LIFE IS NOT CHOOSE

1.4K 100 11
                                        

Warning!


Part ini mengandung tindakan kekerasan.

Untuk  yang dibawah 17 tahun harap tidak membaca.

Untuk yang diatas 17 tahun, karena ada unsur kekecewaan dan patah hati yang amat mendalam, diharapkan yang baperan segera diskip saja :v








Lisa POV

Setuju nggak sih, kalo hidup itu sebatas pilihan? Bagi gue enggak!
Kalaupun gue disuruh milih antara hidup atau enggak, gue pilih enggak.

Kenapa?

Karena dengan gue hidup, gue bisa merasakan gimana bahagianya ketika hidup, gimana sakitnya ketika terluka, dan gimana rasanya menangis ketika ditinggal pergi orang yang kita sayangi.

Kalaupun memang harus memilih, gue lebih memilih untuk hidup dengan penuh kebahagiaan tanpa ada musuh yang selalu buat keberadaan gue nggak nyaman. Dan itu apa bisa? Nggak kan?

Karena gue udah terlahir sebagai orang yang punya seribu musuh.

Jadi, berhenti bilang kalo hidup itu pilihan dihadapan gue.

Hari ini, gue harus pergi ke markas karena Ju Halim memberi kabar ada keadaan darurat dimana gue harus ada disana. Jadi terpaksa gue harus bangun pagi-pagi banget untuk prepare .

Simple this is my style. Dalam kamus gue nggak ada kata ribet. Karena itu sangat menyita waktu dan gue kategorikan alay buat cewek yang suka banget dandanan menor.

Menurut gue, pergi ke Markas hari ini nggak ada acara formal, jadi gue cuma pakai Baggypants warna maroon dan sweater abu-abu. Tambah topi coklat tua diatas kepala.

Gue berjalan ke garasi dan masuk ke mobil Amborgini silver yang baru gue cuci kemarin. Gue menyalakan mesin dan langsung pergi meninggalkan rumah.

Sebenarnya setelah pulang dari Markas, gue pengen keluar sama Jungkook. Tapi gue urungkan mengirim pesan padanya untuk berjaga-jaga jika disana ada keadaan yang bisa membahayakannya.

Dengan kecepatan 160km/s, gue tiba di Markas sekitar 15 menit. Gue langsung turun dan bergegas masuk menemui Ju Halim. Dengan pikiran santai -alias- nggak mikir apa-apa gue masuk ke ruang cctv sesuai informasi Ju Halim.

Gue terkejut melihat semua orang melihat kearahku tepat saat aku membuka pintu.

Tatapan mereka begitu resah, dan ada yang terlihat baru menangis. Dan gue lihat ada beberapa yang masih terisak menahan tangis.

Gue melihat ke arah Halim yang duduk termanggu dengan tatapannya yang kosong. Gue merasakan ada sesuatu yang nggak beres terjadi disini.

"what's happened?" tanyaku sambil berjongkok didepannya. Namun Halim masih diam tanpa melihatku.

"Halim-ah.  Apa yang terjadi? Kasih tau gue dong!"

Meskipun nadaku terlihat kesal, Halim tidak merubah posisinya saat ini.

Gue berdiri dan menatap tajam semua orang.

Tidak ada yang berani menatapku
Tidak ada yang mau memberitahuku
Tidak ada yang berjalan mendekatiku atau bergurau padaku

Gue mendengus kesal, ku balikkan badanku ke arah anak layar cctv.

Gue terkejut bukan main.

150 layar cctv dihadapan gue sekarang menampilkan sebuah video yang sama.

My Good GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang