Langkah Awal

1.8K 114 5
                                    

Tinggal di kediaman Kezio benar-benar menguntungkan Sarala.

Banyak informasi penting ia dapat di sini.

Ternyata benar dugaannya. Kezio Adalard Endrico ada hubungannya dengan kematian Paman dan Bibinya.

Kemarin, saat semua orang tengah larut dalam tidurnya. Sarala menyusup ke dalam ruang kerja Kezio. Dan apa yang ia dapatkan benar-benar tidak ia duga. Sertifikat rumah beserta perkebunan dan tanah peternakan bibinya ada di sana. Dan telah diubah atas nama Kezio.

Apa karena ini mereka membunuh Paman dan Bibinya. Setahunya Paman dan Bibinya tidak pernah rela menjual tanah mereka pada siapapun. Dan yang ia tahu selama ini Paman dan Bibinya tidak mengalami kesulitan keuangan sehingga harus menjual tanah mereka.

Tiba-tiba sebuah pertanyaan muncul di otaknya, "Apa kematian kedua orang tuaku juga ada hubungannya dengan mereka? Apa kecelakaan itu murni atau disengaja?"

Sarala menghela napas, ia harus menyelesaikan ini secepat mungkin. Dengan begitu, ia bisa tenang dan janjinya pada seseorang terbayar lunas.

Pandangan Sarala beralih ke luar jendela. Ia melihat Gober turun dari mobil bersama Paman Troy. Sepertinya mereka tergesa-gesa.

Astaga kenapa Sarala lupa tentang pria itu, Gober. Pria itu adalah kunci dari masalah ini. Bagaimana pun pria itu yang membunuh Paman dan Bibinya atas suruhan seseorang. Tapi, siapa yang menyuruhnya? Kezio? Atau orang lain? Semua belum jelas dan masih banyak teka-teki.

Sarala harus memaksa pria itu buka mulut, sebelum menghabisinya.

**

Seseorang membekap mulutnya saat Gober keluar dari toilet.

Walau sudah memberontak, namun bekapan itu tidak juga terlepas. Siapapun yang membekapnya itu benar-benar memiliki tenaga yang kuat.

Beberapa saat kemudian migrain menyerang Gober dengan dahsyat. Pria dengan bekas luka di keningnya itu ambruk, tak sadarkan diri.

**

Pria berperawakan tinggi besar itu membuka mata. Ia sontak kaget saat mendapati dirinya di sebuah ruangan temaram dengan tangan terikat. Ia menatap sekeliling. Dirinya cukup terkejut mendapati ada sebuah sumur tua di dalam ruangan ini.

Tubuhnya menggeliat mencoba melepas ikatan yang membelenggu kaki dan tangannya. Mulutnya disumpal oleh kain. Ia mencoba berteriak, namun suaranya tak kunjung keluar.

Suara pintu berderit terdengar. Seorang wanita cantik bergaun hitam memasuki ruangan tersebut.

Mata Gober membulat, terkejut melihat sosok yang kini berdiri di hadapannya.

"Hmmpphmmmpp..." Ia ingin bersuara, namun tidak keluar.

"Apa? Aku tidak mengerti apa yang kau katakan." ujar orang itu seraya tersenyum iblis.

Gober kembali bergumam tidak jelas.

"Baiklah! Baiklah! Akan aku buka penutup mulutmu." Orang itu mengambil penyumpal mulut Gober dan membuangnya ke sembarang arah.

"Sarala? Apa ini?" tanya Gober gusar. Matanya menyipit menunggu jawaban Sarala.

Sarala tersenyum miring, mata hitamnya menatap tajam Gober.

"Aku bukan Sarala." ujarnya tegas.

Gober semakin bingung. Jelas-jelas yang di depannya ini Sarala. Tapi, suaranya berbeda. Terkesan lebih dewasa dan menakutkan. Dan, tunggu, jangan lupakan mata wanita itu. Mata hijaunya yang menawan sekarang berubah warna menjadi hitam.

"Apa maksudmu?"

Gober semakin bingung, "Lepaskan aku!" ujarnya tegas.

Sarala menggeleng kecil, "Tubuh ini memang milik Sarala, tapi aku bukan dirinya."

Sarala menaikkan kakinya di paha Gober, membelai rambut pria itu lembut.

"Apa maksudmu? Jangan mengada-ada!" Gober memalingkan wajahnya, agar tangan Sarala yang berada di wajahnya terlepas.

Sarala tersenyum miring. Ia mundur selangkah dan bersedekap.

"Kau tidak mengenali suaraku? Aku sedih sekali?" ujarnya dengan nada dibuat-buat sedih.

Gober memandang Sarala garang, "Kau! Gila! Tidak waras! Apa masalahmu sebenarnya? Kenapa kau membuatku seperti ini?" sentaknya. Ia benar-benar sudah kehabisan kesabaran menghadapi tingkah tidak wajar Sarala.

Sarala diam, memperhatikan ocehan Gober.

"Sarala, cukup main-mainnya. Lepaskan aku! Hentikan tingkah gilamu ini! Aku tidak akan mengatakan apapun pada Diven atau siapapun! Aku akan menganggap kejadian ini tidak pernah terjadi."

"Sudah ku bilang aku bukan Sarala!" jerit Sarala tertahan.

"Apa kau tidak mengenaliku?"

Sarala maju, menjambak rambut Gober ke belakang.

"Aku bukan Sarala," ujarnya pelan tepat di telinga Gober. "Aku Alicia. Mantanmu."

**

Gimana Part ini?

Apa ada yang ingin ditanyakan?

Jangan lupa tinggalkan jejak gengs.

Semoga aku bisa update cepat lagi. Semoga!

Sarala Fioriele [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang