🍽

5.2K 613 30
                                    

Ini adalah kali pertama Hinata mengunjungi kediaman keluarga besar Uchiha. Benar-benar terasa seperti di kerajaan dongeng.

Halaman mansion yang luas telah di hias sedemikian rupa dengan lampu-lampu kecil yang berkerlap-kerlip

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Halaman mansion yang luas telah di hias sedemikian rupa dengan lampu-lampu kecil yang berkerlap-kerlip.

Beberapa meja bulat dengan kursi yang mengelilinginya telah di tata sedemikian rupa. Makanan pun telah di sediakan di sana.

Seluruh keluarganya termasuk Hanabi dan Konohamaru pun juga hadir, semua mengenakan pakaian santai dan anehnya terlihat benar-benar akrab.

"Nee-chan?" dua orang berseru bersamaan.

"Shion, Hanabi?" Hinata di peluk erat oleh dua orang yang ia sebut tadi.

"Hei, jangan keras-keras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hei, jangan keras-keras." Sasuke langsung melepaskan kedua pelukan yang menggencet Hinata.

"Dasar posesiv." Shion menggerutu, ia memandang kesal pada Sasuke, bahkan saat Sasuke telah meninggalkan mereka bertiga.

"Nee-chan, tiga bulan lagi aku akan menikah loh. Dan kau harus datang ya." Shion berkata sambil membimbing Hinata menuju kursinya.

"Kau akan menikah tiga bulan lagi? Kau hamil ya.?" Hanabi menatap Shion horor.

Bletak.!

Shion menyentil dahi Hanabi, "Tentu saja tidak, kalau aku menunda-nundanya terus, nanti bisa di tikung orang." Shion melirik pada tunangannya yang tengah berbicara dengan Sasuke dan Fugaku.

"Kau taukan kalau semakin lama stock pria tampan semakin menipis, pria tampan itu kalau tidak brengsek, ya gay. Makanya kalau sudah ketemu yang pas, sebaiknya cepat menikah saja."

"Woah, apa benar kau seumuran denganku? Aku belum pernah memikirkannya sampai sejauh itu." Hanabi memandang Shion kagum.

"Tentu saja." Shion mengibaskan rambutnya seperti iklan shampo. "Sekarang ini kan tikungan banyak sekali macamnya."

Hinata hanya tersenyum mendengar pembicaraan adik dan adik iparnya ini, ia mengedarkan pandangannya dan semua begitu sibuk dengan dunianya sendiri.

its that whyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang