Pergi

3.4K 107 13
                                    

Sekelebat bayangan yang terlihat di dinding melintasi kamar yang temaram. Di atas ranjang di kamarnya Diven tertidur lelap. Bayangan itu mendekat. Mengecup lembut keningnya dan meletakkan selembar kertas yang terlipat di atas nakas.

Bayangan itu nampak mengelus wajahnya, persis seseorang yang sedang menghapus air mata.
Perlahan bayangan itu mundur. Keluar dari kamar Diven. Pergi, dan tidak berniat kembali lagi.

****

Diven merasakan dunia terhenti. Dadanya terasa sesak dengan beban berat yang ia tanggung saat ini. Kenapa ini terjadi? Kenapa? Ia tidak mempermasalahkan seperti apa Sarala sebelumnya, tapi kenapa istrinya itu pergi meninggalkannya?

Diven memukul seorang pengawal yang melaporkan bahwa mereka tidak menemukan Sarala di mana pun.

"AKU TIDAK MAU TAU!!! KALIAN HARUS MENEMUKANNYA!!!" teriak Diven marah. Semua pengawal yang ia suruh mencari Sarala berlalu dengan cepat.

Setelah hanya ada dia seorang diri di tengah ruangan luas ini, Diven menjatuhkan dirinya. Ia berlutut di lantai sembari menatap kosong lantai marmer.

Jika saja ia tahu Sarala akan meninggalkannya seperti ini, dia tidak akan tidur malam itu. Dia akan tetap sadar dan menjaga wanitanya tetap tinggal. Seandainya ia tahu, ia tidak akan membiarkan semua ini terjadi.

"Sarala! Kenapa kamu tidak menepati janjimu untuk selalu bersama ku? Kenapa!?"

Di tengah ke frustrasinya, Kezio datang menepuk bahu putranya.

"Sudahlah Diven! Ini sudah satu tahun sejak ia pergi. Aku tahu ini berat untukmu. Tapi inilah jalan yang dipilih Sarala. Dia hanya ingin kamu bahagia tanpa bayangan masa lalunya. Kamu mengertikan maksudku?"

Diven menoleh ke arah Kezio. Pria itu menatap Ayahnya nyalang.

"Tapi, kenapa Ayah? Kenapa dia harus pergi seperti itu. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Apa dia pikir aku bisa bahagia tanpanya?"

"Bacalah surat yang dia tinggalkan untukmu. Mungkin kamu akan menemukan jawabannya." ucap Kezio kemudian berlalu pergi.

****

Diven duduk di kursi kerjanya. Ia menatap kertas yang ada di tangannya. Menimbang-nimbang haruskah ia membacanya. Selama satu tahun ini ia selalu menghindari dan menahan diri untuk tidak membaca surat ini. Ia takut, jika ia membacanya kekecewaan yang lebih besar akan ia dapatkan. Tapi, jika dia tidak membacanya bagaimana ia bisa tahu jawaban dari pertanyaannya.

Kenapa Sarala meninggalkannya?

Membulatkan tekat. Diven membuka lipatan kertas itu perlahan. Kemudian, membacanya.

Hey... Apa kamu menganggap aku kejam? Apa kamu menganggap aku jahat? Jika ya, tidak masalah bagiku. Sudah sepantasnya kamu menganggapku seperti itu.

Kamu kini tahu siapa aku. Seberapa hitam kehidupanku. Meski kamu berkata tidak mempermasalahkannya, tapi hatiku merasa berat dan bersalah. Dadaku sesak setiap melihat wajahmu, aku merasa bersalah karena menjeratmu pada masalahku.

Kamu mungkin mengira jika selama ini aku tidak benar-benar mencintaimu. Kamu salah, aku sangat mencintaimu. Karena cinta inilah aku memilih pergi. Aku ingin kamu bahagia dengan orang yang lebih baik.

Jangan pikirkan aku, di mana pun aku berada aku akan baik-baik saja. Jangan mencariku, itu hanya akan sia-sia saja. Di sini aku sedang mencoba menembus semua dosa-dosaku. Jangan bersedih, Div. Kamu harus berbahagia, demi diriku.

Kamu orang baik, Diven. Kamu pantas mendapatkan yang lebih baik. Lupakanlah diriku.

Sarala Fioriele

Diven tidak kuasa menahan air matanya. Ia meremas kertas itu kuat. Entah mengapa, surat itu terasa sangat egois.

"Kamu egois, Sarala. Kamu tidak memikirkan perasaanku. Baiklah jika kamu memintaku untuk menemukan orang lain. Aku akan melakukannya." ujar Diven kemudian melempar surat itu ke lantai. Ia berjanji ia akan melupakan Sarala. Seperti yang wanita itu minta.

END

****

HALO SEMUA!

MAAF JIKA CERITA INI TIDAK SESUAI HARAPAN DAN EKSPEKTASI KALIAN! TAPI, INILAH ADANYA. KISAH SARALA BERHENTI DI SINI.

KALIAN PASTI KECEWA. ATAU KALIAN BERPIKIR CERITA INI TIDAK JELAS. SEKALI LAGI MAAFKAN. AUTHOR MASIHLAH PENULIS YANG AMATIR DAN JAUH DARI KATA SEMPURNA.

INGATLAH KATA-KATA INI. "TIDAK ADA NASKAH YANG SEMPURNA. YANG ADA ADALAH NASKAH YANG SELESAI."

TERIMA KASIH SUDAH MAU MEMBACA CERITA INI SELAMA INI.

KALAU INGIN MENGATAKAN KRITIK, SARAN, ATAU KELUHAN APA AJA BISA TULIS DI SINI. ASAL MASIH DALAM NORMA KESOPANAN SAYA AKAN COBA JAWAB.

SEKALI LAGI TERIMA KASIH.

SAMPAI JUMPA DI CERITAKU YANG LAIN.....

Sarala Fioriele [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang