Tragedi Berdarah

2.7K 181 7
                                    

Pintu kamar Sarala terbuka perlahan. Menimbulkan suara deritan tertahan.

Di depan pintu kamar Sarala sudah ada dua orang pria. Mereka adalah salah satu dari lima pria bertopeng itu. Mereka hendak memasuki kamar tersebut. Sementara tiga orang lainnya, menunggu di depan untuk melihat keadaan. Jikalau ada orang lain yang berada di sekitar rumah Sarala.

"Kau yakin ini kamarnya, Tom?" ucap salah seorang pria bertopeng itu. Was-was jika mereka salah masuk kamar.

"Aku yakin ini kamarnya." ucap pria yang disebut sebagai Tom itu. Pria pertama tadi masih terlihat bimbang. "Sudahlah, Jack. Jika ini bukan kamarnya kita bisa mencari ke kamar lain." ujar Tom meyakinkan Jack.

"Yasudah. Ayo kita masuk. Jangan buang-buang waktu lagi.

Mereka berdua pun memasuki kamar Sarala dengan langkah mengendap-endap.

Senyum keduanya merekah tatkala melihat Sarala tengah tertidur di atas ranjang dengan seluruh tubuh ditutupi selimut.

"Biar aku yang melakukannya." ucap Tom kemudian mulai berjalan mendekati Sarala dengan sebilah pisau tajam yang terlihat berkilau di tangannya.

"Mati kau wanita sialan!" ucapnya kemudian menghunus pisau tersebut tepat di dada Sarala.

Seringai Tom yang awalnya merekah mendadak hilang. Tidak ada suara erengan dari mangsa yang baru ia tusuk. Juga tidak ada suara pisau yang menembus daging terdengar.

"Kenapa?" tanya Jack saat melihat wajah rekannya berubah kesal.

Tanpa menjawab Jack, Tom malah menyibak selimut yang menutupi tubuh Sarala sejak tadi.

"Hanya bantal!?" geram Tom.

"Jadi, dimana wanita yang harus kita habisi itu? Apa kita salah kamar?" tanya Jack berbarengan dengan suara pintu yang terkunci.

"Kalian tidak salah kamar. Ini kamar yang tepat." Tiba-tiba terdengar suara dari arah pintu.

Jack dan Tom melihat ke arah suara itu. Mereka berdua bergidik ngeri saat melihat rupa dari orang yang baru saja berbicara.

Sarala. Gadis itu terlihat memakai gaun putih polos. Rambut panjangnya tergerai berantakan. Tapi, bukan itu yang membuat Jack dan Tom bergidik. Melainkan, Sarala yang tengah memainkan sebilah pisau daging berukuran besar. Terlihat sangat tajam. Gadis itu terlihat menggenggam kuat sisi pisau yang tajam itu hingga keluar darah segar dari tangannya. Namun, anehnya gadis itu tidak merasa sakit sedikit pun. Malah terlihat seperti menikmati alunan suara darah yang menetes ke lantai.

"Ba...ba..bagaimana bisa kau tidak merasakan sakit?" tanya Jack heran sekaligus ngeri.

Sarala malah tertawa. Tawa yang sangat memekakan telinga. Suara tawanya sangat menyakitkan hingga terasa ke otak. Sampai-sampai Jack dan Tom rasanya ingin mati jika mendengar suara tawa ini lebih lama.

"Hentikan!" ucap Tom masih menutup telinga dan memegangi kepalanya secara bergantian.

Sarala menghentikan tawanya. Membuat Tom dan Jack menghela napas lega.

Sarala masih terus menyayat-nyayat tangannya tanpa berhenti. Darahnya pun masih terus berembes keluar. Sedangkan, mata hitamnya terus mengawasi Tom dan Jack yang masih merasa pusing. Sisa dari mendengar tawa Sarala tadi. Kedua orang itu masih terduduk di lantai dengan kedua tangan memijit kepala mereka yang terasa ingin pecah.

Tanpa sepengetahuan Tom dan Jack, Sarala sudah berdiri tegap di antara keduanya dengan sangat cepat. Seperti angin yang berembus.

TASH..... "AAAAKKKKKHHHHH!!!!" Jack berteriak tatkala pisau daging di tangan Sarala sudah berpindah tempat di lengannya.

Sarala Fioriele [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang