Hari ini Ryujin sangat bersenang-senang bersama teman club basketnya. Rasanya sudah lama sekali mereka tidak bermain dengan formasi full seperti sekarang ini. Memang akhir-akhir ini tugas kuliah yang menumpuk membuat mereka harus menomorduakan hobi mereka. Jadi begitu ada kesempatan, mereka harus mengoptimalkannya dengan baik.
Suara pantulan bola dan tertawa saling menguar di lapangan ini. Yap, selalu saja Yoojung yang menjadi bahan candaan mereka karena gadis munggil hiperaktif itu selalu gagal memasukan bola ke dalam ring dan menyalahkan tinggi badannya sendiri.
"Astaga! Harusnya dulu gue banyak makan tiang listrik jadi ngga bakal sependek ini!!" umpat Yoojung pada dirinya sendiri setelah kembali gagal mendapat poin.
Semua tertawa sembari melanjutkan permainannya. Kali ini yang menguasai bola adalah Aisha, si tiang listrik adalah julukannya.
"Jadi lo mau makan gue gitu?" sindir Aisha.
"Iya!" Yoojung melototi Aisha, "sini lo wahai tiang listrik!"
"Hahaha.......,"
Semua tertawa terbahak saat Yoojung mulai mengejar Aisha. Kini bola telah Ryujin dapatkan dari Aisha, kemudian ia melakukan lemparan kearah ring dan berhasil.
"Doyeon, giliran lo!" ucap Ryujin pada Doyeon. Lalu Ryujin menatap kearah Yoojung dan Aisha yang masih saling kejar-kejaran.
"Tangkap dan makan dia, Yoojung! gue dukung lo hahaha....,"
"Giliran lo, Yuqi!" terdengar suara Doyeon yang melempar bola itu kepada Yuqi.
"Oke," seru Yuqi yang telah bersiap melakukan shooting. "Seenggaknya gue lebih tinggi dari Yoojung, jadi gue ngga perlu marah hahaha.....," lanjutnya sebelum melempar bola, dan masuk.
"Ih!! Kalian semua tega pada diriku, menyebalkan wahai ferguso!!" umpat Yoojung yang semakin membuat semua orang tertawa karena wajah menggemaskannya.
"Hei, gue ngga tuh!" sela Kyla yang merasa tidak melakukan apa-apa terhadap Yoojung.
Yoojung menoleh, "yaa, lo emang satu-satunya temen gue yang paling baik disini."
Kyla terkekeh, "tapi tetep aja, lo harusnya ngga marah sama mereka karena mereka emang ngomongin fakta."
"Yaaah!!"
Tawa kembali menggelegar disana. Membuat Yoojung kesal sepertinya sudah menjadi kebiasaan bagi mereka dan tidak pernah hilang tradisi seperti itu jika mereka sedang bersama.
Mereka pun kembali saling merebut bola. Meski tidak dalam pertandingan resmi, mereka tetap melakukannya dengan baik.
Tapi tiba-tiba saja kedua mata Ryujin menangkap pemuda Choi yang tengah berjalan kearah lapang. Pemuda itu tampak tengah berjalan santai dengan kamera andalan yang selalu menggantung di lehernya.
Beomgyu?
Ryujin tiba-tiba teringat akan sesuatu, mungkin saja Beomgyu ingin pergi ke taman kecil yang ada di dekat lapangan basket untuk memotret sesuatu. Seperti pada saat dimana ia pertama kali melihat Beomgyu yang sedang memotret seekor kucing yang tengah tertidur di atas batu beberapa waktu yang lalu.
Ryujin terkesiap begitu Beomgyu melambaikan tangan kepadanya dari tepi lapang. Pemuda itu sengaja menghentikan langkah untuk menyapanya.
Ia tersenyum kikuk, lalu membalas Beomgyu dengan melambaikan tangan kearahnya.
Ryujin bisa membaca gerak bibir Beomgyu yang mengatakan 'hebat' kepadanya. Meski tak terdengar jelas, tapi ia yakin itu adalah kata-kata semangat untuknya.
Namun tak berselang lama, Ryujin melihat Minjoo datang dari belakang Beomgyu dan memanggil nama pemuda itu. Senyum Ryujin perlahan mengendur begitu melihat kedua orang itu kini saling bicara.