Part 30

6K 193 5
                                    

Aku merindukanmu. Bukan berarti aku harus kembali denganmu
Rahayup7

"Mau kemana lo?!!" Denis berteriak ketika Eccha langsung meninggalkannya pergi entah kemana.

Ia tak tinggal diam, ia pun langsung berlari menyusul Eccha yg sudah jauh didepan.

Eccha tak tahu kemana tempat yg akan dituju. Ia hanya mengikuti langkah kakinya yg terus berlari. Air matanya pun masih mengalir deras, seakan akan tak mau berhenti. Akhirnya ia berhenti pada taman belakang sekolah. Dimana itu adalah tempat favoritnya untuk menenangkan diri.

Denis masih berlari. Langkahnya pun terhenti ketika melihat sosok yg ia ikuti sedang duduk dikursi taman. Dirinya pun melangkahkan kakinya mendekati sosok tersebut.

"Lo kenapa?" tanya Denis sembari mendudukan dirinya disamping Eccha.

Eccha hanya menangis dan tak menjawab pertanyaan yg Denis lontarkan.

"Ada masalah apa Cha?" tanya Denis lagi. Sebenarnya ia bukan tipe cowo perhatian. Dan ia sangat malas jika harus menghadapi kondisi seperti ini.

Eccha masih setia menutup mulutnya. Air matanya masih mengalir  dengan sedikit isakan disana.

"Lo kenapa sih Cha?! " Denis memegang pundak Eccha untuk melihatnya. Ia masih menangis.

"Cha, ada masalah apa?!!  " tanyanya lagi tak putus asa dengan nada meninggi.

"Lo gak perlu tau!!" jawab Eccha dengan bentakannya.

"Oke. Setidaknya lo izinin gue buat nemenin lo" ucap Denis pasrah. Ia tak tega jika harus meninggalkan Eccha sendiri.

Mereka pun terdiam, keheningan menyapa mereka. Mereka bermain dan berimajinasi dengan pikiran mereka masing masing.

Dalam pikiran Denis hanya ada materi dan prestasi. Ia hanya memikirkan bagaimana cara untuk menghadapi UN yg segera menanti. Hal pertama yg menjadi motto hidupnya adalah prestasi. Cinta? Lupakan saja.

Sedangkan dalam pikiran Eccha hanya ada bagaimana cara untuk bisa kembali bersama Ilham. Dirinya sungguh sangat merindukan Ilham dengan semua kenyamanan yg pernah ada.

**

Hari telah berganti. Kejadian kemarin? Lupakan saja seakan akan tak pernah terjadi.

"Cha, lo disuruh keruangannya Pak Hendi sekarang" ucap seorang siswi kepada Eccha.

Eccha yg sedang asik membaca pun segera menutup bukunya dan melangkahkan kakinya ke ruangannya Pak Hendi selaku kepala sekolah.

Tak membutuhkan waktu lama bagi dirinya untuk sampai ke ruangan tersebut. Kini dirinya pun telah sampai di depan pintu.

"Permisi" ucapnya sembari memasuki ruangan tersebut.

"Sini nak, duduk" jawab seorang pria paruh baya.

"Ada apa yak pak?" tanya Eccha sembari duduk dikursi depan pria itu. Yap, siapa lagi kalo bukan Hendi Adipta selaku kepala sekolah dan ayahnya Ilham.

"Jangan formal. Panggil aja ayah, disini ayah mau menjelaskan tentang Ilham" jelasnya.

"Apa kita tidak salah tempat jika harus membahas urusan pribadi disini. Saya hanya murid biasa, sedangkan bapak adalah kepala sekolah" ucap Eccha yg hatinya sudah mulai perih.

"Ayah tau nak bagaimana perasaanmu. Maka dari itu, ayah mau menjelaskannya padamu" sahut Ayah.

"Bukannya semuanya sudah jelas yak?" jawab Eccha dengan senyum mirisnya.

"Hm. Ilham ke London itu karna Ayah. Bukan sepenuhnya keinginan Ilham. Ayah hanya ingin yg terbaik untuk Ilham" jelasnya pada Eccha.

"Jika memang itu yg terbaik buat Ilham. Berarti itu juga yg terbaik buat saya" jawab Eccha yg hatinya sudah terluka.

"Ilham sayang kamu. Ayah harap kamu bisa menerima ini semua" ucap beliau.

"Saya  permisi" Eccha pergi menjauhi ruangan tersebut. Dirinya sudah tidak tahan dan muak dengan semua yg berhubungan dengan Ilham. Ya walaupun dirinya berharap bisa mersama Ilham.

Dirinya langsung memasuki kelas dengan wajah kusutnya. Vina yg melihat itupun langsung heran dengan mood sahabatnya ini.

"Lo dari mana?" tanya Vina heran

"Ruang kepsek" Eccha menjawab apa adanya.

"Kenapa kasus apa lo?! " Vina terkejut dibuatnya.

"Ilham" balas Eccha singkat

"Hah? Lo nemuin kepsek cuma buat bahas Ilham? Unfaedah banget sih Cha. Kek gak ada kerjaan lain aja" Vina yg sewot

"Emang" jawabnya malas.

Apakah ia salah jika merindukan Ilham? Apakah ia salah jika mengharapkan Ilham? Apakah ia salag jika ia menginginkan Ilham kembali? Apakah ia salah jika ingin bersama Ilham? Apakah ia salah jika ia berusaha melupakan Ilham?

#-#-#-#-#-#

Aaaa pendek. Ini juga udah ilang dua kali. Aaaa benci.

Pendek ya pendek
Ah pendek
Gak ada 1k kata
Pengen nangis boleh gak sih?

Yah si Pak Hendi kuker ngomongin si Ilham

Ngomongin gue?  - Ilham

Yeuu pede tingkat dewa lo - author

Denis cocok atuh sama Eccha - author

Kaga. Dia cuma buat gue - Ilham

Sono lo kantongin, kaga pake Denis. Diiket -author

Eits, emang si Eccha makanan warteg apa yg dibungkus terus diiket? - Ilham

Au ah - author

Happy Reading
Thanks for readers
Next part

Love You KETOS  [Completed] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang