Yuna berjalan lunglai menuju keempat sahabatnya yang sudah menunggu di taman. Pagi ini Yuna terlihat tidak baik seperti pagi-pagi sebelumnya yang selalu tampak ceria. Wajahnya kini murung, lingkaran mata menghitam, rambut sedikit berantakan dan satu lagi, hanya memakai make up tipis saja.
Keempat sahabatnya saling tukar pandangan begitu melihat keadaan Yuna. Mereka merasa jika sesuatu telah terjadi pada gadis itu.
"Yuna, lo kenapa?" Chaeryeong menyapa begitu Yuna duduk di sampingnya. Tidak seperti biasanya, Yuna selalu menyapa lebih dulu pada mereka dengan teriakan hebohnya. Tapi kali ini, begitu datang gadis itu langsung duduk tanpa mengatakan sepatah katapun.
Yuna yang semula menundukan kepalanya perlahan terangkat menatap hampa Chaeryeong di sampingnya, "Chaer,"
Chaeryeong menatap Yuna dengan hangat, "iya?"
"Gue putus sama Jeongin."
Mendengar kalimat itu, mereka semua saling pandang satu sama lain. Terkejut? Tentu saja. Tapi mereka mencoba untuk menyembunyikannya dan memilih untuk memikirkan keadaan Yuna di banding hubungannya dengan Jeongin.
Yeji berjalan mendekati Yuna, lalu menepuk pelan punggung gadis itu. "Yuna, lo boleh sedih. Tapi gue harap, sedih lo itu ngga sampe berlarut-larut. Lo masih punya kita kan?"
Mendengar ucapan Yeji, Yuna malah mulai menangis. Ia menutup wajahnya dengan kedua tangan.
Chaeryeong langsung membawa gadis itu ke dalam pelukannya. Meskipun jujur, mereka sedikit senang mendengar kabar putusnya Yuna dengan Jeongin karena itu yang mereka tunggu sejak dulu, tapi mereka juga tidak tega melihat Yuna bersedih seperti ini.
"Yuna, lo harus tegar. Masih banyak cowok di dunia ini yang lebih baik dari Jeongin." ucap Ryujin yang perlahan membuat Yuna menghentikan tangisannya.
Tidak. Sebenarnya kali ini Yuna menangis bukan karena hubungannya dengan Jeongin, tapi karena Kai.
Flashback
...
"Sejak dulu, gue cinta sama lo, Yuna!"
Yuna terhenyak mendengar penuturan sahabatnya itu. Ia tidak menyangka jika Kai akan mengatakan hal tersebut kepadanya. Sejak dulu? Jadi selama ini Kai memendam perasaan kepadanya? Yuna tertegun, tidak habis pikir pada sahabatnya itu.
Kai menghela napasnya panjang, lalu tersenyum tipis. "Ya udah, lo istirahat. Gue pulang."
Pemuda itu langsung masuk ke dalam mobilnya. Meninggalkan Yuna yang masih mematung dengan perasaan yang kacau balau. Cairan bening kembali menganak di pipinya. Kali ini bukan karena Jeongin, tapi ulah Kai. Ia tidak tau apa yang harus ia lakukan sekarang ini.
"Kai, Bodoh."
Flashback end
Mendengar cerita dari Yuna, keempat sahabatnya saling tatap tak percaya. Jujur, jika mereka jadi Yuna pun, mereka pasti akan merasakan hal yang sama. Perasaan Yuna saat ini pasti sedang kacau dan bingung. Ternyata sahabat yang selama ini menemani hari-harinya itu memiliki perasaan lebih terhadapnya. Sedangkan dengan santainya ia menceritakan seluruh kisah cintanya pada sahabatnya itu. Miris bukan?
"Yuna, gue ngerti gimana perasaan lo. Tapi gue harap, hubungan lo sama Kai ngga berubah ya? Hubungan kalian itu manis banget lo tau?" Lia mencoba memberi nasihat pada Yuna.
Ryujin mengangguk. "Iya, gue setuju sama Lia. Pertemanan lo dan Kai itu buat semua orang iri ngeliatnya."
Yuna menatap satu per satu keempat sahabat yang sudah seperti kakak baginya itu.