"Bukan pacarmu?"Tanya Ayame membalas tatapan Sasuke.
Sasuke dengan menahan malunya berjalan mendahului Ayame, "Kau yang membuka bajunya. Akan ku ambilkan baju Sakura."
"Sudah kuduga dia Sakura!" Ejek Ayame.
Sasuke menatap Ayame dengan tidak percaya.
...Sasuke muncul dengan wajah bingung dan handuk es di rahangnya. "Dimana baju-baju Sakura?"Tanya Sasuke.
Ayame tersenyum bingung, "Yang diruangan mesin cuci? Sudah di pack. Sepertinya tercampur dengan karton-karton yang lain."
Sasuke hanya bisa memandang Ayame dengan tidak percaya.
"Bajuku saja... "
Ayama meringis keras, "Ibu sudah minta di bawa saja ke rumah lama. Koper pakaian mu pun sudah dibawah tadi bersama barang-barang kantor ke Bandara.""Bajumu?"
"Aku hanya bertugas disini dua hari sekali untuk membersihkan dan tidak punya alasan kenapa harus punya baju disini."
"Satupun baju?"
"Hanya kaus-kaus dalam baju biasa."
"Oh apapun itu!"
...
Sasuke keluar dari kamar mandi dengan bingung, ia harus mengenakan baju apa. Hanya baju dalam yang tersisa di dalam lemarinya dan satu setelan yang akan dikenakannya besok. Sasuke melangkah dengan bertelanjang dada. Menuju selimut, mengabaikan fakta bahwa Sakura juga sedang terlelap di atas kasurnya Sasuke ikut masuk ke dalam selimut dan tidur berbalik pada Sakura. Menatap Sahabatnya itu yang terlelap.Perlahan Sasuke meletakkan telapak tangannya pada pipi Sakura. Ia tersenyum pelan, detik selanjutnya Sasuke menempelkan pelan pipinya pada pipi Sakura. Ia mencuri satu kecupan di balik telinga Sakura pelan.
"I've tried but where's the key of your gate?"
"And you never want let me to in..."Sasuke bangkit dari kasur dan keluar dari kamarnya.
...
Jam 5 subuh dan Sasuke sudah akan membeku. Selimut tii di ruang tamu sangat tidak menjamin Sasuke yang separuh bertelanjang dari dingin. Sasuke perlahan kembali bangkit menuju kamarnya dan tidur diatas kasur. Menyembunyikan dirinya di bawah tebalnya selimut hangatnya. Sasuke membelakangi Sakura. Berusaha agar tubuh mereka tidak saling bersentuhan. Dan begitu Sasuke mendapatkan kenyamanan dibalik selimut ia terlelap dengan letih diseluruh tubuhnya.
...Dan... Walaupun Sasuke tertidur dengan sangat nyenyak ia dapat merasakan kehadiran orang lain ditengah ruang kamarnya. Hanya menunggu beberapa detik hingga kesadaran akan memaksanya untuk...
"Sasuke, apakah ibu harus mengkhawatirkan kau masuk di berita??? Berkelahi di bar? Jangan membuat lelucon, kau akan pergi ke Hongkong dan kau malah membuat keluarga kita shock dengan berita tentang dirimu."-Ibunya, Nyonya besar Uchiha telah berdiri dengan anggun bahkan sebelum matanya terbuka.
Sasuke bangkit dari kasurnya dengan bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana boxer pendek. Menatap sinis pada ibunya yang sudah berdiri dengan angkuh di tengah kamarnya. Aroma parfum mahal ibunya bahkan sudah memenuhi kamarnya yang bahkan belum mencapai semenit.
Sasuke hanya bisa memijat kepalanya yang berdenyut. Ia meringis sakit memegang sudut bibirnya yang terasa bengkak.
"Mom, haruskah kau datang sepagi ini dan menambah buruk hari terakhirku."Sasuke meraih sisa kaos putih di dalam lemari, lalu memakainya dan berusaha menarik ibunya keluar dari kamarnya sebelum...
"Siapa itu?"-Ibunya menyadari mereka tidak hanya berdua.
"Lebih baik kita bicarakan saja diluar."
Sasuke menarik ibunya lagi. Dengan kasar Mikoto menepis tangan anaknya itu. Sasuke meringis karena cincin dan gelang yang dipakai ibunya menghantam lengannya yang lebam. Mikoto mendekati gundukan dikasur anak bungsunya.
"Aduh..."Kepala Sakura pertama kali muncul dari balik selimut.
Mikoto menatap Sasuke, sedangkan pria itu hanya bisa pasrah berusaha menarik ibunya keluar.
"Apa mother menganggu kalian?"
Sasuke menatap ibunya tidak percaya.
"Sialan." Kata pertama Sakura bahkan Sasuke berani bertaruh bahwa sahabatnya itu belum sepenuhnya sadar.
Wajah Mikoto berubah datar, tetapi Sasuke tahu itulah ekspresi ibunya ketika ingin mengancam.
"Kita bicarakan ini nanti. Tunjukan dimana ruang kerjamu." Mikoto melangkah lebih dulu keluar dari kamar. Sasuke mendengus pelan, berbalik menatap Sakura yang sepertinya sudah sepenuhnya sadar dengan wajah yang memerah.
Tanpa sepatah katapun, Sasuke keluar dari kamarnya menyusul ibunya, "Disini tidak ada ruang kerja, mom."
KAMU SEDANG MEMBACA
and this is how life goes
ФанфикSTORY | 1 Karena sepertinya aku tidak bisa mencintainya. Aku tidak bisa mencintainya. Kau tahu Sakura, jika disuruh memilih dicintai atau mencintai. Sebagai seorang wanita, pilihlah untuk dicintai. Karena jika seorang pria mencintaimu, mereka memili...