Matahari belum sempurna menampakan diri, mungkin ia enggan keluar karena masih nyaman dengan posisinya saat ini. Jam menunjukan pukul 5 pagi. Suara ayam milik tetangga sudah bernyanyi sedari tadi.
Bulu mata lentik milik Andra berlahan bergerak diikuti terbukanya mata cowok itu. Ia bangun dari tidurnya dan duduk di pinggiran ranjang.
Tubuhnya mulai oleng akibat rasa sakit di kepalanya yang tiba-tiba datang, ditambah perutnya seperti dicabik-cabik oleh benda tajam beribu-ribu kali. Sangat sakit. Ia tak kuasa menahan rasa sakit itu.
Langkahnya sangat berat, ingin berjalan menuju kamar mandi untuk ambil wudhu saja ia tidak bisa. Di pejamkan matanya beberapa detik, guna untuk menghilangkan rasa sakit itu. Setidaknya sakit di kepalanya saja yang hilang, itu sudah lebih dari cukup untuk saat ini. Namun rasa sakit itu malah menjadi-jadi.
Tubuh Andra tersungkur ke lantai saat hendak berdiri. Gelas kaca berisi air tak sengaja di senggolnya hingga pecah.
'Prangg!!'
Bersamaan dengan itu mata Andra tertutup berlahan. Yang dirasakannya saat ini hanyalah gelap, sakit di kepala serta perut dan ditambah serpihan pecahan kaca yang pecah mengenai tangannya.
"Astagfirullah Andraa!!"
🌼🌼🌼
Di lorong kelas, semua murid melirik risih mendengar suara pekikan kedua cewek yang berjalan saat ini. Pagi mereka terganggu karena suara Cacha dan Rann yang bisa dibilang menggatalkan telinga itu.
"CHACHAAA!! tungguin gue dongg, kalau jalan jangan cepet-cepet kenapa sih!!" Cerocos Rann di sepanjang lorong.
"Lemot banget sih jadi orang!! Cepat sedikit elahh jangan lama-lama, gue belum ngerjain PR nihh" Kesal Cacha, tapi tak pelak ia memperlambat langkahnya untuk menunggu Rann di belakang.
Mereka berdua berjalan bersama memasuki ruang kelas dan duduk di kursi masing-masing.
Seperti biasa, suasana kelas sangat ramai sebelum bel tanda masuk berbunyi. Sebagian murid mengerjakan tugas rumah yang belum mereka selesaikan, seperti Cacha contohnya. Ada yang merumpi, dan ada juga yang memilih untuk tidur daripada harus mengeluarkan kata-kata yang ujung-ujungnya bikin capek dan banyak dosa.
'kringggg'
Bel masuk pun berbunyi, seorang guru laki-laki masuk dan memulaikan pelajaran pada hari itu.
🌼🌼🌼
Jam istirahat tiba, waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang disekolah. Rann, Cacha dan Dafa berjalan keluar kelas menuju kantin bersama-sama.
Mereka duduk disalah satu meja yang ada di kantin sekolah. Setelah memesan makanan dan minuman, sambil menunggu pesenan datang mereka sempat mengobrol tentang beberapa hal.
Disisi lain, Rann tidak memperhatikan obrolan antara Cacha dan Dafa saat ini. Matanya memandang ke arah meja tempat biasa Andra dan sahabatnya ngantin.
Tapi dilihatnya hanya ada Gilang, Juna, dan Reno saja. Andra kemana? Seketika beberapa pertanyaan muncul di pikiran Rann saat ini.
Awalnya Rann merasa gengsi untuk ke meja tempat sahabat-sahabat Andra berkumpul, tapi apa boleh buat rasa kepo nya sangat tinggi dibanding rasa gengsi nya.
Ia berdiri memberanikan untuk bertanya ke mereka. namun cekalan tangan dari seseorang membuatnya harus berhenti.
"Mau kemana?" Tanya Dafa
"Kesana bentar" Ucap Rann, sembari menunjuk ke arah meja sahabat-sahabat Andra berkumpul.
"Ngapain coba?" Bingung Dafa tak mengerti. Sahabat satunya ini benar-benar kepo tingkat dewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANDRA [COMPLETED]
Teen FictionCERITA INI MASIH DALAM MASA PERBAIKAN⛑️🛠️ Ada beberapa kata dan kejadian yang aku perbaiki. Supaya lebih rapi dan gak bikin sakit mata😄 __________________ 🖤🖤🖤___________________ Mencintai seseorang tidak harus tergantung dengan berapa lama kita...