Balasan

1.6K 99 3
                                    

Sarala sedang berjalan-jalan di taman belakang kediaman Kezio saat tiba-tiba Jeslyn muncul dan menarik lengannya kasar.

"Dasar wanita tidak tahu diri! Apakah Diven saja tidak cukup bagimu, hingga kau masih menggoda Aland!"

Dahi Sarala mengernyit, ia mencoba tetap tenang dan bertingkah seolah-olah dia adalah wanita paling lugu di dunia.

"Jalang tetaplah jalang! Aku tidak percaya Diven mencintai wanita sepertimu." teriak Jeslyn tidak peduli kepada sekeliling.

Para pelayan yang berlalu lalang terkejut menatap Jeslyn. Mereka semakin terperangah saat melihat Jeslyn menarik rambut  Sarala.

Mereka hendak membela Sarala, bagaimana pun Sarala adalah menantu majikan mereka, tapi Sarala memberi isyarat kalau tidak ada yang boleh menolongnya. Membuat semua pelayan terpaksa berhenti di tempat.

Dengan cepat, Sarala menarik tangan Jeslyn dari rambutnya. Gadis itu mencengkeram tangan Jeslyn kuat membuat wanita berambut indah itu mengeram.

"Kau yang memulai semua ini. Jadi apa kau kira aku akan melepaskanmu sekarang?" ucap Sarala dingin sembari menatap Jeslyn tajam.

Jeslyn terintimidasi oleh tatapan Sarala, entah mengapa kata-kata itu membuatnya takut. Jeslyn menelan ludah.

"Lepas!" ucapnya tertahan.

"Setelah yang kau lakukan padaku?" tanya Sarala semakin memperkuat cengkeramannya.

Jeslyn meringis. "Tapi, gara-gara kau baik Diven atau pun Aland mereka menjadi menjauhiku." ujar Jeslyn dengan napas tertahan.

Sarala menghempas tangan Jeslyn. "Itu masalahmu. Tidak ada sangkutpautnya dengan ku. Dan kalau kau lupa, Diven adalah suamiku. Jadi wajar saja kalau dia menjauhimu." ucap Sarala kemudian berlalu pergi.

Dasar wanita jalang sialan!! Awas kau!! Batin Jeslyn menatap punggung Sarala yang menjauh dengan tatapan kebencian.

Memasuki rumah, Sarala tersenyum miring. Tanpa Jeslyn sadari, saat Sarala mencengkeram tangannya tadi, Sarala sudah melumuri tangannya dengan ramuan racun. Yang apabila Jeslyn memegang bagian sensitif tubuhnya, seperti mata, sebelum mencuci tangan terlebih dahulu dengan sabun. Maka, dapat dipastikan mata wanita itu perlahan akan buta dengan rasa sakit yang luar biasa menyiksa. Mustahil untuk bisa diobati.

Itu adalah balasan karena wanita itu telah mengirim lima pria untuk membunuhnya waktu itu.

Hukuman itu lebih berat dari kematian.

***

Saat tengah malam. Saat semua orang tengah tertidur. Sarala keluar dari kamarnya. Ia keluar dari pintu belakang dan berlari menuju rumahnya yang tidak terlalu jauh jika ia melewati hutan pinus. Ia ada janji bertemu seseorang malam ini. Dan, ia harus cepat. Sebelum fajar ia harus kembali ke rumah Kezio. Dan, tidur di samping suaminya seolah tak terjadi apa-apa seperti biasanya.

Diven yang merasakan tidak ada Sarala di sampingnya, terbangun.

Kemana perginya istrinya?

Diven mengira kalau Sarala sedang berada di kamar mandi. Jadi, pria itu bangun untuk mengecek.

Setelah mengetuk pintu dan memanggil Sarala, namun tidak ada sahutan, Diven menjadi cemas. Buru-buru pria itu keluar untuk mencari Sarala di sekitar rumah. Pria itu merasa heran saat melihat pintu belakang rumah terbuka.

Diven melihat ke luar. Hanya ada halaman luas dan hutan pinus yang jauh terlihat di kegelapan. Namun, sekelebat cahaya mencuri perhatian Diven. Ada bayangan sesosok berjubah hitam memasuki hutan pinus.

Diven mengenali orang berjubah itu, ia pun mengikutinya.

**
Tbc...

Sarala Fioriele [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang