Bar ini selalu menjadi tempat Sasuke dan Sakura jika mereka pergi minum berdua.
Sakura tidak tahu harus mengajak siapa karena biasanya Sasuke lah yang menemaninya keluar, apalagi pergi ke Bar. Pekerja di Restoran? Sakura tidak enak meminta mereka. Setelah seharian bekerja Sakura tidak ingin egois meminta mereka menemaninya keluar. Lagipula jadwal keluar mereka rutin Saturday night terus dilakukan. Teman atau sahabat? Sasuke adalah satu-satunya yang ia miliki dan percaya. Hanya saja malam ini adalah malam biasa dimana Sakura butuh asupan alkohol, sendirian pun ia tidak masalah.
Sakura duduk di pojok bar ini sembari bermain dengan ponselnya, minumannya bahkan belum ia sentuh. Beberapa kali ia membuka ruang percakapannya dengan Sasuke di ponselnya, namun kemudian ia tutup kembali. Apa yang ia harus katakan pada pria itu?
Ketika Sakura meletakkan ponselnya di atas meja, ia terkejut melihat Sasuke sedang berdiri hadapannya. Pria itu sedang menatapnya, mereka berdua sama terkejutnya.
"Sakura?"
"Sasuke?"
Sakura yakin ia tersenyum dengan cara yang aneh.
"Kau sendiri?"tanya Sasuke. Sakura tersenyum miring kemudian mengangguk pelan. Berusaha untuk tidak terlihat sangat menyedihkan.
Sasuke dengan cepat duduk di sampingnya. Mereka berdua duduk bersampingan dalam diam.
"Aku..."
"Selamat..."
"Kau saja."Sergah Sakura.
"Kenapa Selamat?"balas Sasuke penasaran.
Sakura menarik napas, ia tersenyum. Semoga cahaya bar ini cukup redup hingga menutupi matanya yang berkaca-kaca. "Ku dengar kau akan pindah ke Hongkong. Selamat atas promosi mu."Seru Sakura berusaha terdengar senang dan suaranya tidak bergetar.
Sasuke mengelus tengkuknya, "Yah begitulah, ternyata kau sudah tau."untuk detik kemudian Sakura melihat wajah Sasuke menjadi rileks dari sebelumnya.
"Boleh aku memelukmu?"Tanya Sakura. Sasuke terlihat terkejut, namun kemudian pria itu membuka lengannya membiarkan Sakura memeluknya. Sakura memeluk sahabatnya itu, hanya sebentar kemudian keduanya terlihat kembali canggung.
"Aku ingin minta maaf yang kemarin. Aku telah berlaku brengsek."Sasuke kembali membuka percakapan mereka.
"Dan aku juga bicara sangat kasar. Aku minta maaf juga."
"Sepertinya Itachi sudah membicarakan mengenai restoran. Harusnya aku yang memberitahukan mu. Tapi..."
"Aku tidak masalah, selama aku masih manajernya."
Mereka berdua tertawa. Untuk sesaat Sakura tahu bahwa omongan Suigetsu padanya kemarin adalah omong kosong yang luar biasa. Omong kosong yang bodohnya sempat ia percayai.
Pertama, Sasuke menganggapnya hanya seorang teman atau sahabat yang ia percayai. Bukan sebagai hidup pria itu, seperti yang dilebihkan oleh Suigetsu.
Kedua, apapun yang terjadi, Meskipun ada kemungkinan kecil Sasuke menyukainya hal itu tidak akan pernah terjadi.
Sasuke tersenyum memandang Sakura, "Aku baru saja mau menelepon mu."
"Kenapa?"
"Pamit, aku akan pergi besok."
"Ah..."
"Maaf telah banyak merepotkan mu Sakura. Kau tetap sahabat terbaikku."
Sakura tahu, sudah waktunya.
"Tidak masalah. Jadi kau akan pindah kesana?"
"Aku akan menetap untuk sementara waktu disana. Belum tau ke depannya."
"Rumahmu?"
"Itachi bilang tinggalkan saja untuk investasi. Kalau kau mau bisa mengambil beberapa barang disana. Barang-barangmu juga masih banyak disanakan? Ayame akan membantumu."
"Ayame?"
"Dia asisten baruku, sebenarnya asisten ibuku. Dia yang mengurus segalanya selama..."
"Sasuke ATM milikmu. Aku hampir lupa."Selama dirinya membantu Sasuke dalam membayar tagihan, Sasuke memberikan salah satu tabungan miliknya pada Sakura.
"Kau pegang saja itu. Siapa tau ada keperluan restoran yang bisa kau lakukan. Aku akan tetap mengisi rekening itu."
"Jangan..."
"Jangan juga menolak Sakura."
"Baiklah aku akan menyimpannya. Kalau terjadi apa-apa aku akan mengembalikannya pada Kakak iparmu."
"Setuju."
Sakura harus menahan air matanya, karena ia tahu inilah waktu yang tepat untuk mengucapkan perpisahan pada Sasuke.
"Kau juga sahabat terbaikku Sasuke."
"Aku tahu. Sakura, aku kemari dengan teman-teman kantorku. Jadi..."
"Tentu saja, aku juga ingin pulang."
Sakura berdiri dari kursinya secepat kilat dan Mmengumpulkan barang-barangnya dengan tergesa-gesa. Ia bahkan tidak menyentuh minumannya. Sasuke terlihat terkejut melihat Sakura tiba-tiba berdiri. Pria itu juga ikut berdiri.
"Selamat tinggal Sasuke, sukses terus untukmu."
"Sakura kumohon, jangan berhenti menghubungiku. Aku tahu selama satu bulan ini kita sangat kacau..."
"Kau hubungi aku kalau sudah sampai disana."
Sakura tersenyum, dan ia tahu dirinya tidak akan mampu bertahan lebih dari sedetik lagi disini.
"Selamat tinggal, Sakura."Sasuke berbalik pergi, kembali pada teman-teman pria itu.
"Baik-baik disana. Aku akan merindukanmu."Sakura tidak mampu menahan setitik air matanya ketika melihat punggung Sasuke menjauh dan hilang dikerumunan orang. Bahkan suaranya teredam oleh alunan musik yang menggema di dalam ruangan itu. Sakura segera berbalik pergi. Sebelum kewarasannya hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
and this is how life goes
Fiksi PenggemarSTORY | 1 Karena sepertinya aku tidak bisa mencintainya. Aku tidak bisa mencintainya. Kau tahu Sakura, jika disuruh memilih dicintai atau mencintai. Sebagai seorang wanita, pilihlah untuk dicintai. Karena jika seorang pria mencintaimu, mereka memili...