"Kita bunuh saja dia!" Terdengar suara dari dalam sebuah ruangan gelap.
"Tidak! Aku tidak setuju!" ujar suara lain dengan tegas.
"Apa kau gila? Dia putri Julia! Putri Julia! Astaga!?"
"Lalu kenapa kalau dia putri Julia? Apa kau masih berpikir dia yang telah melakukan semua ini? Lihatlah! Dia hanya gadis lemah. Bahkan, aku tidak percaya jika dia mampu menyakiti seekor lalat. Dan, kau mencurigai dia atas kematian Bunny, oh ayolah Troy! Apa kau bercanda!" kata Kezio pada Troy.
"Siapa lagi yang bisa melakukannya? Satu per satu dari kita telah mati! Aku tidak tahu apakah aku yang selanjutnya atau kau!"
"Kita punya banyak musuh kalau kau lupa!"
Terdengar suara gebrakan meja.
"Ok! Terserah padamu kalau tidak percaya padaku! Tapi, aku benar-benar mencurigainya."
Setelah mengatakan itu, Troy keluar dari ruangan rahasia. Meninggalkan Kezio seorang diri.
Benarkah Sarala pelaku atas kematian Bunny. Salah satu anak buah andalannya yang ditemukan tewas di dalam kamar apartemennya kemarin. Rasanya mustahil.
Tapi, setelah mendengar fakta dari orang suruhannya-yang ditugaskan mencari tahu seluruh kehidupan Sarala sebelum menikah dengan Diven, Kezio jadi ragu jika hal itu memang benar. Fakta bahwa, sebelum ini Sarala pernah tinggal bersama Alicia.
Kezio sendiri tahu, siapa Alicia. Perempuan itu adalah salah satu orang yang menaruh dendam pada kelompoknya. Dan, Kezio juga tahu bahwa perempuan itu bukanlah orang sembarangan. Percaya atau tidak, Alicia mampu melakukan hal-hal yang tidak bisa dijangkau nalar manusia. Bukan hal yang tidak mungkin jika ia berkomplot dengan Sarala.
Tapi, apakah mungkin jika Sarala yang melakukannya?
Tangan Kezio mengepal. Sekali lagi, ia memukul meja. Ia harus benar-benar menyelidikinya. Bagaimana pun, Sarala adalah menantunya, dan Diven sangat mencintainya.
**
"Halo sayang. Kau sudah pulang."
Sarala menghampiri Diven yang baru masuk ke dalam kamar. Sarala langsung bergelayut manja di lengan Diven.
"Kau tampak semakin manja." ucap Diven sembari tersenyum.
"Benarkah? Aku merasa biasa saja."
"Tidak, kau memang menjadi lebih manja akhir-akhir ini. Aku jadi curiga jika di dalam perutmu sedang tumbuh bayi lucu."
Tentu saja ucapan Diven itu membuat Sarala terhenti. Jangan sampai! Jika itu terjadi, maka itu adalah suatu bencana. Tidak, sebelum Sarala menyelesaikan semua dendamnya.
"Kenapa kau diam, kau tidak senang jika kita memiliki bayi itu."
Sarala menggeleng cepat. "Bukan begitu, hanya saja aku tidak ingin berharap banyak."
"Apa kau mau kita ke rumah sakit untuk memeriksanya?"
Sarala kembali menggeleng, "Tidak perlu. Lebih baik sekarang kau mandi. Aku merasa ada bau yang aneh sejak kau masuk." Sarala mendorong Diven menuju kamar mandi untuk mengalihkan pria itu dari pembahasan tentang anak.
"Baiklah, tapi sebelum itu," Diven mencium bibir Sarala lembut selama beberapa saat. "baru aku mandi." ucapnya setelah melepas ciumannya.
Sarala cemberut, "Itu memang kebiasaanmu."
Diven tertawa, "Tapi, kau suka kan?"
Mendengar nada menggoda dari Diven, Sarala jadi malu. Pipinya memerah.
Cup! Diven kembali mencium Sarala. Kali ini di keningnya. Setelah itu, Diven buru-buru masuk ke dalam kamar mandi. Sebelum Sarala memarahinya.
Sarala memasang wajah marah yang membuat Diven tertawa.
Setelah Diven menghilang ke dalam kamar mandi, wajah Sarala perlahan melembut. Di bibirnya tercipta senyum manis.
"Ada apa ini? Kenapa dadaku berdebar?" gumam Sarala sembari menyentuh dadanya. Tidak mungkinkan ia jatuh cinta pada Diven?
**
Hoho!! Bagaimana part ini?
Next?

KAMU SEDANG MEMBACA
Sarala Fioriele [TAMAT]
Mystery / ThrillerDia bernama Sarala Fioriele. Usianya baru delapan belas tahun. Gadis cantik dengan mata hijau se-tajam elang. Siap mengawasi siapa saja yang mengusik hidupnya. Di hari sekarang atau pun di masa lalu. Tidak akan melepaskan siapapun yang bersalah. Kau...