32

1.6K 117 0
                                    

Hanbin POV

Pagi ini aku akan ke rumah eomma bersama Jennie. Bukan semata karena permintaan Hanbyul, tapi kami berencana memberitahukan tentang kabar kehamilan Jennie pada orang tuaku.

"Oppa, apa kau sudah siap?", tanya Jennie saat melihatku yang menuruni anak tangga.

"Hem, kajja.", kataku lalu merangkulnya untuk keluar dari rumah.

"Tunggulah dimobil, aku akan mengunci rumah dulu.", lanjutku.

|°•○●○•°□■□°•○●○•°|

Ketika sedang dalam perjalanan, Jennie memberitahukanku bahwa aku harus mencari mini market dan toko roti didekat rumah orang tuaku.

"Oppa, nanti kita berhenti sebentar eo di minimarket dekat rumah eomonim. Aku harus membelikan Hanbyul beberapa makanan ringan dan juga ice cream vanilla.", katanya.

"Kau tidak perlu membelikannya. Mungkin dia sudah lupa.", kataku.

"Aniya, aku tidak ingin dia kecewa karena kemarin aku sudah bilang akan membelikannya. Dan kita harus ketoko roti, aku akan membelikan eomonim kue. Apakah eommonin suka kue?", tanyanya.

"Hem, eomma suka.", jawabku singkat.

Ternyata dia juga memikirkan orang tuaku. Jennie memang berbeda. Dahyun dulu tidak seperti Jennie, maka dari itu appa sangat menentang hubungan kami. Dan firasat eomma yang mengatakan Dahyun bukan gadis baik - baik ternyata benar. Aku menyesal tidak mempercayai eomma saat itu, dan aku juga menyesal tidak mengakhiri hubunganku dengan Dahyun ketika appa memintaku mengakhiri hubunganku dengan Dahyun saat itu.

|°•○●○•°□■□°•○●○•°|

Kini kami sudah sampai di rumah orang tuaku. Akupun langsung memencet bel dengan tangan kananku, sedangkan tangan kiriku memegang makanan ringan untuk Hanbyul.

"Oppa, eonni.", teriak Hanbyul ketika dia sudah membuka pintu, diapun langsung memeluk kakiku.

Lalu akupun berjongkok agar dia bisa menggapaiku. Tapi dengan tiba - tiba, Hanbyul malah mencium bibirku.

"Yak!", teriakku.

Kudengar Jennie terkekeh disampingku.

"Bogoshipeo, oppa.", kata Hanbyul lalu memelukku lagi.

"Ais, nado.", kataku singkat sedikit agak kesal karena dia dengan seenaknya mencium bibirku.

Tapi tidak apa, dia adalah adik kandungku. Adik yang paling kusayang.

Tidak lama, eommapun keluar.

"Annyeonghaseyo, eomonim.", sapa Jennie sambil membungkukkan tubuhnya.

Lalu aku berdiri sambil menggendong Hanbyul.

"Annyeonghaseyo, eomma.", sapaku lalu tersenyum.

"Eo, ayo masuklah.", kata eomma.

Dan kamipun akhirnya masuk.

"Eomonim, aku kesini membawa beberapa macam kue kesukanmu. Hanbin oppa yang memberitahukanku kue kesukaan eommonim.", kata Jennie.

"Eo, jeongmal? Gomawo Jennie-ya, Hanbin-a.", kata eomma.

"Ne, eomonim.", kata Jennie.

"Eo, eomma.", kataku.

Lalu eomma dan Jenniepun pergi ke dapur.

"Igo, eonni membelikanmu ini.", kataku pada Hanbyul yang masih dalam gendonganku sambil memberikan kantung plastik berisi makanan ringan untuk Hanbyul.

"Wah, Jennie eonni sangat baik. Tidak seperti kekasihmu yang dulu, bahkan dia melarangku berdekatan denganmu.", kata Hanbyul.

"Benarkah?", tanyaku sambil menurunkannya di sofa ruang santai.

"Eo, dia mengancamku oppa.", adu Hanbyul padaku.

"Geurae, kalau begitu maafkan dia. Dan sekarang jangan bahas dia lagi eo?", kataku.

Aku hanya tidak ingin mengajari adikku dengan menyimpan dendam kepada siapapun.

"Eo.", katanya singkat lalu memakan ice cream kesukaannya.

Kupikir Jennie sudah sangat dekat dengan eomma dan Hanbyul, sampai - sampai Jennie membelikan ice cream kesukaan Hanbyul dan sekarang dia sedang bersama eomma.

Tidak lama, Jennie datang dan memarahiku.

"Yak! Oppa, mengapa kau membiarkan Hanbyul memakan ice creamnya sekarang?", tanyanya dengan kesal.

"Hanbyul-a, kau belum sarapan kan? Tidak baik jika kau makan ice cream ini pagi - pagi, apalagi kau belum sarapan. Eonni simpan dulu eo di lemari es.", katanya halus sambil mengambil ice cream Hanbyul, lalu berjalan menuju dapur lagi.

"Kau lihat? Ini semua karenamu, mengapa kau makan ice cream itu sekarang? Aku kan jadi dimarahi oleh eonnimu.", kataku pada Hanbyul.

"Aku tidak peduli.", katanya lalu menjulurkan lidahnya didepan wajahku dan langsung berlari begitu saja sambil membawa kantung plastik yang berisi berbagai macam makanan ringan.

"Ais, jinjja. Hanbyul-a", teriakku frustasi.

Hanbin POV End
.
.
TBC.

Gimana part 32nya all? 😁
Jangan rame diawal aja ya, dipart-part selanjutnya tolong ramein juga 🙏
Ah iya, jangan lupa vote ya sebagai tanda kalian dukung aku. 🙏🏻
Bagi yang belom follow aku, tolong follow ya. 🙏🏻
Gomawo, all. 🙏

Saranghae Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang