Suatu siang di hari Kamis, Atik mengabarkan sebuah berita duka kepada tiga sobat kampusnya, bahwa dirinya telah putus dari Radika. Tidak ada rasa sesak, tidak ada air mata. Yang ada hanyalah perasaan hampa.
Dia bilang ini merupakan kesepakatan mereka bersama--Atik dan mantannya--sehingga tidak menimbulkan banyak drama dan gejolak di dada.
Apa alasannya? Atik merasa hubungannya dengan mantannya itu tumbuh menjadi hambar. Kurang bergairah. Membuat keduanya menjadi bosan dan memilih untuk memberikan jeda sementara.
Mengenai bagaimana hubungan mereka ke depannya, Atik mengatakan bahwa sesuatu yang sudah dilepaskan atau dibebaskan--walaupun katanya sementara--tidak usah terlalu dipaksakan agar terhubung kembali. Artinya, apabila di kemudian hari mereka lanjut merajut hubungan spesial bersama, maka terjadilah. Namun bila yang terjadi sebaliknya, ya sudahlah. Apa mau dikata?
Benar-benar (mantan) pasangan yang aneh tapi bersikap sangat dewasa (?) Begitulah Lila menyampaikan opininya kepada mereka.
Di tengah perbincangan yang mulai meredup, Joni seketika mengusulkan ide kepada teman-temannya. Dilandaskan oleh berbagai macam alasan--yang pada dasarnya kurang dolan dan hiburan--mengapa mereka tidak melakukan suatu perjalanan panjang dalam waktu dekat nanti? Semacam road trip, bisa dibilang. Berhubung hari Jumat minggu depan adalah tanggal merah, mengapa tidak mereka manfaatkan saja untuk bersenang-senang di luar kota?
Dia menjelaskan kalau mereka tidak usah menggunakan sepeda motor--seperti yang pernah dilakukan sebelumnya--melainkan merental mobil saja. Karena perjalanan yang dia usulkan pun harus jauh.
"Kapan lagi? Belum pernah loh kita libur panjang ramean gini!"
"Panjang palalu peyang." balas Atik dengan tatapan hina. "Tiga hari doang lu mau jauh ke mana?"
"You won't know how far you'll travel unless you do it." respon Talia membela Joni.
"Yeah. And you'll be surprised at how three days can take us to anywhere far away, right?" ujar Lila menyepakati.
Joni mengacungkan jempolnya dan melihat mereka berdua dengan perasaan bangga yang dia pamerkan terhadap Atik. Membuat Atik pasrah karena kehabisan kata-kata. Dia langsung mengangkat kedua tangannya tanda "terserah, gue manut wae". Maka, Joni pun sumringah dan memberi high five pada ketiga temannya secara bergiliran sebagai tanda 'deal!"
Sebelum Lila membalas tosan-nya itu, ia mengajukan satu permintaan yang gampang diamini oleh siapa saja di situ; mengajak Ossy liburan bersama mereka.
Tentu semuanya setuju, mengingat mereka sudah cukup akrab dengan perempuan itu. Apalagi kehadiran Ossy yang sudah-sudah selalu menambah kegembiraan suasana. Jadi mustahil ditolak.
Hanya saja Talia sedikit merasa janggal dengan hal barusan. Bukankah sepatutnya dia yang mengajukan permintaan itu terlebih dahulu? Melihat dirinya lah yang merupakan teman satu kosan Ossy. Tapi buru-buru dia alihkan perasaan itu, mengingat Lila lah yang pertama kali mengenal Ossy dan memperkenalkannya kepada mereka termasuk Talia. Jadi, wajar saja kalau Lila lebih dekat dengan Ossy daripada dirinya.
--
Pada sore harinya, Lila meminta Joni untuk pergi ke sekitar lingkungan kampus bersamanya. Ia ingin bicara empat mata dengannya. Mengingat Joni yang sudah mengetahui rahasianya, ia pun memutuskan untuk lebih terbuka pada lelaki itu.
"Gue harus ngomong sesuatu sama lo, Jon."
"Apa itu?"
"Rumit. Gue mohon lo supaya ga nge-judge."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is wanting to be Loved
Storie d'amoreCerita biasa tentang perempuan yang menyimpan rasa mendalam kepada sesama perempuan. * * * Love is real, real is love Love is feeling, feeling love Love is wanting to be loved Love is touch, touch is love Love is reaching, reaching love Love is aski...