Roda itu berputar.
Begitu pula kehidupan, kadang kita berada di atas, tapi mungkin besok atau lusa kita berada di bawah.
Tidak ada perjalanan yang selalu mulus, kadang ada tanjakan dan belokan. Kadang melewati jalan yang di aspal, kadang pula berbatu. Begitu pula dengan rumah tangga.
Hinata Hyuga adalah anak pertama dari pasangan Hyuga Hiashi dan Hyuga Hikari. Mereka adalah pasutri dengan hidup yang sederhana.
Si ayah adalah pekerja kantoran biasa, sedangkan sang ibu, membuka toko kue kecil-kecilan. Anak-anak mereka pun tumbuh dengan kesederhanaan.
Berangkat ke sekolah dengan menggunakan sepeda atau angkutan umum. Di umurnya yang ke delapan belas, Hinata menemukan jodohnya.
Ia adalah Uzumaki Naruto, seorang pria matang yang berselisih umur enam tahun dengannya.
Kedua orang tuanya merestui, pada saat itu keluarga mereka tengah mendapat cobaan. Toko kue ibu Hinata mengalami kebakaran, meski kebakaran kecil, tapi biaya yang di perlukan untuk memperbaiki tidaklah sedikit. Di tambah Hanabi, yang harus mengeluarkan banyak biaya untuk masuk ke SMA.
Jadi Hinata menerima pinangan Naruto.
Awal mula berumah tangga dengan Naruto bukanlah hal yang mudah bagi Hinata. Butuh penyesuaian dengan sifat masing-masing yang baru di ketahui. Siapa yang menyangka, pria dewasa yang umurnya nyaria seperempat abad ini ternyata penggila game. Hingga kadang begadang sampai pagi cuma buat main game.
Ia yang kadang mementingkan berkumpul dengan teman-temannya hingga larut malam. Hinata bahkan sering baper dengan kelakuan suaminya ini.
Tapi semua berubah, saat setahun setelah pernikahan mereka Hinata melahirkan Boruto. Naruto mulai meninggalkan hobinya bermain game dan menyalurkannya ke yang lebih positive.
Kebahagiaan pun melimpahi mereka saat di tahun berikutnya Hinata melahirkan anak kedua, Himawari. Lahir dengan sehat dan gemuk.
Saat itulah puncak kebahagian keluarga mereka, Naruto bekerja dengan keras hingga posisinya di perusahaan tempatnya bekerja perlahan mulai naik.
Umur Boruto dua tahun, dan Himawari satu tahun. Mereka kini sudah memiliki rumah kecil sendiri, punya sebuah mobil dan motor. Hinata sangat bahagia, memiliki anak-anak yang lucu dan manis, memiliki suami yang pengertian, ia merasa menjadj wanita paling beruntung sedunia.
Hingga ia lupa, roda itu berputar.
🐴🐴🐴
"Bolt, ayo bangun,sarapan." Hinata meneriaki anak sulungnya yang punya kebiasaan bangun siang. Sementara si adik sudah selesai mandi dan berpakaian, dan tengah duduk manis melihat sang ibu yang menata makanan di atas meja.
Lima belas menit kemudian Bolt datang dengan ogah-ogahan dan duduk di depan adiknya.
"haruskah mama juga bekerja di hari sabtu.?" Bolt bertanya pada Hinata yang sudah selesai makan dan kini tengah mencuci piring bekasnya dan Himawari.
"justru karna ini hari sabtu, mama harus kerja lembur supaya besok mama bisa menghabiskan waktu dengan kalian." Hinata mengelap tangannya yang basah dan mengambil telfon.
"cepat habiskan makananmu Bolt." kata Hinata, ia berjalan menuju lemari dan mamakai mantelnya dengan telfon yang ia jepit di bahu.
"ya kaa-chan.?"
...
"hmm, aku sudah mau berangkat."
KAMU SEDANG MEMBACA
its that why
Romansitulah mengapa, harus ada batasan jelas mengenai pertemanan antara laki-laki dan perempuan yang sudah menikah. Des: Masashi Kishimoto Story by: KR Pair: sasuhina