Tiga hari Sakura tidak pernah bertemu dengan Sasuke. Ia tidak pernah kerumah pria itu, begitupun Sasuke tidak pernah datang ke restoran untuk mengecek seperti halnya yang sering ia lakukan. Hanya Suigetsu yang pria itu kirim untuk mengambil laporan rutin mingguan.
"Sakura, apa kau marahan dengan Sasuke?"Tanya Suigetsu ketika hampir satu jam mereka terlihat memendam topik tersebut.
Sakura mengerutkan keningnya, tidak menyangka bahwa Suigetsu akan tertarik pada topik ini. "Apa itu masalah?"
"Akan bermasalah ketika akhirnya Yamanaka yang menjadi Istrinya. Jika kau marahan terus dengan Sasuke, seminggu kedepan kau akan mendapat kabar bahwa Sasuke akan bertunangan."Suara Suigetsu terdengar menyindir dan tidak menyukai ide tersebut.
"Bukannya itu kabar yang bahagia?"Sakura mendecih kecil.
"Aku tidak mengerti dengan dirimu Sakura? Entah kau yang buta, atau Sasuke yang bodoh."
"Sasuke yang bodoh."Jawab Sakura acuh. Sangat tidak penting membahas hal ini sekarang. Ia sedang tidak berada dalam mood yang baik untuk membicarakan hal tersebut. Tidak akan pernah.
Suigetsu terlihat menarik napas. Menutup berkas yang telah selesai mereka bicarakan.
"Sakura, apa kau tau arti restoran ini bagi Sasuke?"
"..."
"Restoran ini adalah hidupnya. Kau dipercayakan olehnya untuk mengendalikan hidupnya."
Sakura menyipitkan matanya memandang Suigetsu. Mulutnya terbuka berusaha memikirkan dan membalas ucapan pria itu.
"Aku sama sekali tidak mengerti omong kosong yang kau bicarakan, Suigetsu."
"Menurutmu apa arti restoran ini bagi Sasuke? Laporan mingguan? Apa tidak berlebihan? Laporan bulanan saja sudah cukup bukan."
"..."
Suigetsu terlihat sangat menggebu-gebu. Pria itu jelas menahan emosinya. Jelas saja untuk apa? Pikir Sakura. Untuk apa ia percaya omong kosong Suigetsu.
"Ini adalah Usaha yang Sasuke bangun dengan uangnya sendiri, tanpa membawa embel keluarganya. Apa arti restoran ini dibanding perusahaan yang sekarang dikelolanya?"
"Aku setuju bagian berlebihan soal laporan mingguan."Sakura harap Suigetsu segera menyelesaikan omong kosongnya.
"Sakura... Aku yakin ketika kau meminta seluruh restoran ini pada Sasuke, ia akan memberikannya padamu."
Oke, Sakura harus tertawa. Tapi kemudian yang bisa ia lakukan hanya berdecih meremehkan. Suigetsu sok tahu.
"..."
"Ini adalah hidupnya, ketika kau memintanya dia akan memberikannya padamu. Dia mempercayakan semuanya padamu.
Ketika kau pergi suatu saat nanti, kau hanya akan menunggu kabar bahwa restoran ini bukan lagi miliknya. Kau pasti mengerti maksudku."Suigetsu rasanya ingin mencekik Sakura dan Sasuke. Mereka berdua adalah dua orang bodoh yang bersembunyi dalam status persahabatan. Entah maksudnya apa, anak kecil pun akan tahu mereka berdua sangat bodoh.
"Aku sama sekali tidak mengerti, dan ketika kau sudah selesai berbicara, angkat pantatmu ke Sasuke."Sakura tidak bisa menahan emosinya lagi jika Suigetsu tidak berhenti berbicara.
Suigetsu berjalan pergi. Tapi tepat sebelum ia keluar.
"Aku akan bilang kau merindukannya.""Suigetsu!!!"Sakura tidak sadar ia baru saja melempar hiasan mejanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
and this is how life goes
FanfictionSTORY | 1 Karena sepertinya aku tidak bisa mencintainya. Aku tidak bisa mencintainya. Kau tahu Sakura, jika disuruh memilih dicintai atau mencintai. Sebagai seorang wanita, pilihlah untuk dicintai. Karena jika seorang pria mencintaimu, mereka memili...