1.kampung,nikah dadakan ✔

21.1K 523 4
                                    

Malam ini Mara kesal akibat ulah sahabatnya yang membuatnya harus nyasar di sebuah desa pinggiran kota. Terlebih lagi mobilnya malah mogok entah kenapa, jalan ini sepi dan sedikit remang, dirinya binggung minta bantuan pada siapa.

Tidak mungkin mengandalkan pacarnya Steven, hanya satu nama yang terlintas di otaknya, Farez.

"Rez bisa bantuin gue ngak?," pinta Mara melalui sambungan smartphonenya.

"..."

"Gue shareloc," Mara mengucap syukur Farez selalu dapat di andalkan, meski umurnya di bawahnya namun Farez lah yang selalu melindunginya.

Sesuai perintah Farez, Mara tetap berada di dalam mobil, menunggu 20 menit akhirnya Farez sudah sampai, karena memang Farez berada tak jauh dari lokasi Mara, karena jarak desa dan kota kurang lebih satu jam.

"Makasih Rez, kamu mau dateng," ucap Mara tulus, sambil memeluk Farez, yang tingginya sudah melampauinya.

Farez membalas pelukan Mara, " mana mungkin gue biarin lo kesusahan sendiri, Ra."

"Apa yang kalian lakukan disini??berbuat yang tidak senonoh kan kalian!!," tiba-tiba banyak orang yang berkerumun.

"Jangan salah paham pak," jawab Mara.

"Iya pak, saya tadi membantu dia karena mobilnya mogok," bela Farez.

"Alasan klise, banyak pasangan muda mudi yang bertindak asusila disini memberikan alasan itu," jawab seorang bapak.

"Kami ini kakak adik pak," jawab Mara, berusaha menjelaskan hubungan dirinya dan Farez.

"Kakak adik koq sampe dempet gitu?kakak adik ketemu gede!!," sentak seorang bapak.

"Itu tadi kami memang berpelukan pak, tapi tidak melakukan hal senonoh seperti yang bapak tuduhkan!," Farez juga berusaha menjelaskan.

"Kami sudah banyak menemui pasangan seperti kalian banyak alesan dan suka ngeles, jadi sesuai dengan peraturan kampung kami, jika ada muda mudi yang berbuat asusila kami akan menikahkan mereka!!," jelas seorang bapak.

"Nikah?ngak bisa pak kami ini sudah seperti saudara, lagian dia masih sekolah pak!!," tolak Mara, karena Farez baru saja naik kelas 2 SMA, dan dirinya baru akan mengajar di sekolah Farez, masak mereka harus menikah?.

"Siapa nama kalian?," tanya seorang bapak.

"Saya Farez, pak."

"Saya Mara, pak."

"Ya udah sekarang telpon orang tua kalian," pinta seorang bapak.

"Tapi pak, kita bisa jelasin ini, apakah bisa tak usah melibatkan orangtua kami?," pinta Mara berharap.

"Bukankah tadi kalian bilang jika kalian saudara? Maka dari itu kami butuh pernyataan dari orangtua kalian," terang sang bapak.

Pada akhirnya Mara menghubungi ayahnya.

"Asalamualaikum yah,"

"Waalaikumsalam,ada apa sayang? Tumben telfon duluan." Sang ayah menjawab.

"ini yah,Mara ada masalah sama Fares di kampung suka maju ,kami mau di nikahin yah," ucap Mara sedikit panik, juga takut jika ayahnya berfikir negatif dan menganggap Mara tak bisa menjaga kehormatan dirinya dan keluarga.

"Hah koq bisa??kalian emang ngapain??." Hendarto, ayah Mara bertanya.

"Ini salah paham yah,tadi Fares bantuin betulin mobil Mara yang mogok,gimana ini yah?,"

"Berikan telpon ini pada salah seorang di sana," dengan segera Mara memberikan telpon nya pada salah satu bapak disana.

"Ayah saya ingin bicara pak," ucap Mara.

Nikah Dadakan(on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang