Kekesalan Hinata pada teman-temannya hilang seketika saat ia melihat wajah Naruto yang di apit oleh dua wanita berpakaian seksi. Ia terlihat seperti orang yang menahan buang air besar.
Karin menyanggul tinggi rambutnya, membuat leher dan punggungnya terekspos, gaun hitam yang ia kenakan benar-benar memeluk tubuhnya dan menonjolkan berbagai sisi terbaik tubuhnya. Seperti dada, paha dan punggungnya.
Sedangkan sakura hanya menggerai rambutnya, gaun marun yang ia kenakan memiliki belahan dada rendah yang memperlihatkan belahan dadanya.
Para pria tak sembunyi-sembunyi melayangkan tatapan ke arah mereka. Tapi semua itu tak lama, saat Hinata masuk ke ruangan bersama teman-temannya, semua mata berbalik memandang ke arahnya. Ke arah teman-temannya lebih tepatnya.
Ino dengan gaun ungu gelapnya, berjalan penuh rasa percaya diri, saat kakinya melangkah gaunnya tersibak memperlihatkan pahanya yang mulus.
Tenten dengan gaun khas chinanya berjalan di sebelah Matsuri yang mengenakan gaun berwarna keemasan dengan lace di beberapa tempat, rambut coklatnya di tata sedemikian rupa hingga ia tampak polos dan cantik. Di antara mereka, Hinatalah yang paling merasa minder.
Gaun putih berekornya bergoyang mengikuti langkahnya, ia harus mati-matian menyesuaikan diri agar tak jatuh karna tak terbiasa mengenakan highheels.
"Hinata, angkat dagumu." Ino yang berjalan di sebelahnya beberapa kali mengingatkan Hinata akan hal ini. Tapi ia tak bisa.
Pertama kalinya ia mengenakan hak tinggi, gaun yang mahal dan terbuka, juga riasan yang Ino bersumpah sangat natural tapi terasa berat di kulitnya.
"aku mau pulang." Hinata mulai merengek, tapi tampaknya teman-temannya pura-pura tak mendengar.
"malam ini, ayo kita berpesta." Ino berseru dan tiba-tiba mereka berpencar ke arah yang berbeda-beda.
Hinata masih bingung tentang apa yang harusnya ia lakukan saat seseorang menghampirinya dan mengulurkan tangannya.
"mau berdansa.?" Hinata menatap penuh kebencian ke arahnya, tapi nampaknya pria itu begitu bebal, dengan cepat ia menarik tangan Hinata dan mengajaknya berdansa.
.
Selaku tuan rumah yang baik, Sasuke sudah bersiap di rumah utama keluarganya dan menyambut para tamu sejak tamu pertama hadir.
Ia sudah mulai bosan dan jengah, terutama saat tadi Naruto membawa tunangan dan adiknya ke hadapannya.
Bagaimana ia berusaha menahan tangannya untuk tidak menyeret Karin keluar dari pestanya, karna ia tau wanita itu mengirim sinyal-sinyal menggoda ke arah ayahnya.Dan Sakura yang terus berusaha mengakrabkan diri dengannya, akhirnya sang ibu dan kakak iparnya menjadi penyelamatnya, dengan mengajak mereka mengobrol.
Sasuke menyesap minumannya perlahan, mata elangnya menatap sang ibu yang masih mengobrol dengan Sakura, dan sang ayah dengan Karin, beberapa kali wanita itu menyentuh lengan ayahnya seolah itu ketidak sengajaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
its that why
Romanceitulah mengapa, harus ada batasan jelas mengenai pertemanan antara laki-laki dan perempuan yang sudah menikah. Des: Masashi Kishimoto Story by: KR Pair: sasuhina