Andra -7

177 9 2
                                    

Andra dan kawan kawannya duduk di salah satu bangku kosong yang ada di kantin sekolah. Sorot mata elang cowok itu tak pernah lepas dari gerak gerik gadis  yang tengah duduk tak jauh dari dirinya. Gadis itu sedang menikmati minuman yang ada di hadapannya dan sesekali bercanda gurau dengan gadis lain disampingnya.

"Rann manis banget.." celetuk Andra pelan, nyaris tidak terdengar. Tapi teman disampingnya tak sengaja mendengar ucapan Andra barusan.

"Ngomong apa Lo? Manis banget? Siapa yang manis ha?" Tanya beruntun Gilang, teman Andra. Untung saja kata awal yang Andra ucapkan tidak terdengar olehnya. Kalau saja Gilang mendengar kata Rann, sudah dipastikan bahwa Gilang akan ember kesemua orang kalau Andra diam-diam naksir cewek. Oh tidak!!

"Apaan? Gak, eh.. itu loh jus mbak sari kayaknya enak manis juga kan?" Elaknya memberi alibi.

"Iyaa gue setuju sama Lo, panas-panas gini enaknya minum jus bikinan mbak sari!!" Seru Juna membenarkan ucapan Andra kalau jus buatan mbak sari memanglah enak dan manis. Akhirnya Andra lega karena masih ada yang mempercayai alibinya itu.

"Tapi tadi gue lihat Lo mandang kesana, trus bilang manis" ucap Gilang, masih keukuh rupanya dengan pendapat yang ia miliki.

"Lo naksir cewek di kantin ini?" Selidik Reno memicingkan matanya kearah Andra.

"Apaan kalian, gak ada cewek yang gue suka!" Jelas Andra, akan tetapi hati kecil nya menolak perkataannya barusan.

"Iya juga sih, Andra kan dingin sama perempuan" kata Juna, membela Andra. Sungguh Juna teman ter-debest hari ini.

"Mungkin gue salah mengartikan, kali ya?"  Lanjut Galang. Dan mendapat anggukan dari Andra.

"Kagak ada yang pesen makan nih?" Andra mulai membahas topik lain untuk menetralkan keadaan.

"Pesen dong, lo yang pesenin. Males gue ngantri panjang kek gitu" Jawab Reno yang diikuti anggukan setuju dari teman-teman yang lain.

"Kalau Andra yang pesen, pasti mbak-mbak kantin langsung duluin pesanannya. Secara Andra kan tampan dari orang tampan" ucap Juna. Memang benar sih mbak-mbak kantin akan mendahulukan dirinya, tapi meskipun begitu sebenarnya Andra sangat malah berjalan menuju stand penjual makanan.

Andra terpaksa memesankan pesanan mereka bertiga beserta dirinya. Kalau bukan agar ia tidak disudutkan lagi, Andra  tidak akan mau berjalan dan menerobos desakan orang-orang seperti ini. 3 menit berlalu, Andra kembali membawa makanan juga minuman yang dipesan. Mereka berempat makan dengan tenang tanpa gangguan. Sampai bel masuk pelajaran selanjutnya berbunyi.

🌼🌼🌼

Pulang sekolah, Rann berjalan gontai menuju gerbang sekolah. Hari ini ia tidak dijemput oleh kakaknya, dan sialnya kenapa tadi ia menerima tawaran Zudith untuk berangkat bersama.

"Sial!! Dasar Abang Zudith tega bener dah, nawarin bareng tapi gak di jemput. Gue kan males kalau naik angkot sendirian, nanti kalau ada yang jahat gimana?" kesal Rann, matanya tak sengaja melihat kaleng bekas di depannya kini. Lalu ia menendang kaleng bekas itu untuk melampiaskan kekesalannya.

"Busett! kaleng siapa nih woy?" teriak seseorang di sebrang sana.

"Eh maaf kak, gue gak sengaja. Tadinya mau nendang ke sana tapi kena kakak" ujarnya menyesal.

"Wih adik kelas ya.. gak apa-apa kok, mau lo lempar dengan sengaja gue juga ikhlas" Jawab kakak kelas yang tidak diketahui namannya itu. Dilihat dari tampangnya seperti jamet dijalan, iuh gak banget.

Cowok tadi berjalan mendekati Rann. Rann yang takut refleks mundur beberapa langkah. Ingin sekali ia berlari, tapi kakinya tidak mengabulkan keinginannya.

"Bareng gue ya, lo gak ada yang jemput kan?" Tawar cowok itu dengan wajah mesumnya.

"Gak perlu kak, makasih" tolak Rann halus, tapi juga tegas.

"Ayolah cantik" paksa cowok itu hampir menyentuh tangan Rann. Tapi sayang tangan cowok itu ditepis kasar oleh seseorang di samping Rann kini. Sehingga cowok itu hanya diam tak berkutik.

"Dia pulang sama gue, lo jangan ganggu dia lagi!" Ucap Andra kepada cowok dihadapannya.

"Oh yaudah" balas cowok itu cuek. Sepertinya ia takut kalau harus berurusan dengan Andra. Maka ia memilih untuk pergi dari sana setelah mengatakan itu.

Kini tinggalah Andra dan Rann yang berada di gerbang sekolah. Sekolah cukup sepi karena semua orang sudah pulang dan hanya ada beberapa anak yang ada di lapangan untuk ekstra kurikuler voli. Cowok itu menarik tangan Rann menuju motornya yang terparkir di parkiran sekolah.

🌼🌼🌼

Sebelum next ke part selanjutnya
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian yaa
Tencuu😚

Salam Author
Fira

ANDRA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang