Jennie POV
Pagi ini, aku berniat ingin membantu Park ahjumma membuat sarapan. Tapi, tiba - tiba appa menghampiriku.
"Jennie-ya, jangan lupa untuk menghubungi Hanbin. Suruh dia datang menemui appa jika memang kau ingin tinggal disini untuk sementara.", kata appa lalu pergi begitu saja.
Apakah aku harus menghubunginya? Bahkan dalam surat yang kutulis kemarin, aku bilang pada Hanbin untuk jangan menyusulku. Lalu haruskah aku menyuruhnya datang?
Lalu akupun memutuskan untuk mengambil ponselku dari saku celanaku. Mau tidak mau, aku harus menghubunginya. Tapi ketika aku sedang mencari nama Hanbin di kontak ponselku, Bobby oppa mengirimiku pesan singkat.
Isi pesan
Bobby
Chagiya, aku sedang dalam perjalanan menuju rumah samchon.Jennie
Ah, ne oppa. Tapi oppa, appa baru saja menyuruhku untuk menghubungi Hanbin oppa agar datang kesini. Haruskah aku menghubunginya? Aku malu, karena aku sudah menyuruhnya untuk tidak menyusulku.Bobby
Ais, dasar bodoh. Sudah, kau tenang saja. Dia juga sedang dalam perjalanan kesana. Aku mengirimimu pesan karena aku ingin menyuruhmu cepat membuat sarapan, karena suamimu kelaparan dari kemarin. Hahahaaa... :DJennie
Mwo? Bagaimana bisa? Geurae oppa, aku akan segera membuat sarapan. Hati - hatilah dijalan oppa.Setelah membaca pesan dari Bobby oppa, aku langsung membantu Park ahjumma membuat sarapan.
Bobby oppa bilang, Hanbin oppa kelaparan dari kemarin? Mengapa dia tidak makan, jika dia lapar? Dasar bodoh.
Ah, tunggu. Bukankah bahan makanan di lemari es sudah habis? Bahkan sekedar telur atau ramenpun habis. Ah iya, aku baru ingat. Em, lagi pula jika adapun dia tidak bisa memasaknya. Ah ,aku jadi sangat berdosa membuat suamiku kelaparan.
Suami? Eo, aku belum sah bercerai dengan Hanbin oppa. Perceraian hanya sekedar rencana, jika memang tidak bisa diselesaikan dengan baik - baik. Perceraian akan benar - benar terjadi.Jennie POV End
Author POV
Setelah Jennie dan Park ahjumma selesai memasak, Jennie ingin menghidangkan masakannya ke piring. Tapi dia mendengar suara bel, jadi dia memilih untuk meletakkan piring dan kedepan untuk membukakan pintu.
"Ahjumma, tolong lanjutkan ini eo? Aku akan membuka pintu.", kata Jennie lalu keluar.
"Ne, nona. Akan ahjumma selesaikan.", kata Park ahjumma.
Jennie kini sedang berjalan menuju pintu, dia melupakan Bobby dan Hanbin yang akan datang.
"Siapa yang bertamu pagi - pagi seperti ini?", tanya Jennie sambil membuka pintu.
Dia terkejut karena dia melihat Bobby dan juga Hanbin yang berdiri di depan pintu. Dan seperti biasa, jika lama tidak disuruh masuk maka Bobby akan langsung masuk sebelum dipersilahkan masuk.
"Apa kau sudah selesai membuat sarapan?", tanya Bobby yang langsung melangkah masuk menuju meja makan.
Jennie masih mematung menatap Hanbin.
"Apa aku boleh masuk? Bukankah abeonim ingin bertemu denganku?", tanya Hanbin membuyarkan lamunan Jennie.
"Eo ... eo, kau boleh masuk.", kata Jennie terbata - bata.
Seletah Hanbin masuk, Jennie menutup pintunya dan berjalan kearah meja makan yang diikuti Hanbin dibelakangnya.
Entah kenapa, jantung Jennie berdetak kencang saat ini.
"Duduklah.",perintah Bobby pada Hanbin.
Lalu Hanbin duduk berhadapan dengan Bobby.
"Aku akan memanggil appa dan eomma dulu.", kata Jennie lalu pergi untuk memanggil orang tuanya.
|°•○●○•°□■□°•○●○•°|
Tidak lama, Jennie datang bersama orang tuanya. Jennie menuntun eommanya yang memang masih belum terlalu sehat.
"Eo, Hanbin-a kau sudah datang?", tanya appa Jennie setelah melihat Hanbin yang duduk dimeja makan bersama Bobby.
"Ah, ne. Annyeonghaseyo abeonim, eomonim. Aku datang bersama Bobby hyung.", kata Hanbin yang berdiri lalu membungkukan tubuhnya untuk memberi hormat kepada mertuanya itu.
"Geurae, duduklah.", kata appa Jennie.
"Ne, abeonim.", kata Hanbin lalu duduk kembali.
Jennie membantu eommanya duduk disamping bobby dan dia duduk disamping Hanbin.
Entah kenapa, jantungnya kembali berdetak kencang saat berdekatan dengan Hanbin.
"Hanbin-a, ada suatu hal yang harus kubicarakan denganmu. Maka dari itu aku menyuruh Jennie untuk menghubungimu.", kata appa Jennie pada Hanbin.
Hanbin lalu melihat kearah Jennie saat appa Jennie bilang menyuruh Jennie menghubunginya, tapi kenyataannya dia ada ditempat itu bukan karena Jennie melaikan Bobby.
Tapi, Jennie hanya menundukkan kepalanya."Tapi, karena kita sudah berada di meja makan dan makanan sudah siap maka kita sarapan dulu eo?", lanjut appa Jennie.
"Ah, ne abeonim.", kata Hanbin.
"Bro, makanlah yang banyak.", kata Bobby sambil terkekeh menggoda Hanbin yang memang sedang kelaparan dari kemarin.
"Ais, jinja.", kata Hanbin sangat pelan yang mungkin hanya Jennie yang mendengarnya.
"Ne, hyung.", kata Hanbin lalu tersenyum sangat manis kepada Bobby.
"Oppa, akan kuambilkan.", kata Jennie lalu mengambil alih piring Hanbin untuk diisi dengan berbagai macam makanan.
"Makanlah yang banyak, aku minta maaf meninggalkanmu tanpa meninggalkan makanan kemarin.", sesal Jennie, tapi dia mengucapkannya dengan nada dingin yang membuat Hanbin bingung.
Apakah ini pertanda Jennie memang benar - benar ingin bercerai?
"Eo, itu? Gwenchana.", kata Hanbin singkat.
Author POV End
.
.
TBC.Gimana part 26nya all? 😁
Jangan rame diawal aja ya, dipart-part selanjutnya tolong ramein juga 🙏
Ah iya, jangan lupa vote ya sebagai tanda kalian dukung aku. 🙏🏻
Bagi yang belom follow aku, tolong follow ya. 🙏🏻
Gomawo, all.
KAMU SEDANG MEMBACA
Saranghae Kim Hanbin
FanfictionMenikah adalah hal yang paling membahagiakan didalam hidup seseorang. Tapi tak semua pernikahan akan membahagiakan. Contoh saja pernikahan Kim Jennie dan Kim Hanbin. Mereka menikah karena suatu alasan yang disebut perjodohan. Bagi sebagian besar ora...