Setelah menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi dan tidak ada lagi kesalahpahaman, Arata pulang ke rumah dengan perasaan tenang dan bahagia.
Tenang karena Rin dapat mengerti apa yang terjadi dan tidak mengambil pusing mengenai hal tersebut.
Dan hal yang membuat Arata bahagia adalah Rin mau mengajaknya untuk bertemu dengan orang tuanya.
Sungguh kejadian yang tidak terduga memang, karena pagi ini orang tua Rin akan datang ke Jepang untuk menghadiri sebuah acara penting.
Jadi, sekarang ini Arata sudah berada di Kansai International Airport bersama Rin untuk menjemput orang tua-nya.
Tepat jam 9 pagi, orang tua Rin keluar dari pintu kedatangan dan menghampiri kami yang berada persis di bagian paling depan area tunggu.
Begitu melihat ada cowok yang berada di samping anaknya, papa Rin dengan langkah lebar sudah berada di depan Arata.
"Oh...ini dia anak yang berani mengambil hati anak saya" ujar papa Rin sambil pura-pura marah.
Sedangkan mama Rin hanya menyenggol ringan pinggang suaminya dan menyapa gw dengan hangat.
"Buset... papa-nya Rin ga bisa akting banget 😅😅 masa mau marah tapi senyum-senyum gitu waktu meneliti gw dari ujung kepala sampai ujung kaki? 🤣🤣" ucap Arata dalam hati.
"Salam kenal, Pa. Saya Arata, calon menantu papa" ceplos Arata.
"Papa....papa.... baru juga ketemu udah main papa-papa aja kamu!!! Tapi saya suka sih 🥰 sini!! Saya bantu kamu buat kartu keluarga dengan anak saya" rangkul papa Rin.
Rasanya...saat itu juga gw melayang ke langit sangking senangnya! 💘❤ ini berarti keluarga Rin setuju kalau gw menjadi pendamping hidup anaknya. Cihuyyy...
"Berarti saya sudah resmi dong pa jadi menantu papa sama mama?" Tanya Arata tanpa malu-malu ke orang tua Rin.
"Ooo tidak semudah itu Ferguso!" Jawab papa Rin dengan muka lucu.
"Maaf pa, tapi nama saya Arata.. bukan Ferguso" jawab Arata polos.
"Kamu ga bisa diajak bercanda nih... ga seru ah.. batal saya angkat kamu jadi menantu saya" jawab papa Rin sambil keluar bandara meninggalkan Arata.
Sadar bahwa dirinya ditinggal, Arata segera menyusul keluarga Rin dan meluruskan ke-garink-annya tadi.
Mama Rin tidak banyak bicara dengan dalam hal ini. Menurut Arata, mama Rin lebih mengamati personality Arata dalam diam.
Mengetahui hal tersebut, Arata tetap bertindak seperti biasa...tanpa ada yang dilebihkan atau ditutup-tutupi.
Di saat yang bersamaan, Arata merasa malu dengan sikap papa-nya kemarin yang begitu memandang status seseorang.
Arata hanya berharap pembicaraan dengan papa-nya kemarin malam dapat mengubah mindset papa-nya mengenai pasangan hidup yang akan Arata pilih.
"Arata... kamu mau ikut kami makan siang bersama?" Tanya mama Rin.
"Mau dong ma" jawab Arata sambil membantu orang tua Rin membawa koper ke arah MRT.
Begitu sampai di hotel tempat Orang tua Rin menginap, papa Rin meminta Arata dan Rin untuk ke restaurant terlebih dahulu.
Sesampainya di restaurant, pelayan di sana menanyakan berapa jumlah orang yang akan makan untuk menentukan meja mana yang akan diberikan.
"Meja untuk 5 orang" jawab Rin kepada pelayan restaurant.
Pelayan tersebut segera menunjukkan meja yang akan digunakan dan memberikan menu untuk dilihat terlebih dahulu.
"Rin, bukannya yang makan cuman 4 orang ya? Papa, mama, lu dan gw?" Tanya Arata.
"Lihat saja nanti" jawab Rin misterius.
Siapakah orang kelima yang akan makan bersama mereka? Hohoho nantikan kelanjutannya 😆
Sekian ceritaku hari ini. Jangan lupa vote dan comment ya. See ya 🎉
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny
RomanceKrist Ketika orang yang kita cintai ternyata memiliki perasaan yang sama dengan kita..itulah perasaan yang paling membahagiakan. 🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺 Rin MENCINTAI atau DICINTAI? pilihanku adalah DICINTAI... WHY? Karena jika kita beran...