OBAT

2.1K 107 7
                                        

Sarala menerobos masuk ke ruangan tempat Diven dirawat. Di tangannya ada sebuah botol berisi ramuan obat yang susah payah ia buat. Dokter dan suster yang tengah mencoba menyelamatkan Diven menatap Sarala bingung.

"Dokter, bagaimana keadaannya sekarang?" tanya Sarala. Tanpa, menunggu jawaban dari dokter Sarala memeriksa sendiri denyut nadi Diven.

"Astaga! Dia tidak akan bertahan lebih lama lagi." ucap Sarala panik. Ia segera membuka botol obat dan meminumkannya pada Diven.

"Apa yang coba kau lakukan?" tanya Dokter yang tidak mengerti. Ia mencoba menghentikan Sarala, namun Kezio menahan dokter itu.

"Biarkan saja dia. Dia tahu cara menyelamatkan suaminya." ucap Kezio.

Dokter itu patuh, ia membiarkan Sarala melakukan apa yang ia mau. Mereka semua menyaksikan dengan hati berdebar.

"Diven! Ayo bangunlah, Div." ujar Sarala sembari menggosok telapak tangan Diven setelah selesai memberikan obat itu pada Diven.

"Apakah ini akan berhasil?" tanya Kezio penuh harap.

"Seharusnya ini mulai bekerja. Tapi, kenapa tidak ada reaksi sama sekali?" ucap Sarala panik. Bagaimana jika obat ini tidak berguna? Sarala mulai memikirkan hal buruk yang mungkin saja terjadi.

Tiba-tiba tubuh Diven bergetar hebat disertai dengan sesak napas. Semua orang yang melihatnya menjadi panik.

"Jangan ada yang mendekat!" ujar Sarala saat melihat dokter dan beberapa suster ingin memeriksa keadaan Diven.

Semuanya mematung di tempat masing-masing.

Sarala mengehela napas lega saat napas Diven kembali normal dan tubuhnya berhenti bergetar.

"Apa yang terjadi?" tanya Dokter itu.

Sarala menyandarkan tubuhnya di tembok dengan lemas.

"Racunnya sudah menghilang bersama keringatnya yang keluar. Dia akan baik-baik saja." ucap Sarala membuat semuanya merasa lega.

"Apa sekarang aku bisa memeriksanya?" tanya Dokter. Sarala mengangguk, kemudian keluar dari ruangan itu.

Dokter dibuat heran dengan kejadian ini. Sebenarnya apa yang Sarala berikan pada Diven. Warna kulit Diven berangsung normal kembali seiring keringat yang keluar dari tubuhnya.

"Luar biasa! Diven baik-baik saja sekarang. Dia akan segera sadar." ucap Dokter membuat Kezio tersenyum.

***

"Sarala.. Sarala.." panggil Diven lirih sembari membuka matanya perlahan.

Sarala yang duduk di sampingnya tersentak. Ia segera meraih tangan Diven yang bergerak. Sarala menggenggam erat tangan Diven.

"Aku di sini, Div. Aku di sini." ucap Sarala.

Diven tersenyum mendapati Sarala di sampingnya. Pria itu membelai lembut wajah Sarala.

"Kau tidak akan pergi, kan?" tanya Diven lembut.

Sarala terdiam sesaat.

"Kenapa kau berpikir aku akan pergi darimu?" tanya Sarala menahan air mata yang hendak keluar.

"Aku bermimpi aneh tadi. Di mimpiku kamu pergi. Sangat jauh." ujar Diven.

Sarala menggeleng. "Itu hanyalah mimpi, Div. Jangan dipikirkan."

Diven tersenyum, pria itu mencoba duduk. Sarala membantu Diven duduk.

Diven langsung membawa Sarala dalam rengkuhannya.

"Sekelam apa pun masa lalumu, segelap apa pun dirimu. Aku akan tetap mencintaimu. Jadi ku mohon jangan pernah meninggalkan ku." ucap Diven memeluk Sarala erat.

Kali ini air mata yang sejak tadi Sarala tahan, terjatuh.

"Berjanjilah padaku, kalau kau akan tetap di sini." pinta Diven menguraikan pelukannya. Ia menatap mata hijau Sarala lekat.

"Aku tidak akan pergi, Div."

"Bejanjilah!"

"Aku janji!"

Diven tersenyum. Ia kembali memeluk Sarala.

Maafkan aku, Div. Mungkin aku tidak bisa menepati janjiku. batin Sarala menangis.

***

Halo semua!!!

Sarala Fioriele kembali!!!

Satu episode lagi TAMAT!!!

JANGAN LUPA TINGGALKAN VOTE & KOMEN YA GAES!!!!

MAKASIH UDAH BACA CERITA INI!!! APALAGI YANG SELALU DUKUNG CERITA INI DENGAN MEMBERI VOTE DAN KOMEN!!!

SEKALI LAGI MAKASIH!!!!

SAMBIL MENUNGGU CERITA INI UP, KALIAN BISA BACA CERITA AKU YANG LAIN!!!

AKU PUNYA CERITA BARU SEBAGAI PENGGANTI CERITA INI!!!

JUDULNYA, 'CAN WE BE TOGETHER' CEK DI AKUN AKU YA!!!

TERIMA KASIH SEKALI LAGI!!!!

Sarala Fioriele [TAMAT] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang