How they met 2

2.5K 329 7
                                    

How they met 2

Beberapa minggu kemudian.

100 hari tanpa kedua orang tuanya. Sakura duduk di apartemen kecil miliknya. Uang asuransi kedua orang tuanya telah ia terima di minggu kedua ia berduka, namun Sakura harus menghematnya untuk bisa gunakan untuk biaya kuliah. Untuk makannya sehari-hari Sakura juga masih bergantung pada uang itu. Apartemen yang digunakannya saat ini disewakan kedua orang tuanya hanya untuk tahun pertamanya kuliah. Kedua orang tuanya berjanji mereka akan pindah menyusul Sakura di tahun berikutnya.

Sebaiknya ia segera mencari pekerjaan yang menerima part time. Hal itu akan membantu Sakura untuk menghemat pengeluaran. Karena yang bisa ia andalkan sekarang hanyalah uang itu. Walaupun pekerjaan paruh waktu sulit untuk didapatkan saat ini. Sakura tersenyum pilu melihat kedua potret kedua orang tuanya yang tergantung di dinding. Mungkin saja ini adalah awal dari penderitaan hidupnya.

Tak lama kemudian air mata menetes pelan menyusuri pipinya.

...

Shikamaru adalah kakak kelas yang sejak akhir minggu kemarin terlalu terang-terang mendekatinya. Awalnya Sakura ketakutan melihat senior mendekatinya, namun seperti kebanyakan perempuan yang masih awam percintaan hanya dalam beberapa hari saja ia sudah terbawa perasaan. Jiwa kesepiannya meronta membutuhkan perhatian.

"Aku jujur saja tidak menyukai Shikamaru yang kau bicarakan." Ujar Tenten dengan geli. Ia selalu jujur pada Sakura dan menurutnya, pertama Sakura sangat konyol menyatakan ia menyukai Shikamaru dihari ke-7 mereka mengenal. Lalu siapapun Shikamaru itu sangat terlihat jelas terlalu terlatih mendapatkan hati perempuan dan pasti begitupun dengan mematahkannya. Jelas lebih konyol dari serial show 3 jenis beruang yang tinggal bersama.

Saat ini mereka berdua berada di salah satu klab malam yang cukup populer di kalangan kampus mereka. Operasi penyelamatan kesedihan dan kesepian Sakura. Judul besar yang diberikan Tenten. Sakura mengamati sekitar, yeah banyak orang-orang tak asing yang pernah ia jumpa disini. Jumpa di koridor kampus.

Sakura mengulum senyum mendengar tanggapan Tenten, "Sebenarnya dia cukup imut." Sakura dapat merasakan pipinya bersemu hangat. Bagaimana ia tidak bisa terbawa perasaan jika diberikan bunga setiap hari, Coklat dan surat misterius di dalam tas, serta teleponan basa-basi tiap malam.

"Berani bertaruh dia tidak cukup imut dengan pria yang sedari tadi menatapmu."Tenten menggoda Sakura. Sakura hampir saja tertawa karena omong kosong Tenten. Sebelum raut Tenten yang menyebalkan itu tidak terlepas dari wajahnya. Sialan, dia serius.

Sakura mengerutkan keningnya, siapa?
"Dimana?"

"Arah jam 11 dariku."Suara Tenten jelas menunggu pertanyaan itu terlontar darinya. Sakura memutar matanya.

Sakura berbalik dengan pelan dan mendapati dua orang tidak asing berdiri disana. Suigetsu dan Uchiha. Ia yakin terakhir kali mereka bicara adalah saat Suigetsu menegur dirinya di kelas ekonomi makro setelah kejadian ia menabrak anak dari jurusan bisnis itu. Sekitar dua atau tiga minggu yang lalu. Mereka tidak pernah saling bicara lagi saat itu.

"Jangan bercanda. Mereka mungkin hanya merasa tidak asing denganku. Ku tebak si kulit pucat dengan senyuman tanpa henti yang memperhatikan kita."

Tenten menggeleng, "Kau salah, si tinggi berambut hitam. Dia menatapimu sedari tadi."

Oke, Sakura harusnya tidak merasa salah tingkah seperti ini. Dia tersedak cola yang diminumnya.

"Mereka kemari."Tenten sangat bersemangat menginformasikan hal yang Sakura berharap sama sekali bukan seperti yang dipikirkan temannya itu.

Sakura dapat mendengar suara Suigetsu yang memang mendekat, dan Sakura tidak berhenti menyumpah dalam hati. Mengapa ia seperti tertangkap seperti orang idiot.

"Dengar, Sasuke dan aku berusaha menebak apa kau si Haruno Sakura anak Manajemen di kelas Ekonomi makro? Well, Lihatlah kejutan menarik ini!" Suigetsu dan Uchiha benar-benar berdiri di depan mejanya dan Tenten.

"Um? Hai?" Sakura tertawa canggung.

"Sudah kubilang Sasuke, dia benar Sakura. Jadi berhenti memperhatikannya dan hilangkan penasaranmu. Semua perempuan disana terlihat kesal kau mengabaikan mereka."

Sasuke memperhatikannya, harusnya Sakura merasa lucu. Aneh sekali pipinya mememanas. Sakura tertawa dengan canggung.

"Kenalkan aku teman Sakura, Tenten."Ucapan Tenten membuat Sakura lupa memperkenalkan temannya itu. Yang bisa ia lakukan adalah melemparkan tatapan minta maaf.

Suigetsu tersenyum dengan sangat lebar.

Sakura menatap Sasuke dan kedua mata mereka saling bertatapan.
"Mau bergabung dengan kami?"Tanya Sasuke padanya.

Sakura merasakan lidahnya kelu. Tunggu, apa?

"Oh tentu saja."Ucapan Tenten jelas membuat Sakura kembali pada kesadarannya.

Sakura menggeleng pelan, "Maaf. Sepertinya tidak bisa. Malam ini hanya aku dan Tenten. Sepertinya kalian juga punya banyak teman. Aku tidak terlalu menyukai dikelilingi dengan orang yang tidak ku kenal. Sangat canggung."

Sakura akui bahwa walaupun ia sangat begitu tidak peduli dengan sosialitas kampus, ia sangat yakin bahwa Suigetsu dan Uchiha adalah anak yang cukup populer di jurusan mereka. Presiden mahasiswa fakultas mereka menyuruh mereka berdua membantunya, ajakan pergi keluar oleh cewek - cewek dan pergi ke klab dikelilingi dengan banyak orang. Mereka populer. Sialan.

"Kalau begitu Suigetsu dan aku akan bergabung dengan kalian."Sasuke kembali menawarkan diri.

"Tentu saja! Silahkan!"Seru Tenten lagi, terlalu bersemangat sampai Sakura khawatir Tenten akan menjatuhkan bola matanya karena melotot padanya terlalu besar.

Sakura menggeleng cepat, " Aku besok ada ujian tengah semester, lebih baik kami segera pergi. Sampai jumpa."Sakura merapikan barangnya dengan cepat.

"Mau ku antar?" Pertanyaan aneh kembali dilontarkan Uchiha yang membuat Sakura merasa ingin segera pergi sebelum ia terkena serangan jantung.

Ia kembali menggeleng pelan untuk kesekian kalinya, "Kita baik-baik saja."Ia Kemudian berdiri dan menarik Tenten pergi dari klab itu.

"Man, what's wrong with you? "
"I don't know. Aku hanya tertarik padanya."

Sakura dapat mendengar sedikit perbincangan Sasuke dan Suigetsu. Sasuke benar-benar sudah kehilangan akal.

...

"Kau jelas kehilangan akal..." Tenten memarahinya sepanjang jalan.
"Kesempatan bersosialisasimu!"lanjutnya.

Kemudian Sakura tersadar, mungkin saja Uchiha kasihan padanya.

"Dia jelas tertarik padamu! Dia memperhatikanmu sejak menyadari kau ada disana."-hal tidak mungkin terus saja dikatakan oleh Tenten. Walaupun ia mendengar kata itu juga terlontar dari percakapan samar.

Sakura hanya diam dan tidak menanggapi. Lagipula Uchiha Sasuke jelas hanya akan menambah masalah hidupnya dan biarkan Shikamaru yang sudah pasti bersamanya.

...

and this is how life goesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang