Ting tong
Yuna yang sedang memasak untuk makan malam di kejutkan oleh suara bel rumahnya yang berbunyi.
Ia pun lantas menghentikan aktifitasnya dan segera pergi ke depan untuk membukakan pintu.
"Sebentar!" Seru Yuna saat ia mendengar bel rumahnya kembali berbunyi.
Ceklek
"Hei!"
Kedua bola mata Yuna membulat begitu mengetahui siapa yang datang.
"Kai?!" Serunya dengan wajah yang sumringah.
"Surprise!" Teriak Hueningkai sambil menyodorkan satu buket bunga mawar merah yang semula ia sembunyikan di balik punggungnya.
Yuna langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan karena terkejut sekaligus terharu.
"Astaga, Kai?" Cicit Yuna sambil menerima bunga itu.
"Gimana, lo kaget ngga?"
Yuna berdecih, "cih, iya lah. Lo lupa ya kalau gue suka banget sama mawar merah?"
"Inget dong. Makanya gue beliin buat lo."
"Setelah 3 bulan ketemu? Menurut lo?" Sindir Yuna.
Kai menggaruk tengkuk, "euh, sebenernya gue baru inget sih hehe..."
Yuna menggerlingkan matanya. "Tuh kan."
Kai terkekeh malu. Tapi sebenarnya Kai bukan tidak ingat atau baru mengingat, hanya saja baru hari ini ia berani membelikan bunga itu untuk Yuna setelah sebulan terakhir ini ia dan Yuna semakin dekat. Sebelas tahun tidak pernah bertemu itu tidak mudah untuk mengembalikan situasi seperti dulu karena terhalang oleh perasaan canggung.
"Oh iya, ayo masuk! Ayah pasti seneng banget liat lo." Ucap Yuna sambil menarik Kai masuk ke dalam rumahnya.
Hueningkai menoleh, "ayah? Jadi om ada di rumah hari ini?"
Yuna mengangguk.
"AYAH!! SINI DEH!!"
Yuna berteriak setelah sampai di depan pintu kamar sang ayah.
"Ya! Tunggu sayang!"
Yuna pun tersenyum lalu melirik Kai di sampingnya. "Lo tau, pas gue bilang kita udah ketemu lagi, dengan suara sedih ayah pengen cepet-cepet pulang ke Korea. Dia bilang pengen ketemu sama lo! Dan rencananya, besok gue mau nyuruh lo main ke rumah tapi ternyata malam ini lo yang kesini."
Kai tampak tak percaya, "jadi om masih inget sama gue? Beneran?"
Yuna langsung menjitak pelan dahi Kai, "iya lah bodoh! Emnagnya lo!!"
Kai tersenyum malu. Namun tak lama seorang pria berusia lanjut berbadan gempal yang tampak sangat tampan muncul dari dalam kamar.
Kai dan Yuna langsung mendekat.
"Om?" Sapa Hueningkai dengan mimik wajah rindunya.
"Ayah coba tebak si--"
"Siapa Yuna? Pacar baru kamu?" Ucapan Yuna terpotong oleh pertanyaan sang ayah.
Yuna mendesah pelan. "Ih, bukan ayah. Makanya aku nyuruh ayah tebak. Coba perhatiin wajahnya!"
Mendengar itu Kai hanya tersenyum simpul. Lalu mendekati ayahnya Yuna dan memandangnya lekat.
"Om ngga inget aku?"
Ayahnya Yuna menyipitkan kedua matanya. Berusaha mengingat-ingat.
"Yuna bilang, om pengen banget ketemu sama aku?"