Taehyun yang baru saja tiba di depan pintu masuk UGD, segera mematikan mesin kendaraannya. Ia bergegas turun dari mobil dan berjalan ke sisi lain untuk mengeluarkan Chaeryeong dari sana. Namun baru saja membuka pintu mobil, ia menaikan alisnya heran saat menyadari beberapa orang berpakaian serba putih berdatangan menghampiri kearahnya sambil mendorong brankar tandu.
Meskipun kebingungan —pasalnya ia belum menghubungi pihak rumah sakit tapi sudah ada yang bersiap menjemput kedatangan mereka— pemuda itu segera mengangkat Chaeryeong dan langsung membaringkannya ke atas brankar dorong tersebut.
Para perawat itu dengan segera membawa Chaeryeong masuk ke dalam. Ia pun bergegas mengikuti mereka dari belakang.
Tapi tiba-tiba seorang wanita berpakaian putih menghampirinya dengan wajah khawatir dan penuh tanya.
"Kenapa Chaeryeong bisa basah kuyup kaya gitu?"
Taehyun mengernyit sesaat. Jadi dokter itu kenal dengan Chaeryeong?
"Oh, saya ngga tau apa sebabnya dia basah kaya gitu, dok. Soalnya saya temuin dia udah dalam keadaan seperti itu."
Wanita itu mengangguk, "saya Sana. Dokter pribadi Chaeryeong dan juga sahabat dia. Tadi Ryujin yang menghubungi saya."
Taehyun mengangguk paham. Ya, benar. Di perjalanan ia memang sempat menghubungi Ryujin.
"Baik, kalau gitu, saya permisi. Makasih udah bawa Chaeryeong cepet-cepet ke rumah sakit. Dia akan langsung di tangani oleh dokter ahli."
Taehyun menganggukan kepalanya lagi. Dokter ahli katanya?
Tanpa mengatakan apa-apa lagi, wanita itu segera masuk dengan tergesa-gesa.
"Taehyun?"
Baru saja Taehyun akan melangkahkan kaki ke dalam, suara seseorang kembali mengambil atensinya.
Ryujin berlari secepat mungkin kearahnya. Kedua mata gadis itu terlihat merah, mengeluarkan cairan bening dari sana. Taehyun yang melihat itu mendadak merasakan tidak enak hati.
"Ryujin?"
"Chaeryeong mana? Dia kenapa, Tae? Dia baik-baik aja kan? Dia udah di periksa kan? Bilang sama gue, Taehyun!" sambil teringsak, Ryujin melayangkan pertanyaan pada Taehyun secara bertubi-tubi.
Dengan ragu, Taehyun menepuk pundak Ryujin yang naik-turun akibat tangisannya. Melihat Ryujin menangisi Chaeryeong sampai seperti ini, ia menjadi tidak yakin akan satu hal dan entah mengapa jantungnya yang semula normal-normal saja kini menjadi berdetak lebih kencang.
"Ryujin... Sebenernya Chaeryeong sakit apa?"
Ryujin menatap Taehyun sesaat. Namun ia segera menggelengkan kepalanya untuk menanggapi pertanyaan Tersebut. Tentu saja ia tidak akan bilang, karena ia sudah janji pada Chaeryeong.
Namun Taehyun tentunya tidak bodoh. Ia tau Ryujin tengah menyembunyikan sesuatu padanya. Bahkan ia yakin, Ryujin pun menyembunyikannya juga pada yang lain. Jika tebakannya benar, ia dan Chaeryeong saling memegang satu rahasia masing-masing.
"Lo bisa percaya sama gue, Ryujin. Bukannya gue juga megang rahasia lo tentang perasaan lo ke Beomgyu?"
Napas Ryujin tercekat. Bagaimana mungkin
pemuda di hadapannya ini bisa membaca apa yang ada dalam pikirannya saat ini. Ya, jujur, ia butuh seseorang yang bisa membagi keresahannya tentang Chaeryeong."Ta—tapi--"
"Lo bisa tetep bungkam ke Chaeryeong kalau gue tau semuanya."
Ryujin menatap Taehyun lekat. Menelaah setiap pergerakan Taehyun, apakah pemuda itu bersungguh-sungguh dengan ucapannya atau tidak.