Nyaris

1.5K 90 2
                                    

Happy reading! Kalau ada typo kasih tahu ya.

***

Di luar hujan turun sangat deras.

Di sebuah ruangan bawah tanah, Sarala berbicara dengan Kezio. Ya, Kezio. Ayah Diven, juga Ayah mertuanya.

"Kau tidak takut padaku Kezio?" tanya Alicia yang telah mengambil alih tubuh Sarala.

Kezio tersenyum miring. Ia menatap mata hitam itu tanpa rasa takut sedikit pun.

"Untuk apa aku takut padamu? Lagi pula aku sudah mengetahui kelemahanmu." ucap Kezio sembari melihat kalung yang tergantung di leher Sarala.

"Jangan macam-macam kau Kezio. Ini rumahku. Tempatku. Jika aku mau, kau tidak akan bisa selamat di sini." ancam Alicia.

"Apa sekarang kamu yang takut?" tanya Kezio menantang. Ia maju selangkah lebih dekat dengan Sarala.

"Kenapa kau memanfaatkan tubuh gadis lemah ini, Alicia. Apakah kau seputus asa itu hingga kau memanfaatkannya?"

"Jangan banyak bicara Kezio. Aku masih berbaik hati dengan membiarkanmu hidup."

"Aku tidak takut padamu Alicia. Kalau aku takut, tidak mungkin aku datang ke sini menemui. Setelah mengetahui semuanya."

Semenjak kematian Gober yang tidak wajar itu, Kezio mulai menyelidiki semuanya. Ia cukup terkejut karena kecurigaan Troy kepada Sarala selama ini benar. Tapi, ia tidak mungkin menghabisi Sarala saat itu. Selain fakta kalau Sarala adalah putri Julia, wanita yang pernah ia cintai, juga karena fakta kalau Sarala adalah istri Diven. Diven sangat mencintainya, dan Kezio tidak ingin mengecewakan putranya itu lagi.

"Lalu apa maumu yang sebenarnya Kezio?" ucap Alicia yang sebenarnya sangat ingin membunuh Kezio. Namun, itu sangat berakibat fatal. Sebelum mengambil alih tubuh Sarala, Sarala memintanya untuk tidak membunuh Kezio dulu. Ia takut jika Diven akan sedih karena akan kehilangan Ayahnya. Dan walau Sarala mengelak, Alicia tahu kalau wanita itu telah jatuh cinta pada Diven.

"Aku hanya ingin kau melepaskan Sarala. Jangan menjadikan dia manekin untuk membalaskan dendammu." ucap Kezio.

Pria itu berjalan ke arah sumur tua sembari menatap ke dalam sumur, Kezio berkata, "Sudah berapa banyak tubuh yang kau taruh di dalam sini?"

Alicia tersenyum miring. Ternyata Kezio sangat pintar. Ia bahkan sudah tahu tentang sumur itu.

"Kau berniat menjadi salah satu penghuninya?" tanya Alicia dingin.

"Boleh saja. Asal kau mau melepaskan gadis itu." ucap Kezio sembari menatap Alicia serius.

Alicia berdecak, "Kau bernyali juga. Apa kau pikir kematianmu akan mengakhiri dendam ini?"

"Bukankah kau memang menginginkan kematianku. Aku adalah penyebab hancurnya keluargamu." ucap Kezio membuat Alicia geram tatkala mengingat kejadian itu lagi.

"Bukan hanya keluargaku, kau juga penyebab kehancuran keluarga Sarala dan juga masih banyak keluarga lain di luar sana." ujar Alicia geram. Tangannya mengepal, menahan emosi yang sudah di ubun-ubun.

Pria itu, Kezio, mengambil sebatang rokok dari sakunya. Menyalakannya, kemudian menyesapnya dengan santai. Setelah menghembus asap sekali, Kezio berkata, "Sebenarnya untuk kehancuran keluarga Sarala itu, bukanlah salahku." ucap Kezio.

Jiwa Sarala yang terkurung di dalam tubuhnya terkejut mendengar ucapan Kezio. Apa maksudnya bukan salahnya? Jelas-jelas dia yang menyuruh anak buahnya untuk menghabisi Paman dan Bibinya untuk mendapatkan peternakan mereka.

"Omong kosong!" ujar Alicia.

"Tapi, tidak masalah. Jika kau ingin membunuhku karena dendammu padaku, bunuhlah aku. Tapi, setelah itu pergilah dengan tenang. Biarkan Sarala dan Putraku hidup bahagia." ucapnya santai tanpa sedikit pun rasa takut. Pria itu duduk di kursi kayu tua.

Alicia menatap Kezio penuh kebencian. Ia mengambil pisau yang ada di atas meja menggunakan kekuatan supranaturalnya. "Baiklah kalau itu yang kau mau. Biarlah semua berakhir sekarang." ucap Alicia dan hendak menusuk dada Kezio.

"Sarala! Apa yang kau lakukan?" teriak Diven yang tiba-tiba datang dan mengambil alih pisau dari tangannya.

Baik Alicia maupun Kezio terkejut.

"Diven kenapa kau di sini?" tanya Kezio khawatir. Bisa saja mereka berdua akan berakhir di sini.

"Wooow... Anakmu datang, seperti super hero saja." Alicia tersenyum licik. "Haruskah aku menghabisi dia juga?"

Mata Diven membulat. "Apa maksudmu Sarala? Kau ingin membunuhku?" Diven benar-benar tidak mengerti tentang semua kejadian ini.

"Aku bukan Sarala, anak tampan." ucap Alicia yang kembali mengambil pisau dari tangan Diven tanpa pria itu sadari.

"Maksudmu?" tanya Diven.

"Awas Diven!" ucap Kezio yang langsung mendorong Diven saat Alicia hendak menikamnya. Nyaris benda tajam itu mengenai perut Kezio jika ia tidak ikut menjatuhkan tubuhnya.

Mereka berdua, Diven dan Kezio terjatuh ke lantai.

"Ini pasti akan sangat menyenangkan." ujar Alicia dengan senyum liciknya.

***
Ada yang mau ditanya guys?

Apa gitu soal cerita ini?

Sarala Fioriele [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang