🥘

5.1K 652 71
                                    

"ahahahaha, serius..? Apa kalian pikir, aku dan Sasuke-san.? Aish, katakan kalian tidak memikirkan hal itu." Hinata memegangi perutnya yang kram karna tertawa.

"oh ayolah, Ino, kau tau aku tidak mungkin tidak memberitaumu. Tapi setidaknya beri aku waktu oke. Sai-san aku minta maaf karna merepotkanmu, tapi ku rasa alangkah baiknya jika kalian tidak terlalu lama disini, aku takut pekerjaan kalian nanti terganggu."

Ino pergi dari sana tanpa mengatakan apapun dan Sai menyusulnya, "Hinata, apa kau baik-baik saja.?" Tenten memeluk Hinata dengan sayang.

"aku baik, maaf aku mengacaukan kunjungan kalian."

"sama sekali bukan masalah, mulai sekarang kami akan lebih sering berkunjung."

"nee-chan, kau harus tetap sehat ne, aku janji akan bekerja keras dan akan sering mengunjungimu." Matsuri tak bisa menahan air matanya. Ia memeluk Hinata erat sebelum ia pergi menyusul Ino.

"kami pergi dulu ne, jagalah kesehatanmu." Hinata mengangguk, ia kemudian melihat pada keluarga Sasuke yang berada di sebelahnya.

"ah, u-Uchiha-sama, harap jangan di masukkan ke dalam hati, saya yakin Sasuke-san tidak bermaksud begitu. Anda tau, ia adalah atasan saya yang sangat baik, jadi pasti ia merasa masih bertanggung jawab atas saya. Maafkan saya." Hinata membungkuk pada ibu Sasuke yang masih terlihat syok, sedangkan Sasuke lagi-lagi memasang ekspresi yang tak bisa Hinata baca.

Hinata memegangi hidungnya yang kembali mengeliarkan darah, "maaf, ini sering terjadi." ia mengambil tisu dari atas nakas dan mengelap hidungnya.

Hinata hanya menunduk saat melihat ibu Sasuke tak mengatakan sepatah katapun dan malah pergi begitu saja, di ikuti oleh kakaknya Sasuke.

Hinata baru akan berbaring saat Sasuke mendekatinya. Ia mengabaikan Sasuke, dan kembali berbaring.

"jadi, kau terlihat kurang sehat. Apa kau benar baik-baik saja.?" Sasuke bertanya dengan khawatir, ia memperhatikan cincin yang berada di jari manis Hinata. "aku senang kau masih memakainya, tapi ini menjadi longgar."

Hinata terdiam, tak menjawab, tak menanggapi.

"apa yang anda lakukan disini.?" katanya setelah bertahan cukup lama dalam keheningan.

"mmm, aku membuat bisnis baru, dan sedang berada di sini untuk beberapa hari."

"apa yang terjadi dengan perusahaan.?"

"Naruto yang sekarang memimpin, kau tau aku tak suka bekerja di sana."

Hinata mendecih, "anda menghancurkan hidup anda dengan sia-sia, bahkan sekarang tak ada yang tersisa. Aku tengah hamil, dan anda bahkan akan lebih hancur lagi."

"itu adalah anakku."

Hinata terheyak, rasa takut melingkupi hatinya, bagaimana jika Sasuke tau kebenarannya dan ia akan lebih menyia-nyiakan hidupnya lebih dari ini.

"siapapun ayahnya, bagiku ia adalah anakku. Aku mencintaimu dengan seluruh kekuranganmu, apa itu belum cukup untukmu.?"

"apa kau bahagia menjadi miskin seperti ini.? Apa kau senang tak bisa melakukan apapun yang kau mau.? Apa kau bahagia bahkan tanpa tempat untuk berteduh, hah.? Kembalilah pada keluargamu, ini bukanlah film atau cerita dalam novel, akhir yang buruk akan terjadi pada kita berdua jika kita bersama."

"jika kau kembali, setidaknya salah satu dari kita akan bahagia, dengan hidup yang berkecukupan." Hinata memegang hidungnya, darah mengucur lebih banyak karna ia duduk dan mengeluarkan seluruh emosinya.

"kau pikir aku akan bahagia jika melepasmu.?"

"kenapa kau begitu bodoh.? Apa yang telah ku lakukan padamu hingga kau menghancurkan hidupmu demi aku, hah.?"

its that whyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang