33

1.9K 127 3
                                    

Author POV

Setelah sarapan, keluarga Hanbinpu berkumpul di ruang santai.

"Appa, eomma, aku memiliki kabar bahagia untuk kalian.", kata Hanbin tiba - tiba.

"Kabar bahagia? Apa itu Hanbin-a?", tanya appa Hanbin.

"Jennie hamil.", kata Hanbin sambil mengusap - usap perut Jennie yang masih rata.

"Wah, jinjja? Chukhahae Jennie-ya, Hanbin-a. Eomma sangat senang mendengarnya.", kata eomma Hanbin.

"Eo, chukhahae Jennie-ya, Hanbin-a. Akhirnya appa akan memiliki cucu.", kata appa hanbin.

"Jinjja, oppa? Jadi aku akan memiliki adik dari eonni?", tanya Hanbyul lalu memeluk Jennie yang memang ada disampingnya.

"Eo, kau akan memiliki adik Hanbyul-a.", kata Jennie lalu tersenyum sambil mengusap kepala Hanbyul dengan sayang.

"Kau harus bisa menjaga Jennie, Hanbin-a. Kau harus menjadi suami siaga saat ini, karena mungkin akan sedikit merepotkan jika ibu hamil sedang mengidam.", nasihat appa Hanbin pada Hanbin.

"Ne, appa. Aku akan berusaha menjaganya dan menuruti semua permintaannya saat mengidam nanti.", kata Hanbin lalu tersenyum pada Jennie.

|°•○●○•°□■□°•○●○•°|

"Oppa, aku sedang libur akhir semester.", kata Hanbyul ditengah - tengah keasikan mereka berbincang -bincang.

Hanbyul mengode Hanbin agar mengajaknya pergi kesuatu tempat.

"Lalu?", dan dengan tidak pekanya, Hanbin bertanya.

"Ais, eomma. Anakmu menyebalkan.", adu Hanbyul pada eommanya.

"Kau juga anak eomma, Hanbyul-a. Dan kau lebih menyebalkan daripada aku.", kata Hanbin.

"Ais, sudahlah. Kalian selalu saja seperti ini jika saling bertemu.", kata eomma mereka frustasi.

"Apakah Hanbyul ingin pergi kesuatu tempat?", tanya Jennie.

"Ne, eonni.", jawab Hanbyul dengan mata berbinar - binar.

"Pergilah sendiri ketaman di belakang rumah.", kata Hanbin asal.

"Ais, shireo!", kata Hanbyul yang lagi - lagi dibuat bad mood oleh Hanbin.

"Diamlah, oppa.", kata Jennie lirih.

"Bagaimana jika ke Lotte World?", tawar Jennie.

"Wah, aku mau eonni.", kata Hanbyul.

"Oppa, tidak bisakah kau peka sedikit? Bagaimana jika anakmu kelak mengode sepertiku? Apa kau juga akan mengatakan untuk pergi ke taman dibelakang rumah? Sungguh bukan appaable sekali.", sindir Hanbyul pada Hanbin.

"Ais, jinjja. Appa, mulut anakmu sangat pedas.", adu Hanbin pada appanya.

"Kau lihat kan, Jen? Suamimu sangat kekanakan.", kata appa Hanbin pada Jennie.

"Ne, abeonim. Hanbin oppa memang sangat kekanakan.", kata Jennie sambil terkekeh.

"Yak! Chagiya, aku tidak seperti itu.", perotes Hanbin.

"Tidak seperti itu bagaimana? Jelas - jelas kau memang begitu, oppa. Dewasalah sedikit, kau sudah menjadi calon appa sekarang.", kata Hanbyul.

"Sudah Hanbyul-a.", perintah eommanya.

"Kajja, oppa. Kita pergi ke Lotte World.", ajak Jennie.

"Tapi, Jen ....", belum sempat Hanbin protes, Jennie sudah memotongnya.

"Kali ini bukan hanya adikmu yang ingin kesana oppa, tapi anakmu juga.", kata Jennie berbohong.

"Huft, benarkah?", tanya Hanbin yang dibalas anggukan oleh Jennie.

"Ingat Hanbin-a, kau harus menjadi suami siaga. Hal seperti itu bisa juga disebut dengan mengidam.", nasihat appanya.

"Ah, ne appa. Baiklah, ayo kita siap - siap.", kata Hanbin lalu bangkit menuju kamarnya lebih dulu.

"Eonni, apa adik di dalam perutmu memang benar ingin ke Lotte Wolrd?", tanya Hanbyul polos.

"Aniyo.", kata Jennie.

Lalu, semua yang ada di ruang santaipun tertawa.

"Gomawo, eonni. Karenamu, aku bisa berlibur bersama oppa setelah sekian lama.", kata Hanbyul, lalu memeluk Jennie dan dibalas dengan Jennie yang juga memeluk Hanbyul.

|°•○●○•°□■□°•○●○•°|

Dan setelah mereka bertiga sudah siap, mereka berpamitan pada orang tua Hanbin.

"Eomma, appa ... kami pergi dulu.", pamit Hanbin lalu pergi lebih dulu menuju mobil.

"Eo, bersenang - senanglah.", kata eomma Hanbin.

"Eo, eomma ... annyeong.",kata Hanbyul.

"Ne, eomonim ... abeonim. Kalau begitu kami pergi dulu.", pamit Jennie.

"Eo, hati - hatilah dijalan.". kata appa Hanbin.
Dan mereka bertiga akhirnya pergi untuk berlibur.

Ketika di Lotte World, Hanbyul sedang menaiki wahana sendirian sedangkan Hanbin dan Jennie menunggunya.

"Jen.", panggil Hanbin.

"Hem?", dehem Jennie.

Dia sedang fokus melihat Hanbyul yang sangat bahagia.

"Kau ingat dengan surat yang kau tulis?", tanya Hanbin.

Tiba-tiba Jennie menatap Hanbin karena terkejut.

"A ... ah, itu? Lupakan saja, itu tidak penting sekarang.", kata Jennie.

Dan Hanbinpun tersenyum menanggapi ucapan Jennie.

"Benarkah? Aku bahkan masih menyimpannya di laci nakas. Dan aku ingin membahas beberapa kalimat yang ada dalam surat itu.", kata Hanbin.

"Eo? Benarkah kau masih menyimpannya? Memang apa yang ingin kau bahas mengenai isi surat itu?", tanya Jennie yang mengalihkan pandangannya pada Hanbyul lagi.

"Kau ingin memiliki anak yang mirip sepertiku?", tanya Hanbin.

"Eo ... eo ... eo, aku ingin memiliki anak yang mirip denganmu.", kata Jennie sedikit malu.

"Kau akan mendapatkannya, dia akan mirip sepertiku.", kata Hanbin sambil mengusap perut Jennie yang masih rata.

Jenniepun hanya bisa tersenyum menanggapi ucapan suaminya itu.

"Gomawo, kau sudah mau mengandung anakku.", lanjut Hanbin.

Lalu dengan tiba - tiba Hanbin mencium Jennie ditempat seramai itu.

Author POV End
.
.
The End.

Gimana part 33nya all? 😁
Gak kerasa udah tamat aja ya hehe.. 😅
Ah iya, jangan lupa vote ya sebagai tanda kalian dukung aku. 🙏🏻
Bagi yang belom follow aku, tolong follow ya. 🙏🏻
Gomawo, all. 🙏

Saranghae Kim HanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang