Part 24. Dinner

2 4 1
                                    

Sambil menyiapkan makan malam, Shiho tidak dapat menyembunyikan senyumannya saat mengingat obrolannya dengan Rin tadi.

Karin Angkawibawa

Anak kedua dari dua bersaudara. Biasa dipanggil dengan nama Rin. Kuliah di Bandung, tingkat dua jurusan Management. Walaupun masih kuliah, sudah ikut membantu usaha orang tuanya.

Kakak laki-lakinya bekerja di Jepang. Sejak kecil, Rin sudah diajarkan bahasa Jepang mengingat ayahnya adalah orang Jepang. Itulah alasan mengapa Rin sangat fasih dalam bahasa Jepang.

Walaupun fasih bahasa Jepang, ini adalah pertama kalinya Rin di-izinkan liburan sendiri ke Jepang.

Itu-pun karena bantuan dari kakaknya yang berjanji akan menjaga Rin selama dia berkunjung ke Jepang.

Rin paling suka dengan yang namanya peach. Segala hal yang berhubungan dengan peach, akan menjadi makanan favorit-nya.

Lamunan Shiho buyar ketika suaminya, Akashi pulang dari kantor.

Pintu depan terbuka dan Akashi pun masuk dengan jas yang sudah dipegang di tangan kirinya.

Sambil melepas ikatan dasi, Akashi berjalan ke arah meja makan untuk menyapa istri dan anaknya yang sudah berkumpul untuk makan malam.

Raut wajah Akashi yang awalnya senang, seketika berubah 180 derajat ketika melihat Rin juga ada di sana sedang berdiri dan membungkuk untuk memberi hormat kepadanya.

Melihat hal tersebut, Akashi pun ikut memberi hormat sebentar dan melirik ke Shiho menggunakan kontak mata untuk mengetahui siapa anak perempuan di depannya.

Shiho menjelaskan bahwa Rin adalah calon menantu mereka yang dibawa Arata untuk diperkenalkan kepada mereka.

Berbeda dengan Shiho, Akashi terlihat tidak begitu senang menyambut kehadiran Rin di rumahnya.

Apalagi Arata terlihat begitu perhatian dan cinta mati kepada Rin. Akashi sangat tidak suka melihat kedekatan Rin dengan anaknya.

Sehingga acara makan malam yang harusnya menyenangkan berubah menjadi mencekam karena aura yang dikeluarkan oleh Akashi.

Disela acara makan malam, Arata berusaha mencairkan suasana dengan topik yang disukai ayahnya, bisnis.

Tapi, rencana itu gagal karena Akashi lebih tertarik untuk mencari tahu informasi lebih dalam mengenai Rin.

Tapi, rencana itu gagal karena Akashi lebih tertarik untuk mencari tahu informasi lebih dalam mengenai Rin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Orang tua kamu kerja-nya apa?" Tanya Akashi saat mengambil lauk di depannya.

"Papa seorang wiraswasta, dan mama seorang ibu rumah tangga" jelas Rin.

"Wiraswasta? Bagian apa?" Selidik Akashi

"Bagian makanan" jawab Rin tetap tenang.

Acara tanya jawab berlangsung cukup lama, bagaikan interview kerja. Dan dari percakapan yang itu, Akashi semakin yakin bahwa Arata tidak boleh menjalin hubungan dengan Rin.

Selain menjalin hubungan jarak jauh itu rumit, Arata juga belum mengenal orang tuanya, dan yang pasti... keluarga Rin itu tidak sebanding dengan keluarganya.

"Gw pemilik perusahaan besar, Ichinose.,Inc. Dan Arata akan menjadi pewaris perusahaan ini nantinya. Masa calon istrinya hanya orang biasa?" Batin Akashi yang sedang berperang sendiri.

"Ayo, kuenya dimakan dulu. Btw, ini Rin yang beliin loh. Ada rasa favorit Akashi nih, Macchiato" sodor Shiho untuk mencairkan suasana dan membantu Rin mendapatkan poin plus di mata Akashi.

Melihat kue yang ada di depannya, Akashi jadi teringat tentang Arisa.

"Katanya tadi kamu ketemu Arisa di toko kue ya? Kenapa ga sekalian kamu ajak dia ke sini? Dia kan tunangan kamu, Arata." Ujar Akashi sambil melirik Rin.

Rin pun tersedak ketika mendengar kalimat tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rin pun tersedak ketika mendengar kalimat tersebut. Dengan segera Shiho memberikan tissue yang ada di sampingnya dan menenangkan Rin.

Akashi yang dipelototi Shiho hanya menggedikkan bahu seolah tidak melakukan kesalahan tadi.

"Pa, aku sama Arisa kan tidak ada hubungan apa-apa. Lagi pula perjodohan yang papa paksakan itu kan batal karena aku tidak ada perasaan sama sekali ke Arisa. Dan Arisa pun mengaku bahwa dia sudah punya pasangan yang disukainya." Ucap Arata sambil menahan emosi.

Akashi semakin senang melihat Rin yang tidak nyaman dengan ucapannya tadi. Dan muncullah ide-ide menarik di kepala Akashi untuk memisahkan Arata dan Rin.

Sekian ceritaku hari ini. Jangan lupa vote dan comment ya. See ya 🍰

My DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang