12

1.6K 145 1
                                    

Hanbin POV

Jennie bilang dia akan menyusul? Lalu sedang apa dia sekarang? Mengapa dia lama sekali di kamar? Bahkan sampai aku sudah selesai makanpun, dia tidak kunjung kembali.
Apa karena dia sedang sakit, lalu dia memilih langsung tidur tanpa makan malam? Apa aku cek saja ke kamarnya? Siapa yang tahu jika dia tidak sadarkan diri?

Akupun menaiki anak tangga menuju kamar Jennie.

Tapi tunggu, aku mendengar seperti ada suara tangis seseorang? Apa Jennie menangis? Atau itu adalah suara hantu?
Yak! Aniya, aku yakin rumah ini tidak berhantu. Jika memang ada, mereka pasti hantu yang baik.
Ais, aku ini memikirkan apa?

Kuketuk pintu kamar Jennie, lalu aku mendengar dia berteriak.

"Ne, tunggu sebentar.", teriaknya dari dalam kamar.

Lalu akupun menunggunya didepan kamarnya. Tidak lama, dia keluar dengan wajah yang lebih pucat dari sebelumnya. Tapi kali ini dia tidak menutupi hidungnya lagi.

"Apa aku sudah tidak bau?", dengan bodohnya aku bertanya padanya

"Hem.", dehemnya sambil menundukkan kepalanya.

"Apa kau tadi menangis? Aku mendengar suara tangis seseorang. Itu benar kau kan, bukan hantu?", tanyaku kembali dengan bodohnya.

Tapi bukannya menjawab, dia malah kembali menangis.

"Yak! Wae?", tanyaku sambil memegang pundaknya.

Lagi - lagi dia hanya diam. Tapi akhirnya diapun memberikan sebuah benda yang dia pegang sedari tadi.

"Ige mwoya?", tanyaku sambil meraih benda itu.

Apa ini test pack? Apa maksudnya dia memberikan test pack ini padaku?

"Aku hamil, oppa.", jawabnya masih dengan menunduk dan menangis.

Aku terkejut.
Sungguh, aku sangat terkejut.
Apa aku tidak salah dengar?

"Siapa yang melakukannya?", tanyaku serius.

Lalu diapun menatapku dengan tatapan tidak percayanya.

"Dengan siapa kau melakukannya?", ulangku yang mulai emosi.

"Oppa, tentu saja kau. Dengan siapa lagi aku melakukannya jika bukan dengan suamiku?", tanyanya dengan suara yang ikut meninggi.

"Ani! Aku tidak pernah menyentuhmu sejauh itu.", elakku.

"Kau mabuk saat itu, oppa. Kau tidak dalam kondisi sadar.", katanya.

Mabuk? Aku ingat saat aku mabuk. Saat itu aku pergi ke club setelah pulang dari kantor, dan aku ditemani Jinhwan hyung dan June. Lalu, aku bertemu Dahyun dan selingkuhannya itu. Setelah itu aku menghajar selingkuhan Dahyun. Kemudian, aku menegaskan pada Dahyun bahwa hubungan kami berakhir.

Tapi untuk kejadian selanjutnya, aku tidak ingat apapun.

"Kau pasti berbohong kan? Kau selingkuh kan? Mengakulah!", aku berkata seperti ini karena aku benar - benar tidak percaya bahwa aku yang menghamilinya.

Aku ingat aku mabuk, tapi aku yakin aku tidak melakukannya.
Jika dia selingkuh bahkan sampai hamil, bukankah dia pantas disebut jalang?

Mungkinkah dia benar - benar selingkuh karena ingin membalas perbuatanku dulu bersama Dahyun?

Cih, lihatlah. Dia seperti ini disaat aku ingin belajar mencintainya.
Apakah memang takdirku hanya mencintai untuk diselingkuhi?

Ais, jinjja.

Saranghae Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang