Suara guntur yang menyambar sebuah pohon jati di seberang rumah Diven membuat pria itu langsung terjaga dari tidurnya. Padahal, ia baru benar-benar tertidur beberapa menit yang lalu. Suara guntur itu benar-benar membuatnya terkejut. Lebih terkejut daripada saat ia melihat tunangannya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri.
Jendela kamar pria itu terbuka lebar dengan gorden berwarna cokelat tua kesukaannya melambai-lambai akibat dari terpaan angin kencang dari luar. Karena terlalu mabuk, ia bahkan lupa mengunci jendela kamarnya.
Dengan langkah malas, Diven mendekati jendela. Ia berniat menutup jendela tersebut. Sebelum ia benar-benar menutupnya pandangan Diven jauh menerawang ke luar rumah. Jauh menembus taman yang berada tepat di sebelah rumahnya. Cuaca di luar benar-benar buruk. Padahal, hujan baru saja reda. Tapi, dapat dipastikan hujan akan kembali turun bahkan lebih deras dari yang tadi. Dan itu, tidak akan lama lagi.
Senyum di bibir Diven terbit, tatkala ia kembali melihat bayangan gadis cantik tadi siang di cafe milik Paman-nya. Si Gadis barista. Gadis paling cantik yang pernah ia lihat. Gadis dengan mata hijau. Hidungnya mungil dengan bibir ranum se-warna darah. Kulitnya putih, hampir menyamai warna salju. Benar-benar cantik. Gadis itu bak dewi Yunani yang tersesat di cafe Pamannya.
"Sarala." gumam Diven menyebut nama gadis itu yang ia tahu dari Paman-nya.
Lagi-lagi ia tersenyum membayangkan wajah gadis itu. Apalagi saat mengingat senyum yang di-lempar gadis itu padanya tadi siang. Benar-benar menawan dan memikat.
Diven tahu. Ini gila dan tak masuk akal. Dia jatuh cinta pada gadis itu sejak pertama kali melihatnya. Ia jatuh cinta pada pandangan pertama. Benar-benar sulit untuk dipercaya. Seorang Diven pria paling populer di kalangan wanita London, si pewaris tahta perusahaan terbesar di inggris jatuh cinta pada pandangan pertama bahkan pada seorang gadis yang hanya bekerja sebagai barista. Benar-benar terdengar konyol dan tak masuk akal. Tapi, itu memang benar kenyataannya.
Setelah Jeslyn, tunangannya mengkhianati dirinya . Diven belum pernah jatuh cinta lagi. Tapi, Sarala mampu mencuri hatinya pada pandangan pertama. Benar-benar gadis yang hebat.
Diven mengunci jendela kamarnya. Kemudian kembali ke kasur. Sebentar lagi mentari akan terbit. Dan ia tidak sabar lagi menyambut pagi. Karena, jika hari sudah berganti, ia ingin pergi ke cafe Paman-nya lagi. Tentu saja untuk menemui Sarala. Ia ingin mengenal gadis itu lebih jauh. Ingin menjadikan gadis itu miliknya. Hanya miliknya.
*****
"Kau tinggal sendiri?" tanya Almo saat mobilnya memasuki pekarangan rumah Sarala.
Sebuah rumah sederhana berlantai dua dengan gaya khas eropa. Rumah berwarna cokelat dengan sedikit nuansa kuno dengan halaman yang luas. Rumah ini berada di ujung jalan. Sedikit jauh dari permukiman penduduk lainnya.
Sarala mengangguk, "Ya." jawabnya singkat.
Almo mematikan mesin mobilnya. Kemudian, ia turun, "Kau tidak takut tinggal sendirian disini?" tanya Almo tatkala ia membuka pintu untuk Sarala.
"Kenapa aku harus takut?"
Almo memandang Sarala khawatir, "Bisa saja ada orang jahat yang akan mengincarmu disini."
"Tidak." Sarala tersenyum misterius. "Sebaliknya orang jahat yang harus takut jika berani memasuki rumahku ini." ucap Sarala sarat akan makna.
"Maksudmu?" tanya Almo tak mengerti.
Sarala tertawa ringan, "Sudahlah. Ayo kita masuk."
![](https://img.wattpad.com/cover/183046668-288-k984874.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Sarala Fioriele [TAMAT]
Mystery / ThrillerDia bernama Sarala Fioriele. Usianya baru delapan belas tahun. Gadis cantik dengan mata hijau se-tajam elang. Siap mengawasi siapa saja yang mengusik hidupnya. Di hari sekarang atau pun di masa lalu. Tidak akan melepaskan siapapun yang bersalah. Kau...