Yeji dan Chaeryoung akhirnya sampai di depan pintu klinik. Mereka berdua langsung kemari setelah Beomgyu menghubungi Yeji dan memberitahukan apa yang telah terjadi pada Ryujin.
Pemuda itu pun kini terlihat tengah berdiri di depan ruangan klinik dengan menyandarkan punggungnya pada tembok di samping pintu.
"Beomgyu, kenapa lo ada disini? Giimana keadaan Ryujin?" Chaeryeong bertanya begitu ia sampai di sana.
"Dokter Tzuyu lagi meriksa Ryujin di dalem, kalian berdua masuk aja. Gue lagi nunggu Yeonjun." jawab Beomgyu.
"Oke," setelah mengatakan itu, Chaeryeong dan Yeji langsung masuk ke dalam. Namun sebelumnya Yeji melirik sinis kearah Beomgyu terlebih dahulu.
"Buat apa lo ngajak dia kesini?" Kedua mata Yeji menyorot tak suka.
Beomgyu terkekeh kecil, "menurut lo, gimana caranya gue bisa nelpon lo sedangkan gue ngga punya nomor lo?"
Yeji menggerlingkan matanya kesal. Setelahnya ia mengikuti Chaeryeong masuk ke dalam ruangan tanpa mengatakan apa-apa lagi pada Beomgyu.
Beomgyu yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya saja. Ia tak habis pikir dengan sahabatnya itu, bagaimana Yeonjun bisa mencintai gadis dingin seperti Yeji.
Tapi siapa yang bisa melawan takdir, bahkan tak ada yang menyangka jika mereka berdua pun kini di jodohkan oleh keluarga mereka masing-masing.
°
°
°
°
Chaeryeong dan Yeji kini sudah berada di dalam, mereka berdua langsung menghampiri Ryujin yang sedang duduk bersandar di atas ranjang. Sedangkan Tzuyu yang merupakan dokter jaga di kampus ini tengah menulis sesuatu di mejanya, seperti menulis resep untuk Ryujin.
"Lo ngga apa-apa?" Chaeryeong langsung duduk di samping Ryujin.
Ryujin tersenyum, "ngga. Kalian ngga usah khawatir."
Yeji menghela napasnya lega, "syukur deh. Makanya lo itu jangan terlalu maksain diri."
"Iya, gue tau. Makasih, Ji."
Dokter Tzuyu pun menghampiri mereka sambil membawa secarik kertas dan lalu di berikannya pada Yeji.
"Beli obatnya di apotik. Kalian tolong temenin Ryujin pulang ya, jangan biarin dia pulang sendirian." ucap sang dokter.
Keduanya mengangguk paham. "Dia sakit apa sebenarnya, dokter?" tanya Chaeryoung penasaran.
"Dia kelelahan, dan kurang nutrisi. Mulai sekarang kamu harus banyak makan ya, Ryujin!" Dokter Tzuyu mengarahkan pandangannya pada Ryujin di tempat tidur.
"Dokter serius? Justru aku punya rencana buat diet--"
Tak
"Aa!"
Satu jitakan sukses mendarat di kepala Ryujin, dan pelakunya adalah Chaeryeong.
"Buat apa lo diet?!"
Ryujin mendelik, "ngga usah sambil jitak 'kan bisa?"
Yeji menatap Ryujin tajam. "Jangan macem-macem ya lo?"
"Ih," Ryujin mendengus kesal.
Tok
Tok
Klekk
Pintu klinik terbuka. Menampakan sosok dua pemuda tampan masuk ke ruangan ini. Semua orang di dalamnya pun kompak mengalihkan pandangan mereka kearah dua orang tersebut.