08. Wrong target

1.2K 213 54
                                    

Bugh.

Bugh.

Bugh.

"LO APAAIN ADEK GUE, BANGSAT?!"

Bugh.

"Jef! Udah, Jef. Udah! Dia kan gak sepenuhnya sadar."

"Lo pikir adek gue apaan, hah?" sungutnya penuh emosi.

"Dia cuma mainan?"

"Gue ngejaga dia mati-matian. Tapi, kenapa lo malah mau bikin dia mati? Ngotak gak, sih?Anjing, emang." Jeffrey semakin kuat mencengkram kerah baju Arga.

"Kurang apasih adek gue ke lo? Kurang gimana juga gue sama keluarga gue ke lo? Bahkan lo sendiri udah dianggep anak sama Mama, Papa gue. Kurang perhatian gimana, bodoh?"

Bugh.

Dia menendang keras perut Arga.

"Jeffrey, udah! Aku bilang udah ya udah! Gak usah memperkeruh suasana, deh!" gertak seorang perempuan, sambil berusaha memisahkan Jeffrey dengan Arga.

Namanya Rosalina Roseanne. Singkatnya, dia kekasih Jeffrey Alanta.

"Ini rumah sakit bukan lapangan. Doain dulu adek kamu supaya gak kenapa-napa. Bukannya nonjokin orang kek gini!" ucapnya dengan napas terengah-engah. Sulit sekali ternyata memisahkan dua laki-laki yang sedang bergelut. Saling memukul satu sama lain.

"Nanti deh kalo Hanna udah bangun. Mau tonjokan lagi silakan. Gak gue larang."

"Kamu juga, dek. Ngapain ngelukain pacar kamu sendiri? Dia ada salah apa sama kamu?"

"Maaf, kak. Maaf," ucapnya pelan sesaat setelah Jeffrey melepas kerah bajunya dan mendorong tubuhnya.

"Sumpah aku gak bermaksud kayak gitu. Demi apapun aku gak bermaksud kayak gitu. Bahkan aku gak tau." bela Arga parau.

"Maaf, kak. Maaf."

"Aku gak sadar. Maaf."

Arga merutuki semua perbuatannya. Begitu ia tadi diberi tahu Rosa tentang semua kejadian saat itu. Dia sangat terkejut. Apa yang sudah ia lakukan? Mengapa dia berbuat seperti itu ke perempuan yang ia sayang?

"APA-APAAN SIH LO?! GAK GUNA MINTA MAAF KE GUE MAUPUN ROSA! DASAR SAMPAH! MULUT LO ITU SAMPAH!" Jeffrey yang masih tersulut api emosi kembali menarik kerah baju Arga. Arga pasrah. Dia tahu dia salah. Tapi kan, memang sepenuhnya bukan salah Arga.

"Gue gak nyangka lo kayak gini. Apa semua kasih sayang yang dikasih dari keluarga gue belum cukup? Apa masih kurang? Iya? Kalo emang gitu, mending lo mati sana ikut Mama lo sekalian. Biar gak nyusahin orang-orang."

"Lo mau jadi penjahat? Mau jadi orang munafik nusuk dari belakang, hah? Apa pas Mama lo hidup dia ngajarin kayak gitu?"

Kelewatan. Jeffrey terlewat batas, menurut Arga seperti itu. Mengapa dia harus menyangkut pautkan dengan ibunya? Memangnya ibunya ada salah apa dengan Jeffrey?

"Gak usah bawa-bawa Mama!" Arga menggertakkan giginya geram, lalu dia turut menarik kerah baju Jeffrey. Tak kalah kuatnya.

The Invisible Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang