How they met 3

2.1K 301 10
                                    

How they met 3.

Setahun kemudian semua berjalan lancar. Sakura mendapatkan IPK tertinggi di jurusan angkatannya, dosen banyak mengenalnya. Tetap saja menutup diri dari lingkungan. Tentu saja masih dengan Shikamaru. Si senior yang selalu memberikan perhatian padanya,  namun tanpa status yang jelas. 

Di tahun keduanya ini tidak ada lagi mata kuliah umum yang menggabungkan dua jurusan berbeda, bersyukur pada Tuhan karena Sakura benar-benar membencinya. Mengenai Suigetsu dan Uchiha. Sisa akhir kelas mereka berakhir dengan sangat awkward karena Sakura benar-benar menghindari keduanya bahkan bertatapan pun. Mereka tidak pernah lagi bicara. Tapi sesuai dengan apa yang di pikirkannya, Suigetsu dan Uchiha menjadi anak yang populer di hampir semua jurusan. Tenten tiap hari akan selalu menghinanya untuk mengingat malam dimana Tenten sendiri menamakannya dengan bukti bahwa 'Haruno juga idiot tidak sejenius IPKnya".

Sakura menerimanya dan hanya akan mengulum senyum karena ia berhenti membela dirinya sebulan setelah awal pembulyan personal itu dimulai.

Sakura juga sekarang bekerja paruh waktu di kedai kopi dikawasan perkantoran kota. Ia melanjutkan sewa apartemennya untuk 6 bulan. Sembari mencari-cari lagi tempat murah yang bisa ia tinggali.

Ia berpikir untuk menyicil sebuah rumah dengan sisa uang asuransi yang dimilikinya. Lagipula itu lebih efisien daripada ia menyewa lagi apartment yang setiap tahunnya akan naik. Sakura bisa melakukannya jika ia berhasil mendapatkan beasiwa yang cukup bergengsi, uang yang di dapatkannya akan lebih dari cukup untuk biaya kuliah dan gaji part time nya bisa ia saving untuk kedepan. Semua harus terlaksana dengan matang.

"Hari ini hari pengumuman beasiswamu?"Sakura dapat merasakan tenggorokan bergetar dan darahnya yang mendidih. Ia sangat gugup. Tenten hanya tertawa.  Sakura jelas akan diterima karena siapapun menolak profil Sakura untuk mendapatkan beasiswa sangat bodoh.

"Kau tidak perlu merendah diri, dan berlaku idiot. Kau jelas akan diterima."

Sakura tersenyum kecut, mengapa ia ingin berteman dengan Tenten masih menjadi misteri. "Shikamaru akan memberikan perayaan kecil bagiku jika lulus beasiswa itu. Hiburan untuk menghiburku kalau tidak diterima."

Tenten mendengus, "Aku tidak pernah menyukainya."

"Kau ikut kan?"Tanya Sakura. 

Tenten menatapnya dengan tersinggung,  "Jelas saja aku tidak akan membiarkanmu dengannya berduaan. Tidak. Akan. Pernah. Sekalipun. Dalam. Mimpi. Liarnya." Sakura terus saja tidak mengerti kenapa Tenten membenci Shikamaru. Bahkan hari demi hari sahabatnya itu seakan terus menyiram minyak dalam kebenciannya.

"Hei"Sakura berbalik saat merasakan pundaknya ditepuk.

Uchiha Sasuke.

"Er.. Ada yang bisa ku bantu?"

"Mau bergabung dengan ku sebentar malam??"

"Apa aku diundang?" Senyuman Tenten berubah menjadi sangat bahagia. Dan Sakura takut bahwa rahang Tenten akan keseleo karena tersenyum terlalu lebar.

"Tentu saja."Balas Sasuke.

Sakura tersenyum,  "Tapi malam ini kami sudah punya acara sendiri. Maaf sekali Uchiha."

Raut wajah Sasuke terlihat kecewa namun kembali datar,  "Tidak masalah. Kalau kau berubah pikiran,  kau bisa datang di Lucy Bar di pusat kota." Ujar Sasuke. Sakura berusaha untuk tidak terkejut karena bar itu terletak di depan tempat kerjanya dan sangat terkenal dengan untuk kelas menengah atas.

"Yah sayang sekali. Ku harap Sakura berubah pikiran.", "Hei Uchiha kau tidak sedang berulang tahun kan?"

Sasuke tersenyum kecil mendengar pernyataan Tenten.  "Ah... Tidak. Itu hanya perayaan kecil untuk... acara jurusan."

and this is how life goesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang