13

1.6K 133 1
                                    

Author POV

Pagi telah tiba, Jennie bangun dari tidurnya karena dia terganggu dengan sinar matahari yang menembus jendela kamarnya.

Jennie mengalami morning sickness, dia mual - mual lagi seperti beberapa hari yang lalu. Jenniepun bergegas menuju kamar mandi dan memuntahkan isi perutnya pada wastafel. Dia merasa sakit perut, mungkin kali ini juga karena kemarin dia tidak makan dari siang.

Lalu Jennie memilih mandi terlebih dahulu setelah itu membuat sarapan.

|°•○●○•°□■□°•○●○•°|

Kini Jennie tengah memasak di dapur, ini mungkin akan jadi hari terakhirnya membuat sarapan untuk Hanbin.

Hari terakhir?
Eo. Karena setelah Jennie pulang dari rumah sakit, dia akan langsung pulang ke rumah orang tuanya.
Dia benar - benar niat ingin bercerai dengan Hanbin.

Author POV End

Jennie POV

Aku baru saja menyelesaikan acara memasakku. Kulihat ini baru pukul 6 pagi, aku menyuruh Bobby oppa datang sekitar jam 8 pagi karena aku juga akan membersihkan rumah ini untuk yang terakhir kalinya.

Setelah ini, aku bukan hanya akan tinggal di rumah orang tuaku. Tapi aku juga akan bercerai dengan Hanbin oppa.
Aku tidak akan tinggal lagi dengannya, tidak akan lagi memasak untuknya, tidak akan lagi membersihkan rumahnya, tidak akan lagi melihatnya, dan tidak akan lagi mencintainya.
Akankah aku bisa mengubur cintaku ini?

Lamunanku buyar saat aku mendengar langkah kaki yang sedang menuruni anak tangga. Itu sudah pasti Hanbin oppa.
Huft, aku tidak peduli.

Lalu karena aku sangat lapar, aku langsung mengambil makanan yang kumasak tadi.

"Sebelum berangkat ke kantor lebih baik kau sarapan dulu.", kataku dingin pada Hanbin oppa saat aku melihat Hanbin oppa yang sudah rapi.

Lalu aku mengambilkan makanan untuknya.

Saat kami sedang sarapan, belpun berbunyi.

Siapa yang bertamu sepagi ini? Apakah itu Bobby oppa? Tapi, aku kan menyuruhnya datang jam 8, bahkan ini masih jam 6.

"Oppa? Yak! Ini masih terlalu pagi, aku bahkan belum bersiap - siap.", kataku saat aku membuka pintu dan melihat Bobby oppa yang sudah tersenyum dengan menampilkan gigi kelincinya itu.

"Mian, aku sengaja datang pagi karena aku ingin sekalian sarapan di rumahmu. Apa kau juga belum masak?", tanya Bobby oppa, lalu langsung masuk begitu saja sebelum kusuruh masuk.

Ais, dasar sepupu tidak sopan.

Lalu, aku mengikuti Bobby oppa menuju meja makan.

"Ah, annyeong.", sapa Bobby oppa pada Hanbin oppa.

Dapat kulihat raut wajah Hanbin oppa yang heran dengan datangnya Bobby oppa.
Eo, mereka belum pernah bertemu sebelumnya.

"Oppa, ini Bobby oppa. Dia adalah ....", belum sempat kukenalkan Bobby oppa pada Hanbin oppa, Hanbin oppa sudah memotong ucapanku.

"Jadi ini selingkuhanmu? Dia yang menghamilimu dan menyuruhku untuk bertanggung jawab?", tanya Hanbin oppa yang berubah emosi dan langsung berdiri, sepertinya dia akan langsung pergi bekerja tanpa menghabiskan sarapannya.

"Yak! Oppa.", sungguh aku tidak menyangka bahwa dia akan menyebut Bobby oppa sebagai selingkuhanku.

Aku bahkan tidak ada niatan untuk selingkuh dengan pria lain, apalagi dengan sepupuku sendiri.

"Yak! Dengarkan istrimu dulu. Jika seperti ini, hidupmu akan dipenuhi kesalahpahaman terus menerus dengan istrimu. Duduk dan lanjutkan srapanmu!", perintah Bobby oppa dengan santai dan langsung duduk di meja makan untuk mengambil sarapannya.

"Eo, dengarkan aku sebentar. Dia hanya ....", belum selesai aku bicara, Hanbin oppa kembali memotong ucapanku.

"Dia hanya apa? Hanya selingkuhanmu? Atau hanya menghamilimu? Aku sibuk, aku harus pergi sekarang.", katanya.

"Dan kau, makanlah sepuasmu di rumahku. Aku akan membiarkan selingkuhan istriku makan gratis di rumahku sepuasmu.", kata Hanbin oppa pada Bobby oppa.

"Ani ....", belum selesai aku membela diri, lagi dan lagi ucapanku terpotong.

Kali ini Bobby oppa yang memotongnya.

"Geurae, kau memang selalu sibuk sampai - sampai kau tidak bisa mengantar istrimu ke rumah sakit. Maka dari itu, aku izin untuk mengantar istrimu ke rumah sakit hari ini.", kata Bobby oppa santai sambil mengunyah makanannya.

"Pergilah kemanapun kalian mau, tidak perlu izin padaku karena aku tidak peduli.", kata Hanbin oppa dan langsung berlalu begitu saja.

"Yak! Jika istrimu benar - benar hamil, sayangi dan jagalah dia dan calon anakmu itu dengan baik.", teriak Bobby oppa setelah menelan makanannya itu.

"Ais, oppa. Mengapa berteriak? Kau bisa tersedak nanti.", kataku lalu menghampirinya dan ikut sarapan bersamanya.

"Itu agar dia bisa mendengarku.", kata Bobby oppa, lalu mulai memakan sarapannya lagi.

"Biarkan saja, lagi pula dia tidak akan mendengarkanmu walau kau berteriak sampai suaramu habis sekalipun.", kataku.

Lalu, Bobby oppa hanya terseyum sambil kembali mengunyah makanannya.

Jennie POV End

Hanbin POV

Sialan, berani - beraninya dia mengundang selingkuhannya untuk sarapan bersama. Padahal tadi aku ingin minta penjelasan yang sebenarnya dan aku akan mengantarnya ke rumah sakit.
Aku ingin tahu juga apakah dia benar - benar hamil atau tidak.

Aku kembali teringat dengan ucapannya semalam. Dia memintaku untuk mengurus surat cerai? Dan dia akan tinggal di rumah orang tuanya?
Ais, haruskah aku menceraikannya? Tapi bagaimana jika aku memang melakukannya? Bagaimana jika memang benar dia mengandung anakku? Jika aku menceraikannya, anak itu akan lahir tanpa seorang appa.
Ah, entahlah. Bahkan hari ini, aku ada meeting.
Ais, aku pusing bahkan sebelum meeting.

Hanbin POV End
.
.
TBC.

Gimana part 13nya all? 😁
Jangan rame diawal aja ya, dipart-part selanjutnya tolong ramein juga 🙏
Ah iya, jangan lupa vote ya sebagai tanda kalian dukung aku. 🙏🏻
Bagi yang belom follow aku, tolong follow ya. 🙏🏻
Gomawo, all.

Saranghae Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang