"ah, akhirnya sampai juga." Hinata mendesah lelah, ia berjalan sambil memegang pinggang dan perutnya yang mulai membuncit.
"apa perutmu sakit.?" Sasuke yang tengah menggendong Hima bertanya dengan khawatir.
"tidak, aku baik-baik saja, memang orang hamil selalu merasa sakit pinggang."
"hei nak, jangan nakal di dalam sana ne, kasihan mama." Sasuke mencium perut Hinata, dan menyebabkan Hima dan Bolt ikut berebut.
Hinata tersenyum, setelah dua bulan Sasuke tinggal bersamanya di desa sambil mengurus pekerjaannya, mereka akhirnya pindah kembali ke kota.
Pekerjaan Sasuke di sana telah beres, sekarang Sasuke akan mulai pengembangkan apa yang telah ia mulai. Dan nantinya ia bakal lebih sibuk lagi, karna kini ia harus sering pergi ke luar negri.
"Hime, kami akan pergi belanja. Apa kau mau ikut.?" Sasuke menawarkan, Hima dan Bolt sudah rapi dengan jaket mereka.
"apa kalian tidak lelah.? Kita kan baru sampai."
Hima dan Bolt menggeleng. "kita kan sering berhenti ma, mama mau ikut nggak.?" tanya Bolt.
"umm."
"kaa-chan mengundang kita makan malam, jadi kami berencana membeli kebutuhan dapur dan anak-anak." kata Sasuke.
"aku khawatir kalau aku tidak ikut kalian akan membeli yang aneh-aneh." kata Hinata, tentu saja ia sangat ingin membeli kebutuhan rumah bersama suami dan anak-anaknya, tapi ia sedikit lelah selama perjalanan, meski Sasuke sudah banyak berhenti dan mengajaknya istirahat selama perjalanan tadi.
Hinata melihat jam di dinding, sekarang masih jam sembilan pagi. Ia belum lapar karna mereka tadi sudah makan di restoran sebelum sampai. "baiklah, tapi jangan nakal dan merepotkan ayah. Mengerti.?" Hima dan Bolt mengangguk, dan dengan cepat mereka masuk kembali dalam mobil.
"ayo yah, cepat."
Sasuke tersenyum, ia mencium bibir Hinata lembut, seolah itu adalah kembang gula yang akan meleleh. "ingat, jangan menuruti semua kemauan mereka." kata Hinata.
"siap bos."
"perasaanku tidak enak." Hinata bergumam, bukan pertama kali Sasuke mengajak anaknya pergi tanpa dirinya, dan ia selalu mengingkari janji.
Seperti membelikan mereka es krim sebelum makan siang, memberikan permen, dan semua yang mereka minta.
Hinata berkeliling rumah yang dulu baru sekali ia kunjungi, ia tersenyum dan mengelus perutnya lembut jika ia ingat kejadian malam itu.
Kesalahan yang membuat hidupnya menjadi lebih baik.
Hinata memeriksa dapur adakah makanan atau tidak, dan saat ia memeriksa satu per satu lemari di sana, ia tak menemukan apapun yang bisa ia makan. Jadi ia memutuskan untuk istirahat sebentar, ia berbaring di sofa ruang tamu, dan terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
its that why
Romanceitulah mengapa, harus ada batasan jelas mengenai pertemanan antara laki-laki dan perempuan yang sudah menikah. Des: Masashi Kishimoto Story by: KR Pair: sasuhina