yang seperti ini.

"Iya, tapi lain kali harus lebih hati-hati lagi ya?" ucap nyonya Hwang, "kamu juga Yeji, jangan bandel!" lanjutnya pada putri semata wajangnya itu.

"Iya bu, maaf." Yeji menunduk penuh penyesalan.

"Tante, jangan di marahin dong Yeji nya. Aku ngga tega liat dia murung gitu?" gombal Yeonjun yang tiada habisnya. Membuat semua orang yang ada disana tertawa melihat tinggahnya itu. Sementara Yeji hanya mendelik sebal kearah Yeonjun.

"Masih aja bisa ngombal ini anak?" dumel Taehyung.

"Bisa aja nyari kesempatan kamu!" lanjut Jin.

"Ngga apa-apa. Kata orang jaman dulu kan yang penting ngambil hati orangtuanya dulu, baru anaknya?" Jisoo ikut membuka suaranya, seraya menggendong baby boy Jinseok yang tengah terlelap.

"Bener banget, kak. Dapet banget deh kamu Jun aktingnya haha..." sahut Rose yang di tanggapi dengan tawa oleh semuanya.

"Yeonjun itu dari pertama bahkan dari dia masih dalam perut mendiang ibu kalian udah langsung menarik hati tante sama om, kok. Makanya mereka kita jodohin." jawab nyonya Hwang.

Tuan Hwang menghela napasnya panjang. Beliau tiba-tiba teringat dengan sosok sahabatnya yang tidak lain adalah ibu dari Yeonjun, Taehyung dan juga Seokjin. "Ah, om jadi inget sama orang tua kalian. Tiba-tiba kangen."

Seokjin menepuk pundak tuan Hwang pelan. "Sama om, kita semua juga kangen. Tiap hari malah."

Nyonya Hwang mengangguk. "Orang tua kalian emang sosok yang nyenengin, ngangenin dan bikin nyaman selama hidupnya. Tante sama om banyak di bantu sama mereka berdua dalam hal apapun. Satu-satunya wasiat yang belum kita laksanakan adalah menikahkan anak kita."

Mendengar itu, semua yang ada disana menatap kearah Yeonjun dan Yeji bergantian. Tentu saja yang nyonya Hwang maksud adalah mereka.

"Jangan di pikirin Yeji, kalau kamu belum siap, kita semua ngga akan pernah maksa kamu kok. Kita tau, Yeonjun orangnya agak aneh dan mungkin kam--"

"Aku siap, kak!"

Ucapan Seokjin terhenti karena Yeji memotongnya. Semua atensi mereka kini beralih pada Yeji termasuk Yeonjun yang hampir tak percaya dengan apa yang ia dengar itu.

"Mak—maksud lo gi—gimana, Ji?" gagap Yeonjun.

Yeji tidak menghiraukan pertanyaan Yeonjun. Namun gadis itu segera mengarahkan pandangannya pada sang ibu. Meraih tangan keriput ibunya, lalu menggenggamnya erat, seraya berkata, "bu, aku udah yakin sekarang. Aku mau nerima Yeonjun."

Semua membulatkan mata mereka terkejut dengan penuturan Yeji. Karena mereka tau, disini Yeji lah yang setengah hati dengan perjodohan ini, meski ia tidak menolak ataupun menerima.

𝐿𝑜𝓋𝑒 𝐼𝓈 √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang