16 - it is just we got now

2.7K 351 15
                                        

8 jam yang lalu.

"Apa aku berbuat suatu hal bodoh?"Tanya Sakura melihat Sasuke. Ia tahu jawabannya, namun ia sekrang tidak memiliki topik yang tepat selain berusaha membuat Sasuke marah padanya. Itu lebih baik dari pada pria itu mendiamkannya.

Sasuke kembali masuk ke dalam kamar miliknya saat ia yakin ibunya telah pergi dari rumahnya. Benar-benar telah pergi. Karena ia sangat yakin bahwa ibunya sangat ingin ikut campur dengan kehidupannya saat ini.

"Jangan pernah melakukan hal bodoh itu lagi."Sasuke mendekati Sakura yang penampilannya sudah lebih baik. Wajah Sakura berubah menjadi penuh rasa bersalah pada Sasuke. Pria itu berdiri di hadapannya. Menyentuh pipinya dengan lembut, sangat lembut dan pelan. Membelainya dengan pelan hingga membuatnya ingin menangis.

"Aku minta maaf."ketika Sakura mengatakannya ia tidak tahu sebenarnya apa yang salah dengan mereka berdua? Apakah tidak bisa ia sedikit meminta harapan disini? Tapi harapan apa? Ia jelas tidak memiliki harapan apapun. Ia tidak bisa meminta lebih.

"..." Sasuke hanya diam tidak menjawab pada akhirnya. Sahabatnya itu melepaskan sentuhannya pada Sakura. Sasuke duduk di tepi kasur. Hanya terdiam. Detik selanjutnya Sakura sudah merindukan tangan Sasuke yang hangat menyentuhnya. Setitik air mata jatuh, segera Sakura mengusapnya.

Kemudian Sakura menyadari bahwa tubuh dan wajah Sasuke yang memiliki banyak bekas perkelahian. Memar, sobekan, bengkak.

"Hei, kurasa bukan cuma aku yang berbuat hal bodoh disini?"Tanya Sakura dengan penasaran. Ia berusaha sangat jelas menyembunyikan semuanya.

Sakura memperhatikan Sasuke lebih, Memar itu terlihat sangat jelas di sudut bibir Sasuke. Bukan cuma disana, pelipis sahabatnya itu. Sakura memajukan tangannya, tapi Sasuke sudah lebih dulu menepisnya pelan.

Sasuke menatapnya dengan serius, "Sakura, kau lebih baik segera siap-siap. Ayame telah membersihkan bajumu semalam."

Sasuke berdiri dengan cepat. Sekarang Sakura bingung apa yang salah dengannya? Mabuk semalam membuatnya benar-benar tidak mengingat apa yang terjadi. Sakura sangat yakin masalahnya dengan Sasuke sudah selesai semalam. Ia sangat berharap memar Sasuke tidak ada hubungan dengan dirinya.

"Dan... Aku akan menyuruh Suigetsu mengirimkan barang-barangmu yang pernah tertinggal disini. Ayame tidak sadar mengirimnya ke rumah orang tuaku."

"Sasuke?"

"Ada apa?"

"Terima kasih untuk segalanya."

....

Sekarang.

"Welcome to Hongkong Uchiha-san, it's a pleasure can flight with you. Goodbye and see you soon. Have a nice day."

Sasuke memandang malas pada jendela, embun air mentes pelan-pelan. Langit berwarna abu-abu dan suara ribut angin yang Sasuke bisa mendengarnya dari dalam pesawat. Ia melirik jam tangannya. Sudah waktunya ia membuka lembaran baru hidupnya. Kali ini tanpa kesalahan.

Sasuke bangkit dari kursinya, menuju pintu keluar yang sudah terbuka. Ia mengambil payung yang diberikan oleh pramugari yang melayaninya selama perjalanan. Seorang pria dengan jas rapi sudah menunggunya dibawah tangga. Pria itu megang payung hitam dan menatapnya menuruni tangga.

"huān yíng guāng lín!"

Sasuke memutar matanya bosan mendengar sapaan itu.

"Hyuuga katakan saja yang ada dalam otakmu." Ucapnya melangkah duluan meninggalkan pria itu yang menahan tawa.

"Make up artist sudah siap untuk menutupi memar. Kebodohan mu akan tertutupi."

Sasuke menutup payungnya dan segera masuk ke dalam limusin, pria Hyuuga itu juga mengikutinya.

and this is how life goesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang