11 - peek

2.8K 411 18
                                    


Sakura mengintip rumah Sasuke pagi ini. Sama sekali tidak ada tanda-tanda apapun yang ia lihat. Sakura merutuki rasa bersalahnya atas kejadian kemarin malam. Seharusnya dia tidak berlaku kasar pada Kirio maupun Sasuke. Mereka berdua sudah terlalu bergantung padanya.

Tapi, egonya tidak ingin mengalah. Sasuke memanfaatkannya lebih dari yang bisa ia tolerir. Jika pria itu ingin memanfaatkannya, bukan masalah besar. Tapi jika Sasuke mulai mengatur segalanya, bahkan urusan asmaranya, sebaiknya ia bertindak tegas sebelum jeritan luka dihatinya kembali berteriak karena Sasuke tidak akan pernah menganggapnya lebih.

Pintu terbuka dan Sakura buru-buru bersembunyi dibalik rerumputan milik Sasuke. Semoga saja anjing galak tetangga sebelah belum dikeluarkan dari kandang.

"Dimana Bibi Sakura?"Suara imut Kirio terdengar dan Sakura segera mengintip. "Hari ini sama Bibi Ino saja yah."Sasuke masih berpakaian santai dengan baju tidurnya, sahabatnya itu terlihat membujuk Kirio. Tidak berapa lama Ino dengan setelan rapinya keluar dengan tersenyum manis. Menenteng tas Kirio dan tas miliknya.

Sialan, harusnya Sakura melihat mobil BMW putih milik Ino. Untuk apa dia khawatir dengan kehidupan Sasuke? Jelas saja pria itu memiliki kekasih yang bisa ia repotkan, kenapa pria itu terus saja membuatnya kerepotan?

Kirio berjalan dengan lemas menuju mobil Ino, "Aku pergi dulu. Jaga dirimu. Kabari aku kalau sudah di kantor."

Sakura harus menahan dirinya untuk tidak menghancurkan semak taman Sasuke ketika melihat Ino mencium mesra Sasuke. Kenapa ia harus marah?

"Bibi Ino, apa Bibi Sakura akan menjemputku pulang? Apa ia marah padaku?"Sakura kembali terhantam perasaan bersalah mendengar ucapan Kirio.

Ino di belakangnya tersenyum dengan manis. "Sayang, tersenyumlah. Bibi akan menjemput mu pulang dan kita bisa singgah ke toko mainan untuk menghiburmu."

Dasar penjilat!

...

"Halo, permisi."Seseorang menepuk pundak Sakura. Dengan panik Sakura berbalik dan menatap seorang ibu dengan pakaian rapi menangkap basah dirinya.

"Aku tidak bermaksud untuk memasuki tamanmu."Pasti tetangga sebelah Sasuke. Wajar saja mereka tidak saling mengenal. Ini perumahan, jaman sekarang ia bahkan tidak tau siapa nama satpam perumahannya.

Ibu itu tertawa dan menggeleng pelan, "Aku hanya tersesat disini. Bisa kau mengajakku ke rumahmu?"

Sakura menggaruk lehernya yang tidak gatal.

"Kerumahku? Tapi kita berjalan agak jauh dari sini."Ujar Sakura. Perempuan itu tersenyum menunjuk mobil mahal yang terparkir.

"Naik mobil?"Sakura kembali menyerit bingung. Mobil ibu ini cukup mahal untuk ukuran wanita tua yang sendiri.

Sakura tersenyum membawa ibu itu menjauh, bisa-bisa suaranya terdengar dan Sasuke bisa tahu bahwa ia sedang mengintip.
"Kita jalan saja. Masih pagi sangat bagus untuk kesehatan. Mobilnya disini saja."Tawar Sakura.

Ibu itu terlihat berpikir, "Setuju. Anak-anakku tidak ada yang mau menemaniku jalan jadi tidak masalah."

Sakura tersenyum. Tidak salahkan ia membawa seorang wanita tua yang baru dikenalnya mengaku tersesat dengan mobil Merci sebagai kendaraannya ke dalam rumahnya. Sakura berharap ini bukan putri salju yang berakhir dengan dirinya tewas karena gigitan apel beracun.

"Bibi kenapa bisa tersesat?"Tanya Sakura.

"Anak Bibi tinggal disini. Tapi sedari tadi kami mencari rumahnya hanya berputar-putar saja. Ku telepon hpnya mati. Mungkin dia lupa Mamanya ingin berkunjung."

and this is how life goesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang