2 - the beginning

4.7K 449 8
                                    

Beberapa jam sebelumnya...

"Sial, harusnya aku tidak mempercayai Sasori."

Sakura meracau tidak jelas di kursi mobil Sasuke. Perempuan itu telah meneguk 3 gelas alkohol dan berakhir dengan mabuk. Sasuke tidak mau mengambil resiko dengan perempuan itu mabuk berat jadi ia memutuskan untuk segera pulang. Beberapa jam yang lalu Sakura meneleponnya untuk ditemani pergi ke bar. Tiga jam duduk dan baru sekarang Sasuke mengetahui alasan sahabatnya itu terlihat kacau.

Sasuke hanya menatap jalan lurus, "Aku tidak tau kau berhubungan dengan supplier bahan mentah kita."

Sakura hanya bergumam tidak jelas.

"Dia seharusnya mengatakan dari awal bahwa ingin mendekati Hinata. Jadi aku tidak perlu terbawa perasaan olehnya. Sial."

"..."

Sakura menatap Sasuke.

Sangat lama.

"Kau tahu, aku sekarang percaya bahwa sepertinya aku akan mati sendirian."

Sasuke tertawa terbahak-bahak. Sakura menggembungkan pipinya kesal.

"Lebih baik kau mabuk terus saja Sakura. Kau lebih terlihat menggemaskan."

Wajah Sakura memerah sesaat sebelum menyeringai dengan cengiran lebar.

"Aku sangat menggemaskan."Serunya.

Perempuan itu melompat ke pangkuan Sasuke.

"Kau ingin kita mati Sakura!"teriak Sasuke histeris.

Sakura hanya berteriak dengan semangat. Ia sedang duduk di pangkuan Sasuke yang sedang fokus mengemudi. Jelas saja tubuh Sakura menutupi jalanan. Sasuke berusaha melihat jalanan dan tidak ingin mereka berdua celaka.

"Aku menyayangimu Sasuke. Kau sahabat yang terbaik yang pernah ada!"Sakura memeluk Sasuke dengan erat. Menyenderkan kepalanya pada pundak Sasuke.

Sasuke ketakutan di kursi mengemudi. Bagaimana caranya dia bisa melihat jalanan dan fokus menyetir jika seperti ini.

...

Sasuke harus bersyukur ribuan kali pada Tuhan karena mereka tiba dengan selamat di parkiran rumah. Ide menemani Sakura minum tidak akan pernah ia lakukan lagi. Perlahan ia membuka seat belt miliknya dan menggendong sahabatnya itu memasuki rumahnya. Sangat merepotkan.

Membawa perempuan merah mudah itu tidak semudah yang Sasuke pikir. Berat Sakura yang ternyata lumayan berat membuat Sasuke kesusahan mengangkatnya. Dengan sedikit kesal ia melemparkan Sakura diatas kasur miliknya. Dia terpaksa membawa Sakura ke kamarnya karena kamar yang lain berada di lantai dua. Tulang punggung Sasuke akan patah jika ia membawa perempuan itu dikamar yang lain. Lihat saja sahabatnya itu sudah menyamankan posisinya di atas kasur.

Sasuke memijit pelipisnya. Kasurnya sudah dikuasai wanita merah muda itu.

Ia menarik napas sembari memijit lengannya yang terasa mati rasa. Sasuke mensengus kesal saat mendengar ponselnya kembali berdering.

"Apa?"

"..."

"Kau bisa menitipkannya di panti asuhan."
"..."

"Disini bukan penitipan anak."
"..."
"Siapa yang akan mengurusnya? Mengurus diriku saja susah."

"..."
"Terserah kau saja."
"..."
"Kau bisa mengirimnya lewat pengiriman barang atau kurir online. Kenapa harus aku?"

"..."
"Jangan berteriak, telingaku sakit."
"..."
"Baiklah, merepotkan sekali."

Sasuke menarik selimut menyelimuti Sakura. Tapi kemudian ia menarik selimut itu dengan kesal menyelimuti seluruh tubuh Sakura.

...

Sasuke melajukan mobilnya ke menuju rumah Itachi juga malam itu. Sebaiknya ia menginap di rumah Itachi, kakaknya itu memintanya untuk mengambil anaknya pagi-pagi sekali.

and this is how life goesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang